|
Kamis, 11 Agustus 2011
Semua Anda Ingin Tahu Tentang Gaya Barat Busana Islam
Gaya Barat pakaian Islam terlihat jauh seperti pakaian barat konvensional, kecuali bahwa mereka telah disempurnakan dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan kesopanan dari perempuan Muslim. Oleh karena itu, variasi khas pakaian Islam tradisional sesuai selera barat dan kepekaan akan mencakup panjang dan atasan blus, rok panjang, jas lap, celana longgar dan celana panjang, gaun, pantsuits dll Jika Anda tertarik untuk mendapatkan gaya kualitas tinggi barat pakaian Islam , Anda dapat mengunjungi setiap toko pakaian grosir Islam secara online. Ada banyak pilihan yang tersedia untuk Anda tak terhitung. Perbedaan dari pakaian barat lainnya Ada kondisi tertentu ketika datang ke jenis pakaian Islam barat. Sementara rok panjang dan blus longgar bisa menghitung sebagai pakaian Islam, jika rok memiliki potongan atau celah dan menggunakan kain tipis, tidak akan dihitung sebagai sebuah pakaian Islam sama sekali. Biasanya, sulit untuk mendapatkan jenis seperti pakaian kebarat-baratan yang memenuhi tuntutan Islam. Oleh karena itu, metode terbaik adalah untuk mengunjungi sumber online grosir, yang melayani khusus untuk pakaian Islam. Jika tidak, Anda juga dapat menyesuaikan rok kebarat-baratan normal atau pakaian sesuai kepekaan Islam. Jenis perempuan Muslim yang mengenakan pakaian seperti Kelompok pertama perempuan Muslim yang akan memilih untuk memakai pakaian Islam di Barat akan ditata wanita barat yang telah masuk Islam. Perempuan tersebut akan lebih memilih untuk tetap dalam zona kenyamanan mereka sendiri dan dengan demikian memilih pakaian dengan potongan barat dan desain, namun sesuai dengan kepekaan Islam. Kelompok besar kedua perempuan Muslim yang ingin mengenakan pakaian tersebut mereka yang Muslim oleh kelahiran namun dibesarkan di negara-negara kebarat-baratan. Jadi, perempuan seperti ingin mengubah gaya mereka pakaian Islam yang sesuai dengan selera dan fashion barat. Oleh karena itu, selendang tipis mungkin berubah menjadi kain lebih padat. Semua variasi ini dapat ditemukan di toko-toko yang menjual syal grosir untuk komunitas Muslim. Sebagai contoh, Hijab Turki lebih kebarat-baratan dibandingkan dengan jilbab konvensional meskipun sangat sesuai dengan sentimen Islam. Jenis ketiga dari perempuan Muslim adalah mereka yang telah berimigrasi ke negara-negara Muslim tetapi dibesarkan di barat. Untuk beberapa wanita yang bekerja di organisasi profesional, mereka harus melangkah keluar dari pakaian Islam konvensional dan mengadopsi gaya yang lebih kebarat-baratan sebagai cocok untuk tempat kerja. Jenis keempat wanita Muslim yang suka memakai pakaian gaya barat Islam Muslim sangat kaya yang tinggal di Pakistan. Jadi, perempuan seperti mengenakan kemeja dan celana, dan pakaian kameezes shalwar lainnya seperti jeans, activewear seperti yang ditemukan di pusat kebugaran untuk perempuan, pantsuits dalam luka yang elegan dan desain. Ada toko khusus, yang menjual pakaian modis Islam grosir dan mengunjungi toko-toko tersebut adalah ide yang baik jika Anda ingin variasi. Ada banyak gaya yang berbeda untuk memilih bahkan dalam bidang pakaian sederhana. Seperti pakaian Islam terus berkembang dan mengadopsi kepekaan lebih kebarat-baratan, kita akan segera melihat desain lebih elegan banyak, pemotongan dan gaya bagi perempuan Muslim di seluruh dunia.
Label:
Gaya Hidup,
Gaya Hidup Muslim,
Ragam
Dapatkah Jilbab Penyebab Rambut Rontok? Find Out Now!
Banyak wanita Muslim mengeluh bahwa memakai jilbab membuat rambut rontok mereka. Mengingat fakta bahwa ini adalah keluhan umum dan bahwa menahan diri dari perempuan Muslim mengenakannya karena kebotakan, ada beberapa hal yang harus dilakukan tentang hal ini. Jilbab sangat ketat Jika Hijab yang dikenakan terlalu ketat di sekitar kepala, bisa menyebabkan kerontokan rambut dengan mudah. Jika Anda mengenakan kerudung, harap ingat bahwa Anda tidak perlu mengikatnya terlalu erat, seolah-olah itu adalah penjara bagi keamanan rambut Anda! Banyak wanita melakukan kesalahan ini dan ini menyebabkan sejumlah besar rambut rontok. Tidak hanya akan Anda kehilangan rambut ketika Anda mengenakan pakaian seperti jilbab Islam sangat ketat, tetapi Anda juga akan memiliki sakit kepala mengerikan. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah untuk memakai underscarf lebih besar. Jika Anda memiliki kepala yang lebih besar dan volume rambut lebih, underscarf kecil tidak akan bekerja untuk kasus Anda dan karenanya Anda akan perlu membeli syal besar. Ada banyak toko, yang menjual jilbab grosir dan toko-toko adalah tempat yang tepat untuk menemukan ukuran yang tepat dari underscarf untuk tujuan Anda. Anda bisa memeriksa setiap online sumber grosir, yang menjual jilbab. Alternatif lain adalah untuk mengenakan jilbab agak longgar. Jika tidak, Anda bisa berinvestasi dalam Hijab, yang memiliki bahan melar di dalamnya. Setelah Anda beralih ke alternatif seperti itu, Anda akan menyadari bahwa rambut segera Anda tidak lagi jatuh dan Anda merasa lebih nyaman memakai jilbab Anda juga. Rambut kering Kadang-kadang, penyebab rambut rontok mungkin lebih mendasar seperti masalah dengan rambut, bukan kesalahan Hijab Anda. Menggunakan minyak seperti minyak kelapa atau minyak zaitun akan membantu melembabkan rambut Anda dengan baik. Menggunakan pelembab kondisioner pada rambut setelah keramas juga bekerja dengan baik. Hairstyles Jika rambut Anda panjang, Anda tidak ingin menjaga rambut ujung dekat Hijab ujung kain. Hal ini karena dapat menyebabkan gesekan yang tidak perlu dan mengakibatkan hilangnya rambut. Sebaliknya, memakai rambut Anda dalam gaya rambut seperti gulungan Prancis, disanggul, jalinan dll dan dengan cara ini Anda dapat menjaga rambut Anda dari jatuh dari Hijab itu. Namun, pastikan untuk mengeringkan rambut Anda benar-benar sebelum Anda mengikatnya menjadi sanggul atau roll Prancis. Membuat gaya rambut seperti dengan rambut lembab atau basah hanya akan mengakibatkan kerontokan rambut lebih, belum lagi rambut lainnya yang berhubungan dengan masalah. Jenis bahan Jenis bahan yang digunakan dalam Hijab juga dapat membuat perbedaan dalam rambut rontok. Jika Anda membeli syal sutra untuk jilbab Anda, ini bekerja terbaik dalam mencegah rambut rontok. Bahan-bahan seperti sutra mencegah gesekan antara Hijab dan rambut, sehingga mencegah kerontokan rambut. Bahan sintetis yang digunakan dalam jilbab tidak sehat untuk rambut Anda, tidak memungkinkan udara yang cukup untuk rambut untuk bernafas dan menyebabkan rambut rontok bahkan lebih. Selalu mendekati sumber grosir pakaian online terkenal Islam untuk mendapatkan kualitas bahan jilbab yang terbaik.
Jilbab: Melihat ke dalam Dress Code disyaratkan oleh Budaya Islam
Jilbab adalah bagian sangat penting dari pakaian Islam. Muslim benar-benar menjual potongan-potongan ini kepada orang lain dalam budaya yang sama. Hal ini menyebabkan konseptualisasi bisnis online yang menawarkan jilbab murah untuk siapa saja yang membutuhkannya. Tapi selain belajar tentang bisnis ini menguntungkan, ada hal-hal lain yang layak mengambil catatan tentang produk ini. Jilbab didefinisikan dalam dua cara. Pertama, mereka dikenal sebagai jenis pakaian tradisional yang dikenakan oleh perempuan dalam komunitas Muslim. Selanjutnya, juga dapat disebut sebagai satu set gaya sederhana dalam pakaian seperti yang diamati oleh seluruh budaya muslim. Berasal dari istilah Arab, jilbab secara harfiah diubah menjadi terjemahan bahasa Inggris seperti "tirai untuk menutupi atau tempat penampungan" atau "penutup untuk jilbab". Ini mungkin akan memberi Anda gambaran tentang bagaimana jilbab terlihat seperti. Gaun kode diikuti oleh perempuan mengenakan jilbab Siapapun sebenarnya dapat membeli jilbab. Beberapa non-Muslim dapat menggunakan potongan-potongan ini sebagai syal terutama jika mereka melihat versi modern di pasar. Namun, sebelum Anda pernah mencoba untuk memakai jilbab modern, Anda harus melihat ke dalam interpretasi dress code berikut: 1. Tradisional interpretasi aturan berpakaian bagi perempuan. Sebenarnya ada banyak variasi ketika datang ke bagaimana perempuan harus memakai jilbab. Beberapa interpretasi konvensional dari aturan berpakaian bagi perempuan adalah sebagai berikut: a. Dari sekolah-sekolah Sunni pemikiran. Jilbab harus dipakai sedemikian rupa sehingga seluruh tubuh seorang wanita harus ditutupi termasuk tangan dan wajah. b. Salafi sarjana. Wajah perempuan juga harus ditutupi saat mengenakan jilbab. c. Untuk beberapa Muslim. Perempuan harus mengenakan jenis pakaian longgar atau sesuatu yang tidak akan mencerminkan siluet tubuh bahkan jika jilbab modern dipakai. 2. Sebuah penafsiran dua arah dari ulama lain. Ini perselisihan penafsiran tradisional ketat mengenakan jilbab. Para sarjana menekankan bahwa aturan berpakaian tergantung pada pengaturan di mana seorang wanita terkena. a. Dunia luar. Jika seorang wanita di hadapan seorang pria yang tidak terkait dengannya, seluruh tubuh harus ditutup. Selain itu, wanita harus berjalan sedemikian rupa sehingga ia tidak akan membiarkan lawan jenis memiliki keinginan seksual untuknya. b. Di dalam rumah. Ketika seorang wanita di hadapan anggota keluarganya, dia diperbolehkan untuk memakai jilbab dengan cara yang lebih santai. Jika seorang istri adalah di tengah-tengah suaminya, aturan berpakaian tidak sepenuhnya diberlakukan sama sekali. 3. Alternatif interpretasi aturan berpakaian bagi perempuan. Jilbab tetap menjadi bagian yang sangat penting dari budaya Islam, tradisi dan adat istiadat. Interpretasi modern percaya bahwa penutup kepala tidak wajib sekalipun. Dalam hal ini, perempuan diperbolehkan untuk memakai jilbab modern yang tergantung pada masyarakat yang mengelilingi mereka. Menjadi sederhana dan pendiam benar-benar akan bergantung pada situasi. Ada banyak masalah pada kode gaun untuk wanita ketika datang untuk mengenakan jilbab seirama dengan ajaran pada pakaian Islam. Segala sesuatu yang lain akan tergantung pada masyarakat atau orang. Tapi tentu saja, sebagai seorang Muslim, seseorang didorong untuk mengikuti aturan dengan hormat dengan apa yang dinyatakan oleh Qur'an.
Berbagai Jenis Busana Islam
Dengan Islam menjadi agama terbesar kedua di seluruh dunia, ada banyak gaya dan desain diikuti ketika datang untuk pakaian Islam. Tergantung pada preferensi individu, budaya serta etnis, ada berbagai gaya pakaian Islam, seperti jilbab, abaya dll Persyaratan untuk laki-laki Muslim Sesuai budaya Islam, pria perlu untuk menutupi sebagian tubuh mereka memanjang dari pusar ke lutut. Namun, pria Muslim di seluruh dunia mencakup hampir seluruh tubuh mereka. Persyaratan untuk perempuan Muslim Sebagai budaya Muslim per, pakaian Islam bagi perempuan harus mencakup semua tubuh mereka, kecuali tangan dan wajah. Namun, sekolah-sekolah pemikiran Islam percaya wajah juga harus ditutup. Jenis pakaian Ada berbagai jenis pakaian Islam. Beberapa yang disebutkan di bawah: - Abaya: Abaya ini adalah jubah panjang, yang dikenakan oleh wanita Muslim sebagai pakaian luar suatu. Ini adalah bentuk yang lebih tradisional Hijab dan dimaksudkan untuk menutupi seluruh tubuh, kecuali tangan, kaki dan wajah. Menariknya, Quran tidak membuat wajib memakai Abaya. Namun demikian, perempuan Muslim memilih untuk menutupi wajah mereka dengan jilbab atau Niqab, yang mencakup semua wajah kecuali mata. Dalam rangka untuk menutupi tangan, beberapa wanita Muslim mengenakan sarung tangan hitam panjang juga. Di negara-negara seperti Arab Saudi, itu adalah wajib untuk menjadi benar-benar tertutup ketika di depan umum. Polisi agama di sana disebut Muttawwa memastikan aturan ini diikuti setiap saat. Sebagai pengaruh barat lebih berkembang, ada banyak yang berbeda yang modern abaya versi yang tersedia saat ini. Anda dapat memeriksa banyak toko online yang menjual jilbab grosir sebagai stok toko-toko modern seperti desain ini juga. - Galabeya: Ini adalah jenis khusus dari tunik, yang terjadi menjadi pakaian tradisional Islam di Mesir. Wanita mengenakan Galabeya di daerah pedesaan dan garmen biasanya dipakai oleh laki-laki saja. Sama seperti abaya, yang Galabeya adalah jenis dekoratif pakaian Islam seperti jubah. Hal ini biasanya dipakai pada acara-acara khusus atau perayaan. - Kaftan atau kaftan: Ini adalah semacam jubah sutra atau katun, yang seluruhnya kancing turun melalui depan, memiliki lengan penuh dan mencapai sampai pergelangan kaki. Hal ini biasanya dikenakan dengan sebuah sabuk. Ini pakaian Islam memiliki asal-usul Persia dan banyak koleksi dahulu di dalam Istana Topkapi di Istanbul kain indah dan kaya. Pada masa lalu, mereka diberikan sebagai hadiah juga. - Thobe: Jenis pakaian Islam juga disebut dishdasha, tsawb dll Sepertinya jubah, adalah panjang pergelangan kaki dan memiliki lengan panjang. Sebagian besar negara muslim seperti Maroko, Mesir dll memakai thobe dan garmen yang biasanya terbuat dari kapas tapi kadang-kadang dapat dibuat dari bahan-bahan seperti wol domba juga. - Hijab: Hijab adalah jenis khusus dari syal, yang dikenakan oleh wanita Muslim. Hal ini biasanya terbuat dari bahan lembut lain seperti sutra atau katun. Hal ini dikenakan melilit kepala dan diikatkan di leher. Ada banyak gaya yang berbeda dalam jilbab tersedia saat ini. Ada jilbab lonjong, desain modern jilbab serta, varian tradisional konvensional juga. Anda dapat dengan mudah menemukan varietas tersebut dengan mengunjungi toko grosir jilbab. Toko-toko umumnya juga memiliki koleksi besar syal grosir dan abaya modern.
SEBUAH CERITA INDAH TENTANG QUR’AN
Ini adalah kisah yang indah.
Seorang Amerika Muslim berusia tinggal di sebuah pertanian di pegunungan bagian timur Kentucky dengan cucunya yang paling kecil. Setiap pagi Kakek bangun pagi duduk di meja dapur membaca Quran. Cucunya ingin menjadi seperti dia dan mencoba untuk menirunya dalam cara dia bisa.
Suatu hari sang cucu bertanya, “Kakek, saya mencoba untuk membaca Qur’an seperti kakek tetapi saya tidak memahaminya, dan apa yang saya pahami akan terlupakan begitu saya menutup Qur’an tersebut. Apa sih kebaikan dari membaca Al Qur’an ? ”
Kakek diam-diam berubah dari meletakkan batubara di tungku dan menjawab, “Bawa keranjang batubara turun ke sungai dan bawakan aku sekeranjang air.”
Anak itu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum dia kembali ke rumah. Kakek tertawa dan berkata, “Kamu harus bergerak lebih cepat lagi,” dan dikirim kembali ke sungai dengan keranjang tersebut untuk dicoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi sekali lagi keranjang itu kosong sebelum ia kembali ke rumah. Kehabisan napas, dia mengatakan kepada kakeknya bahwa tidak mungkin untuk membawa air dalam keranjang, dan ia pergi untuk mengambil ember sebagai gantinya.
Orang tua itu berkata, “Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air, kamu hanya tidak berusaha cukup keras,.” Dan dia pergi keluar pintu untuk melihat anak itu mencoba lagi.
Pada titik ini, anak itu tahu itu mustahil, tetapi ia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat dia bisa, air akan bocor keluar sebelum ia sampai kembali ke rumah. Anak itu kembali mencelupkan keranjangnya ke sungai dan berlari keras, tetapi ketika ia mencapai kakeknya keranjang itu kosong lagi. Kehabisan napas, ia berkata, “Lihat Kakek, percuma!”
“Jadi kamu pikir itu tidak berguna?” Orang tua itu berkata, “Lihatlah keranjang.”
Anak itu melihat keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Ini telah berubah dari keranjang batubara tua yang kotor dan sekarang bersih, luar dan dalam.
“Nak, itulah yang terjadi ketika kamu membaca Al Qur’an. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membacanya, kamu akan berubah, di dalam dan di luar. Itu semua rencana Allah dalam hidup kita.”
Penyakit Yang Menghambat Terwujudnya Keluarga Sakinah
Sudah menjadi sunnatullah dalam kehidupan, segala sesuatru mengandung unsur positif dan negatif. Dalam membangun keluarga sakinah juga ada faktor yang mendukung ada faktor yang menjadi kendala. Faktor-faktor yang menjadi kendala atau penyakit yang menghambat tumbuhnya sakinah dalam keluarga adalah,
1. Akidah yang keliru atau sesat, misalnya mempercayai kekuatan dukun, magis dan sejenisnya. Bimbingan dukun dan sejenisnya bukan saja membuat langkah hidup tidak rasional, tetapi juga bisa menyesatkan pada bencana yang fatal.
2. Makanan yang tidak halalan thayyiba. Menurut hadis Nabi, sepotong daging dalam tubuh manusia yang berasal dari makanan haram, cenderung mendorong pada perbuatan yang haram juga (qith`at al lahmi min al haram ahaqqu ila an nar). Semakna dengan makanan, juga rumah, mobil, pakaian dan lain-lainnya.
3. Kemewahan. Menurut al Qur’an, kehancuran suatu bangsa dimulai dengan kecenderungan hidup mewah, mutrafin (Q/17:16), sebaliknya kesederhanaan akan menjadi benteng kebenaran. Keluarga yang memiliki pola hidup mewah mudah terjerumus pada keserakahan dan perilaku manyimpang yang ujungnya menghancurkan keindahan hidup berkeluarga.
4. Pergaulan yang tidak terjaga kesopanannya (dapat mendatangkan WIL dan PIL). Oleh karena itu suami atau isteri harus menjauhi berduaan dengan yang bukan muhrim, sebab meskipun pada mulanya tidak ada maksud apa-apa atau bahkan bermaksud baik, tetapi suasana psikologis berduaan akan dapat menggiring pada perselingkuhan.
5. Kebodohan. Kebodohan ada yang bersifat matematis, logis dan ada juga kebodohan sosial. Pertimbangan hidup tidak selamanya matematis dan logis, tetapi juga ada pertimbangan logika sosial dan matematika sosial. Akibat Kebodohan sosial & matematis sosial maka sering terjadi pertengkaran dalam keluarga.
6. Akhlak yang rendah. Akhlak adalah keadaan batin yang menjadi penggerak tingkah laku. Orang yang kualitas batinnya rendah mudah terjerumus pada perilaku rendah yang sangat merugikan.
7. Jauh dari agama. Agama dalah tuntunan hidup. Orang yang mematuhi agama meski tidak pandai, dijamin perjalanan hidupnya tidak menyimpang terlalu jauh dari rel kebenaran. Orang yang jauh dari agama mudah tertipu oleh sesuatu yang seakan-akan menjanjikan padahal palsu.
Wassalam,
http://www.rabithah-alawiyah.org/id/?p=423
Pemuda dan Perjuangan
Tanggal 28 Oktober telah berlalu beberapa bulan lalu. Tanggal ini di tanah air biasa dirayakan sebagai Hari Sumpah Pemuda. Harinya pemuda. Hari tersebut dikenang karena adanya kepeloporan pemuda di pentas nasional dalam upaya mereka menyatukan seluruh elemen pergerakan menuju cita-cita kemerdekaan. Ini merupakan sebuah prestasi penting kaum muda di tengah komunitasnya yang masih bersifat kesukuan serta bagi masyarakatnya yang masih dijajah.
Para pemuda memang sering menjadi pelopor perubahan. Pemuda juga merupakan salah satu pilar peradaban yang sangat penting. Islam mengakui posisi kaum muda yang sangat strategis. Usia muda, menurut al-Qur’an, merupakan usia yang penuh kekuatan, usia yang terletak di antara dua fase kelemahan. Al-Qur’an melukiskannya dengan sangat indah:
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan sesudah kuat itu lemah dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS 30: 54)
Al-Qur’an juga bercerita tentang para pemuda Ashabul Kahfi yang melarikan diri dari kaumnya demi mempertahankan keimanan mereka dan kemudian ditidurkan Allah selama 300 tahun di dalam sebuah gua. Mereka ini disebut oleh al-Qur’an sebagai pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhannya (fityatun āmanu birabbihim). Mereka bukan hanya beriman kepada Tuhan mereka, tapi juga menjadi tanda-tanda zaman yang luar biasa dan kisah mereka diabadikan di dalam Kitab Suci.
Bekerja: Keringat, Air Mata, dan Darah
Allah SWT. mewajibkan atas hamba-hambanya bekerja mencari nafkah demi menolong diri mereka dalam menegakkan ketaatan kepa Allah SWT.
Allah berfirman:
وابتغوا من فضل الله واذكروا الله كثيراً لعلكم تفلحون. [الجمعة 10].
Perhatikan saudaraku, Allah telah menjadikan bekerja, berusaha, mencari nafkah sebagai sebab dari ibadah, yaitu dzikir, di dalam ayat ini, dan ibadah sebagai faktor utama untuk menggapai kemenangan.Dan Rasulullah SAW. memotivasi muslimin, dan senantiasa memberi semangat kepada mereka untuk bekerja dan berusaha, seperti yang diriwayatkan oleh Thabrani: Mencari yang halal adalah faridhah setelah faridhah. Dan beliau SAW juga berkata: Mencari yang halal wajib atas setiap muslim. ini berarti berusaha di jalan yang halal adalah kewajiban atas setiap muslim untuk menolong dirinya dan keluarganya, dan keluar bekerja merupakan jihad, yaitu pahalanya bagaikan pahala jihad.
Rasulullah SAW., suatu hari bertemu dengan Sa’ad bin Mu’adz ra., sewaktu bersalaman dengannya, Rasulullah mendapatkan tangan Sa’ad bergelembung, berisi air, Rasulullah menanyakan hal itu, Mu’adz menjawab: Ini sebab aku bekerja di kebun kurma, ya Rasulullah, dengan pacul dan sekop, untuk menafkahkan keluargaku. Rasulullah mengambil tangan Mu’adz dan menciumnya, seraya mengatakan: Ini kedua telapak tangan yang Allah cintai.
Perhatikanlah ya ikhwan, bagaimana bekerja menjadikan seseorang mendapatkan derajat yang sangat tinggi.Telah Meninggal Dunia
بسم الله الرحمن الرحيم
إذا جاء أجلهم لا يستأخرون ساعة ولايستقدمون
إنّا لله وإنّا إليه راجعون
Telah Meninggal Dunia
Habib Umar Bin Abdullah Alatas
Pada hari Senin, 08 Agustus 2011.
Rumah Duka : Jl.Berdikari – Rawa Belong.
Dimakamkan : Waktu Dhuhur, Al Fakhriah – Larangan, Cileduk,
pada hari Senin 08 Agustus 2011.
Wanita-Wanita Militan
Ibnu Ishaq mengatakan Abdulloh bin Abu Bakr berkata kepadanya bahwa Rosululloh SAW menoleh, kemudian melihat Ummu Sulaim binti Milhan yang ketika itu ikut berperang bersama suaminya, Abu Tholhah.
Ummu Sulaim mengikat pinggangnya dengan kain burdahnya, yang ia sedang mengandung Abdulloh bin Abu Tholhah, dan menaiki onta milik Abu Tholhah. Ia khawatir terlempar dari ontanya, untuk itu, ia mendekatkan kepala unta kepadanya dan masukkan tangannya ke gelang di sisi hidung onta. Rosululloh SAW bersabda kepada Ummu Sulaim,”Hai, Ummu Sulaim.” Ummu Sulaim berkata,”Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu wahai Rosululloh! Aku akan membunuh mereka yang melarikan diri darimu sebagaimana engkau membunuh orang-orang yang memerangimu, karena mereka layak mendapatkannya.”
Rosululloh SAW bersabda,”Bukanlah Alloh sudah cukup, wahai Ummu Sulaim?”
Ketika itu, Ummu Sulaim hanya membawa pisau. Abu Tholhah berkata kepada Ummu Sulaim. “Kenapa engkau membawa pisau seperti ini, hai Ummu Sulaim?” Ummu Sulaim menjawab,”Pisau ini sengaja aku bawa. Jika salah seorang kaum musyrikin mendekat kepadaku, aku akan menikamnya dengan pisau ini.” Abu Tholhah berkata,”Wahai Rosululloh, tidakkah engkau dengar apa yang dikatakan Ummu Sulaim Ar Rumaisha?”
Tidakkah engkau mendengar wahai para muslimat!
Dinukil dari kitab Siroh Ibnu Hisyam hal. 416.
Shofiyyah binti Abdul Mutholib
Ibnu Ishaq berkata,”Yahya bin Abbad bin Abdulloh bin Az Zubair berkata kepadaku dari ayahnya yaitu Abbad yang berkata bahwa Shofiyyah binti Abdul Muthollib ra berada di benteng tinggi milik Hasan bin Tsabit. Shofiyyah binti Abdul Mutholib berkata, ‘Hassan bin Tsabit berada di benteng tersebut bersama para wanita dan anak-anak. Tiba-tiba salah seorang Yahudi berjalan melewati kami mengelilingi benteng. Bani Quroidhoh telah mengumumkan perang dan membatalkan perjanjian dengan Rosululloh SAW. Tidak ada seorangpun yang bisa melindungi kami dari mereka, karena Rosululloh SAW dan kaum muslimin sedang menghadapi musuh hingga tidak bisa pergi ke tempat kami jika seseorang datang menyerang kami.
Aku berkata,”Hai Hassan, orang Yahudi ini seperti engkau lihat mengelilingi benteng. Demi Alloh, aku khawatir ia menyebarkan aurat kita kepada orang-orang Yahudi di belakang kita. Rosululloh SAW dan sahabat-sahabatnya sibuk hingga tidak bisa mengurusi kita, oleh Karena itu, turunlah engkau kepadanya dan bunuhlah dia!” Hassan bin Tsabit berkata,”Semoga Alloh mengampuni dosa-dosamu, hai anak Abdul Muthollib, demi Alloh, engkau tahu bahwa aku tidak ahli untuk tugas tersebut.”
Ketika Hassan bin Tsabit berkata seperti itu dan aku tidak melihat sesuatu padanya, aku mengencangkan kainku, kemudian mengambil tongkat besi. Setelah itu, aku turun dari benteng menuju orang yahudi tersebut dan memukulnya dengan tongkat besiku hingga tewas. Setelah membunuhnya aku naik ke atas benteng dan berkata kepada Hassan bin Tsabit,”Hai Hassan, turunlah engkau ke jenazah orang Yahudi tersebut, kemudian ambillah apa yang dikenakannya, karena tidak ada yang menghalangiku untuk mengambil apa yang ia kenakannya, melainkan ia orang laki-laki.” Hassan bin Tsabit berkata,”Aku tidak butuh untuk mengabil barang-barangnya, hai putri Abdul Mutholib.”
Kesabaran Shofiyyah
Ibnu Ishaq berkata,”Shofiyyah binti Abdul Mutholib – seperti dikatakan kepadaku – datang untuk melihat Hamzah bin Abdul Mutholib, saudara sekandungnya. Rosululloh SAW bersabda kepada anak Shofiyyah, Az Zubair bin Awwam,”Temui ibumu dan suruh dia pulang agar tidak melihat apa yang terjadi pada saudaranya.” Az Zubair bin Al Awwam berkata kepada ibunya, Shofiyyah,”Ibu, sesungguhnya Rosululloh SAW menyuruhmu pulang.” Shofiyyah berkata,”Kenapa Rosululloh SAW menyuruhku pulang, padahal aku mendapat informasi bahwa saudaraku dicincang-cincang dan itu terjadi di jalan Alloh?
Tidak ada yang melegakanku selain itu. Aku pasti mengharap pahala Alloh dan pasti bersabar insyaAlloh.” Az Zubair bin Al Awwam menghadap Rosululloh SAW dan menceritakan hasil pertemuan dengan ibunya, kemudian beliau bersabda,”Biarkan dia!” Shofiyyah pun datang ke jenasah saudaranya, Hamzah bin Abdul Mutholib, kemudian melihat, menyolatinya, istirja’ (mengucapkan inna lillahi wa inna ilahi rojiun), dan memintakan ampun untuknya. Setelah itu Rosululloh SAW memerintahkan pemakaman jenazah Hamzah bin Abdul Mutholib.” (Siroh ibnu Hisyam II/62)
Seorang wanita dari Bani Ghiffar.
Ibnu Ishaq mengatakan, bahwa Sulaiman bin Suhaim berkata kepadanya dari Umaiyyah binti Abu Ash Shalt dari seorang wanita dari Bani Ghifar yang berkata,”Aku datang kepada Rosululloh bersama rombongan wanita dari Bani Ghifar dan berkata,”Wahai Rosululloh, kami ingin keluar bersamamu ke tempat yang engkau tuju – ketika beliau sedang berangkat ke Khoibar -, agar kami bisa mengobati orang-orang yang terluka dan membantu kaum muslimin semampu kami.” Rosululloh SAW bersabda,”Dengan berkah Alloh, silahkan.” Kami pun berangkat bersama beliau.
Ketika itu, aku gadis yang baru menginjak usia dewasa. Rosululloh SAW menempatkanku di kantong pelana kudanya. Demi Alloh beliau turun dari unta hingga waktu subuh dan menghentikan untanya. Aku pun turun dari kantong pelana unta beliau ternyata di dalamnya terdapat darah. Itulah darah haidku yang pertama kali. Aku melompat ke arah unta dan merasa malu.
Ketika beliau melihatku dan melihat darah, beliau bersabda,”apa yang terjadi denganmu, barangkali engkau baru haid?” Aku menjawab,”Ya.” Beliau bersabda,”Perbaikilah dirimu, ambillah tempat air, masukkan garam ke dalamnya, besihkan kantong pelana unta yang terkena darah dengan air tersebut, kemudian kembalilah ke kendaraanmu.” Ketika Rosululloh SAW berhasil menaklukkan Khoibar, beliau memberi kami sedikit dari harta fay’I, mengambil kalung yang kalian lihat dileherku ini, memberikannya kepadaku, dan memasangkannya ke leherku. Demi Alloh kalung ini tidak berpisah denganku selama-lamanya.” (Siroh Ibnu Hisyam II/311).
Seorang wanita dari Bani Dinar.
Ibnu Ishaq berkata,”Abdul Wahid bin Abu Aun berkata kepadaku dari Ismail bin Muhammad bin Sa’ad bin Abu Waqqosh yang berkata,”Rosululloh SAW berjalan melewati seorang wanita Bani Dinar yang kehilangan suami, saudara dan ayahnya di perang Uhud. Ketika kesyahidan ketiganya disampaikan kepadanya, ia berkata,”Bagaimana dengan kabar Rosululloh SAW?” Para sahabat berkata. “Beliau baik-baik saja, hai ibu si Fulan. Beliau alhamdulillah seperti yang engkau inginkan.” Wanita dari Bani Dinar tersebut berkata,”Perlihatkan Rosululloh SAW agar aku bisa melihat beliau!” wanita tersebut pun dibawa kepada Rosululloh SAW. Sesudah melihatnya, ia berkata,”Semua musibah sesudahmu itu kecil tidak ada artinya.”.
(Siroh Ibnu Hisyam II/65).
Seorang wanita kalangan bani Abdud Daar ketika sampai kepadanya kabar kesyahidan suaminya dan saudaranya serta bapaknya, lalu dia berkata: “Apa yang terjadi dengan Rosululloh SAW?” Mereka berkata: “Dia baik-baik saja”. Wanita tersebut berkata: “Setiap musibah selain pada dirimu wahai Rosululloh SAW adalah kecil” artinya “remeh dan sepele”.
Rubai’ binti Muawwidz
Telah disebutkan di dalam hadits shohih dari Nabi SAW, yang diriwayatkan oleh Al Bukhori dari Rubai’ binti Muawwidz ra dia berkata: “Kami berperang bersama Nabi SAW, kami memberi minum para prajurit dan membantu mereka, mengembalikan yang terluka dan yang terbunuh ke Madinah”.
Asma’ binti Abu Bakar
Ibnu Ishaq berkata,”Tak ketinggalan, Asma binti Abu Bakr rodliyallohu ‘anha. juga mengirim makanan yang dibutuhkan oleh keduanya di waktu sore. Asma berkata, `Ketika Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam keluar bersama Abu Bakar, kami didatangi oleh beberapa orang Quraisy, di antara mereka ada Abu Jahal bin Hisyam, mereka berdiri di depan pintu rumah Abu Bakar, maka aku keluar menemui mereka. Mereka berkata,”Di mana ayahmu, hai putri Abu Bakar?” aku katakan,”Demi Alloh saya tidak tahu di mana ayahku?” Asma melanjutkan, `Lalu Abu Jahal mengangkat tangannya — padahal dia adalah orang yang jahat lagi bengis — lantas ia tampar pipiku hingga anting-antingku terlempar, baru kemudian mereka pergi.
Ibnu Ishaq berkata, telah menceritakan kepadaku Yahya bin Abbad bin `Abdulloh bin Zubair bahwa ayahnya bercerita tentang neneknya, Asma, ia berkata: “Tatkala Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam keluar bersama Abu Bakar, Abu Bakar membawa seluruh hartanya yang berjumlah lima ribu atau enam ribu dirham, ia pergi dengan membawa semua harta tadi.
Asma melanjutkan,”Kemudian kakekku, Abu Quhafah masuk menemui kami, saat itu beliau sudah buta, ia mengatakan, `Demi Alloh, sungguh aku melihat Abu Bakar telah membuat kalian sedih dengan harta dan diri yang ia bawa.” Aku menimpali,”Sama sekali tidak wahai Abah! Beliau justeru telah meninggalkan kebaikan yang banyak bagi kita.” Asma berkata lagi,”Kemudian aku mengambil banyak batu lalu kutaruh di dalam sebuah kantong di dalam rumah yang biasa ayahku menaruh hartanya, kemudian aku letakkan kain di atasnya dan kutarik tangan kakekku, aku katakan,”Hai abah, letakkan tanganmu di atas harta ini.”
Asma melanjutkan,”Maka iapun meletakkan tangannya di atasnya lalu berkata,”Tidak apa-apa, kalau ia meninggalkan harta seperti ini buat kalian, berarti ia telah berbuat baik dan ini cukup bagi kalian.” Padahal, demi Alloh, ayahku tidak meninggalkan apa-apa buat kami, tapi saya hanya ingin menenangkan orang tua ini.
‘Aisyah berkata: Dan kami mempersiapkan keduanya dengan persiapan yang paling cepat, dan kami letakkan rangsum makanan untuk keduanya di dalam sebuah kantong kulit. Lalu Asma’ binti Abi Bakar memotong ikat pinggangnya kemudian ia ikat kantong kulit tersebut dengannya. Lalu Asma’ bin ti Abi Bakar memotong ikat penggangnya lagi untuk ia jadikan tali pada mulut geriba (tempat air / susu yang terbuat dari kulit). Oleh karena itulah Asma’ binti Abi Bakar dijuluki dengan Dzatun Nithoqoin (yang memiliki dua ikat pinggang).
(qoidun/arm)
Peristiwa Sejarah di Bulan Ramadhan
SEBELAS hari sudah bulan suci Ramadhan bertandang menyapa kita. Beragam tausiah dan kegiatan lainnya telah dan akan terlaksana siih berganti. Ada satu hal yang jangan kita lupakan, bulan Ramadhan adalah bulan yang sarat dengan peristiwa bersejarah. Sejarah yang membentang tersebut mengukir kejayaan dan merekam asa Kaum Muslimin dari masa ke masa.
Ramadhan mengandung dimensi sejarah dan komunal yang terwujud dalam peristiwa-peristwa yang berlangsung setiap dan sepanjang bulan tersebut. Oleh karena itu, kita tidak boleh melewatkan lintasan sejarah tersebut untuk memberi titik tekan moral sebagai seorang muslim yang berkiprah secara aktif dalam memberi warna pada peradaban yang universal.
KH. Abdullah Abdun, pendiri sekaligus pengasuh pertama Pesantren Darut Tauhid Malang, dalam bukunya Pedoman Berpuasa, Tarawih, Zakat Fitrah dan Makna Fie Sabilillah membeberkan sejumlah peristiwa penting bagi umat Islam yang terjadi di bulan ini.
Pertama, peristiwa Perang Badar yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah. Perang Badar ini disebut sebagai “Yaumul Furqan” (hari pemisah antara yang hak dan batil).
Kedua, peristiwa Fathu Makkah atau pembebasan kota Makkah. Kejadian ini berlangsung persis di bulan Ramadhan tanggal 10 tahun 8 Hijriyah. Sejarah pembebasan kota Makkah menjadi tonggak kemenangan gemilang umat Islam khususnya bagi Kaum Muhajirin yang terusir oleh kaum Kafir Quraish dari tanah air mereka sendiri. Di bulan yang sama pula, Khalid bin Walid menghancurkan patung Al-Uzzah.
Ketiga, Kaum Tsaqif menyatakan keislamannya di hadapan Rasululah SAW. Setelah mengumumkan keislamannya, mereka menghancurkan patung yang dulu mereka sembah bernama Al-Lata. Peristiwa terjadi pada bulan Ramadhan tahun 9 Hijriyah.
Keempat, kemenangan umat Islam dalam perang Tabuk. Perang ini menjadi perang terakhir yang diikuti langsung oleh Nabi. Perang ini berkecamuk dan berakhir dimenangi oleh umat Islam pada tanggal 8 Ramadhan tahun 9 Hijriyah.
Kelima, tentara Islam di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad berhasil menyeberangi selat Giblatar atau Jabal Thariq untuk masuk ke Andalusia (Spanyol) dan kemudian berhasil menguasainya. Kejadian dramatis ini terjadi pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92 Hijriyah.
Keenam, pada tanggal 15 Ramadhan tahun 658 Hijriyah, umat Islam berhasil mengalahkan tentara Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Genghis Khan. Perang ini terjadi di Ain Jalut, Palestina Utara.
Ketujuh, pertiswa lainnya yang pernah melintas di bulan suci ini adalah kemenangn umat Islam di Mesir melawan tentara Israel. Saat itu, tentara Mesir berhasil merebut benteng Israel, Barlev, yang diklaim tidak akan mungkin terbobol selamanya. Namun tepat pada tanggal 10 Ramadhan 1393 Hijriyah atau 6 Oktober 1973 Masehi, benteng Barlev dapat dihancurkan.
Bulan Ramadhan bukanlah sekadar bulan peningkatan kesalehan spiritual semata. Bulan ini memberikan spirit bahwa peradaban Islam yang gemilang pernah terukir di dalamnya.
Bulan Membangun Perjuangan
Karena itu, bagi Umat Islam, bulan Ramadhan adalah bulan untuk meningkatkan dan mendongkrak kesadaran keilahiaan yang terlampir dalam pesan takwa, meningkatkan solidaritas, membangun perjuangan, membela kebenaran, dan menjadi pendorong bagi tegaknya nilai-nilai kesalehan sosial di tiap saat.
Roda sejarah peradaban Islam akan terus berputar. Torehan prestasi telah berhasil dicatat oleh Nabi, Sahabat, dan orang-orang setelahnya. Telah menjadi bukti, haus dan lapar bukan batu penghalang dalam meraih kemenangan di medan laga kehidupan. Giliran kita: sejarah apa yang hendak kita ukir dalam Ramadhan edisi 1432 Hijriyah ini?
Penulis adalah staf pengajar di Ponpes. Darut Tauhid Malang
Red: Cholis Akbar
Suntik Insulin, Batalkan Puasa?
Hidayatullah.com--Salah satu masalah kontemporer yang perlu diketahui dalam masalah puasa adalah hukum menyuntikkan cairan insulin ke tubuh, apakah perbuatan ini bisa membatalkan puasa?
Fatwa no. 3588 yang dikeluarkan Dar Al Ifta Al Mishriyah telah menjelaskan hukum melakukan injeksi insulin di siang hari bulan Ramadhan. Dr. Ali Jum’ah, selaku Mufti Agung Mesir menjelaskan bahwa injeksi di saat berpuasa tidak membatalkan puasa. Sama saja apakah kandungan injeksi itu berupa obat atau nutrisi. Karena cairan tersebut tidak sampai ke badan dengan cara normal. Dengan demikian, maka menyuntikkan cairan insulini ke dalam tubuh tidak membatalkan puasa.
Jawaban itu diberikan guna merespon pertanyaan seseorang yang menyatakan diri sebagai penderita diabetes yang secara rutin diharuskan menyuntikkan insulin ke tubuhnya setengah jam sebelum makan. Sehingga, apakah menyuntikkan insulin selama bulan Ramadhan di saat menjelang adzan maghrib bisa membatalkan puasa?*
Sumber : dar-alifta.com
Rep: Thoriq
Red: Syaiful Irwan
Lima Pola Asuh Baru untuk Perkembangan Anak
Hidayatullah.com--SETIAP orangtua tentu menginginkan yang terbaik bagi putra-putrinya. Hal itu dapat dicapai dengan menerapkan pola pengasuhan positif terhadap buah hati mereka.
Di Amerika Serikat, berkembang sebuah kampanye 'five-a-day' untuk perkembangan anak, yang berasal dari sebuah wadah pemikir bernama Centre Forum. Kampanye itu berisi lima hal penting yang harus dilakukan setiap orangtua terhadap anak-anaknya, yaitu:
Membaca untuk anak selama 15 menit
Otak anak-anak mempelajari bahasa jauh lebih mudah pada tahun-tahun awal. Selain itu, paparan kata-kata yang berbeda sebanyak mungkin juga membantu membangun kosakata mereka.
Bermain di lantai bersama anak selama 10 menit
Bayi biasanya berusaha berinteraksi melalui ocehan dan gerak tubuh. Orangtua harus mendorongnya dengan bermain pada tingkat fisik mereka, yaitu di lantai.
Bercakap-cakap dengan anak selama 20 menit tanpa televisi
Anak-anak dari latar belakang miskin biasanya jauh lebih sedikit mendengarkan kata-kata yang diucapkan setiap harinya, dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga kaya.
Dengan mematikan televisi dan berbicara, orangtua dapat meningkatkan kemampuan verbal dan keahlian membaca anak-anaknya, serta mempersiapkan mereka untuk bersekolah.
Mengadopsi sikap positif dan sering memuji
Terdapat bukti signifikan bahwa positive parenting dapat membantu mengurangi tingkat stres anak-anak dan memperkuat ikatan orangtua dengan anaknya. Selain itu, jangan pelit memberikan pujian ketika anak melakukan sesuatu yang baik.
Memberikan makanan bergizi untuk perkembangan
Diet yang baik membantu otak untuk berkembang. Jadi, pastikan anak mendapatkan kecukupan nutrisi termasuk memakan sayur dan buah. Selain itu, memberikan ASI eksklusif juga dipandang sebagai hal terbaik bagi bayi.*
Sumber : mi
Rep: CR2
Red: Cholis Akbar
Nasehat SAYYIDIL WALID (1)
Allah Yang Maha Esa
Allah Maha Kuasa
Hamba yang banyak dosa
Tiap hari dan masa
Hamba yang sangat hina
Dari air yang hina
Hidup di dunia fana
Tempat bala bencana
Tiada daya upaya
Untuk taat setia
Tak berdaya upaya
Untuk tinggalkan dosa
Allah Maha Penyayang
Merintah dan melarang
Jalan selamat terang
Bagi setiap orang
Hamba yang tidak awas
Hidup di dunia luas
Dunia sedang berhias
Iman banyak terampas
Beri taufik hidayah
Untuk junjung perintah
Beri ilmu ma’rifah
Yakin dan istiqomah
Tetapkan Islam Iman
Tunjukkan kebenaran
Berilah perlindungan
Dari nafsu dan syetan
Agar hamba yang lemah
Jadi ahli ibadah
Ahlul khoiri wassholah
Mati khusnul khotimah
Demikianpun pula
Ahli sanak saudara
Dapat terpelihara
Aman dan sejahtera
Ibadah serta taat
Bakti setiap saat
Berpegang dengan kuat
Agama hingga wafat
Tenang tidak tergoda
Oleh harta dan benda
Tetap iman di dada
Dimasa tua muda
Tidak tertipu dunia
Yang indah lezat jaya
Sungguhlah berbahaya
Bagi miskin dan kaya
Dikutip dari Kitab BUNGA MELATI
Karangan :
Al-Allamah Al-Arif Billah Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf
Nasehat SAYYIDIL WALID (2)
***
Siapapun tertipu, oleh dunia dan nafsu
Tak beriman berilmu, lacurlah sudah tentu
*
Akhir matinya sesat, dosanya sangat berat
Allah dan Malaikat, sangat murka melaknat
*
Ruhnya waktu dicabut, sebagai benang kusut
Susah payah merengut, baru menyesal takut
*
Pintu siksa terbuka, tempat orang durhaka
Sombong bersuka-suka, lepas nafsu merdeka
*
Malaikat penyiksa, siap untuk menyiksa
Dengan gagah perkasa, tiap detik dan masa
*
Pun Neraka Jahannam, berkobar siang malam
Menunggu dan mengancam, siksaan sangat kejam
*
Saat itu melihat, nasib dirinya sesat
Buah yang diperbuat, balasan amal jahat
*
Rantai palu yang besar, menyala dan berkobar
Kelabang serta ular, sangat dahsyat dan besar
*
Berkata Malaikat, engkau ahli maksiat
Tak ibadah tak taat, engkau lupa akhirat
*
Aku diutus Tuhan, untuk beri siksaan
Pada orang melawan, bantah perintah Tuhan
*
Allah Yang Maha Suci, tidak engkau syukuri
Islam agama murni, tidak engkau hormati
*
Lama hidup di dunia, sehat afiat jaya
Mewah bersuka ria, asyik berfoya-foya
*
Engkau sudahlah terang, bukan hewan binatang
Tak sujud tak sembahyang, kau kerja yang dilarang
*
Arak minuman keras, dipandang baik pantas
Bercampur kua bebas, tak malu sungguh puas
*
Aurat anggota badan, rela jadi tontonan
Sengaja kau bukakan, terlihat sepanjang jalan
*
Lupakan hari nanti, yang engkau sudah pasti
Akan jumpai mati, hari janji terbukti
***
Dikutip dari Kitab BUNGA MELATI
Karangan :
Al-Allamah Al-Arif Billah Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf
Nasehat SAYYIDIL WALID (3)
********************
Ruhnya dicabut segah
Dengan sengit dan marah
Dibawa malaikat
Disumpahi dilaknat
Baunya tak kepalang
Lebih dari binatang
Nasib dirinya malang
Celaka sudah terang
Nangis mohon kembali
Ke dunia untuk bakti
Junjung perintah Rabbi
Agama Islam Suci
Tetapi sungguh sayang
Ruhnya telah melayang
Malaikat yang pegang
Tak diizinkan pulang
Matinya sangat nyesal
Haus lapar tak bekal
Berlayar tak berkapal
Dalam siksaan kekal
Badan hangus terbakar
Dalam api berkobar
Menjerit tidak sabar
Sakit digigit ular
Siang malam menjerit
Keras setinggi langit
Ular kelabang gigit
Sangat panas dan sakit
Haus meminta minum
Lapar diberi zakkum
Nanah pelacur mesum
Minuman kafir dzolum
Susah hati dan bingung
Api tetap menggulung
Pukulan tak terhitung
Menjerit minta tulung
Malaikat berkata
Diam jangan berkata
Agama sudah nyata
Tapi kau tuli buta
Aku tidak bersalah
Hanya Allah perintah
Tapi engkau yang salah
Pada Allah membantah
Cukup bersenang-senang
Di dunia malam siang
Berlezat tak kepalang
Tidak dapat dilarang
Di dunia kau habiskan
Nikmat dan kelezatan
Kau terjak hukum Qur’an
Ikuti nafsu syetan
Kau makan enak-enak
Bertepuk sorak-sorak
Tertawa bahak-bahak
Nangislah banyak-banyak
Sekarang kau rasakan
Macam-macam siksaan
Tak dapat keringanan
Tak dapat pertolongan
Ini bagai balasan
Kau punya perbuatan
Serta akal pikiran
Tidak engkau gunakan
Telinga mata hati
Tangan dan dua kaki
Amanah Allah Rabbi
Tak kau gunakan bakti
Ilmu agama suci
Tidak kau pelajari
Hingga kau tak mengerti
Titah dan tegah Rabbi
Tak dapat kau bedakan
Mana kufur dan iman
Manakah keridha’an
Manakah murka Tuhan
Ini api jahannam
Penjara sangat kejam
Tempat engkau berdiam
Terima siksa kejam
Menyesal tak berarti
Tangis tak diperduli
Siksaan tiap hari
Tidak hidup tak mati
Dikutip dari Kitab BUNGA MELATI
Karangan :
Al-Allamah Al-Arif Billah Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf
Keelokan Sifatnya Nabi SAW
-
Allah sempurnakan Kanjeng Nabi, tubuh dan ilmu serta perangai
Tak ada tubuh ilmu perangai, terlebih sempurna dari Nabi
Tak ada tubuh ilmu perangai, terlebih sempurna dari Nabi
Tubuh Nabi terbaik dengarlah, putih dan bersih bercampur merah
Wajahnya cantik tingginya sedang, mulutnya manis dipandang orang
Wajahnya cantik tingginya sedang, mulutnya manis dipandang orang
Giginya rata putih bersinar, bagai mutiara sungguhlah benar
Lidahnya fasih terang dan nyata, kata-katanya bagai permata
Lidahnya fasih terang dan nyata, kata-katanya bagai permata
Bibirnya kecil merah warnanya, hidungnya mancung jeli matanya
Matanya terang sungguh umpama, memakai sifat selama-lama
Matanya terang sungguh umpama, memakai sifat selama-lama
Alisnya kerang jika disifat, umpama bulan pertama tepat
Jidatnya bercahaya-cahaya luas, sebagai bulan malam empat belas
Jidatnya bercahaya-cahaya luas, sebagai bulan malam empat belas
Jenggotnya tebal hitam rupanya, tubuhnya sangat harum baunya
Dan keringatnya sebagai intan, bening bersinar harum yakinkan
Dan keringatnya sebagai intan, bening bersinar harum yakinkan
Harum sebagai minyak kasturi, dicium orang beberapa hari
Jika dilihat pertama kali, terasa seram haibah sekali
Jika dilihat pertama kali, terasa seram haibah sekali
Tapi jika terus diikuti, terasa cinta di dalam hati
Tangannya lemas dikata orang, sebagai bunga jika dipegang
Tangannya lemas dikata orang, sebagai bunga jika dipegang
Jika memegang tubuh seorang, tercium harum bukan kepalang
Sehingga dapat diketahui, orang tersebut disentuh Nabi
Sehingga dapat diketahui, orang tersebut disentuh Nabi
Rambutnya ikal bukan keriting, kata-katanya wahyu dan penting
Cahayanya Nabi terang sekali, pun terlebih dari matahari
Cahayanya Nabi terang sekali, pun terlebih dari matahari
Maka tidak terlihat bayangan, di cahaya matahari dan bulan
Hati Nabi pun sepanjang umur, tak ngantuk meskipun mata tidur
Hati Nabi pun sepanjang umur, tak ngantuk meskipun mata tidur
Dan pula Nabi tak pernah mimpi, dan tak menguap sama sekali
Dan tubuh Nabi tak dihinggapi, nyamuk lalat karena harum suci
Dan tubuh Nabi tak dihinggapi, nyamuk lalat karena harum suci
Antara dua pundaknya Nabi, cap kenabian terang sekali
Jika berjalan enteng badannya, duduk di majlis tinggi pundaknya
Jika berjalan enteng badannya, duduk di majlis tinggi pundaknya
Dan sangat halus sebagai kapas, jalan di pasir tidak berbekas
Tetapi jika jalan di batu, terlihat bekas sudahlah tentu
Tetapi jika jalan di batu, terlihat bekas sudahlah tentu
Sungguhlah sukar bahkan pun lemah, mengenal hakikat Nabi Ar-Rahmah
Dan sungguh Nabi jika dipandang, umpama matahari yang terang
Dan sungguh Nabi jika dipandang, umpama matahari yang terang
Maka dari jauh sungguh nyata, tampaknya kecil dipandang mata
Dan dari dekat lemahlah mata, tak dapat kenal apa kau kata
Dan dari dekat lemahlah mata, tak dapat kenal apa kau kata
Allah jadikan Nabi terlepas, dari apapun yang kurang pantas
Seakan-akan Nabi yang suci, dijadikan sekehendak Nabi
Seakan-akan Nabi yang suci, dijadikan sekehendak Nabi
Ilmunya Nabi luas sekali, tiada seorang yang mengatasi
Karena diberi ilmu awwalin, demikian pun ilmu akhirin
Karena diberi ilmu awwalin, demikian pun ilmu akhirin
Sungguh Nabi itu manusia, tapi tak seperti manusia
Sebagai berlian itu batu, tetapi tidak seperti batu
Sebagai berlian itu batu, tetapi tidak seperti batu
-
Dikutip dari Kitab BUNGA MELATI
Karangan :
Al-Allamah Al-Arif Billah Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf
Kesempurnaan Budi Pekerti Nabi SAW
-
Adalah Nabi sangat pemalu
Sebagai gadis zaman dahulu
Pula sangat merendahkan diri
Pada sesama makhluknya Rabbi
-
Menjahit sandal tambal bajunya
Bantu kerjaan rumah tangganya
Menimba air memeras kambing
Pergi mencari kayu yang kering
Jika berjalan jauh dan dekat
Adalah di belakang Sahabat
Nabi bersabda pada Sahabat
Punggungku untuk malaikat
-
Menerima undangan seorang
Miskin dan kaya tidak dipandang
Demikian pun terima udzur
Dengan hati yang suci dan jujur
-
Orang terpangkat dimuliakannya
Fakir dan miskin dicintainya
Jika berjumpa Nabi selalu
Memberi salam lebih dahulu
-
Duduk berjalan bersama fakir
Miskin dan hamba tidak diusir
Menengok fakir miskin yang sakit
Tak dihinakan barang sedikit
-
Mengantar jenazah orang fakir
Hingga ke kubur sambil berdzikir
Dan adalah Nabi sangat rahim
Kasih dan sayang kepada yatim
-
Demikian pun kepada ummat
Ditunjukkannya jalan selamat
Agar supaya hidup dan mati
Mulia bahagia Ahlul Jannati
-
Bila dipanggil menyahut Labbaik
Dengan suara halus dan baik
Jika bergurau niscaya benar
Sedap di hati asyik didengar
-
Tanggannya murah tidak menggenggam
Dadanya luas tidak mengancam
Sabar di dalam susah dan payah
Memberi maaf orang bersalah
-
Kepada Tuhan banyak bersyukur
Di tengah malam banyak tafakkur
Banyak sembahyang syukur setia
Hingga bengkak kakinya yang mulia
-
Di dalam dunia sangat zuhudnya
Tak sedikit pun cenderung hatinya
Mengikat batu pada perutnya
Karena menahan sangat laparnya
-
Sebagai contoh untuk umatnya
Agar sabar di masa sukarnya
Bukan tak mampu tapi tak sudi
Gunung jadi emas untuk Nabi
-
Bagaimanakah lezatnya dunia
Mempengaruhi Nabi yang mulia
Sedangkan dunia serta isinya
Allah jadikan karena Nabinya
-
Dan dengan hilim sambut kubangan
Atau serangan serta tuduhan
Bahkan berdo’a setiap saat
Agar penyerang dapat hidayat
-
Dan Nabi sangat gagah berani
Selisih musuh ia hadapi
Hatinya tabah tiada mundur
Sehingga musuh musnah dan hancur
-
Kecantikan Nabi dan akhlaknya
Pun ilmu dan keutamaannya
Sungguh sempurna dan sangat tinggi
Tak seorang dapat membatasi
-
Dikutip dari Kitab BUNGA MELATI
Karangan :
Al-Allamah Al-Arif Billah Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf
Selasa, 02 Agustus 2011
Mulailah Ukhuwah dengan Silaturahmi Keluarga
MASALAH harta, warisan bahkan perbedaan keyakinan (madzhab, atau organisasi) kerap menjadi pemicu perseteruan antar anggota keluarga. Sehingga, akibat perbedaan ini, seorang orang tua dengan anak, kakak dan adik atau antar anggota keluarga menjadi terpisah, tidak sapa, seperti tidak saling kenal. Fenomena sosial ini seharusnya menjadi bahan renungan bagi kita semua. Sebab silaturahmi berkorelasi dengan keimanan seseorang dan juga masa depan keislaman kita.
Institusi keluarga adalah salah satu bagian dari komponen masyarakat. Keutuhan sebuah keluarga, merupakan kontribusi besar bagi terwujudnya umat Islam yang kokoh, dan bersatu padu (ukhuwah Islamiyah). Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam telah mewanti-wanti persoalan ini melalui ayat al-Qur'an dan as-Sunnah. Beliau memberi kabar akan bahaya memutus keluarga.
Ancaman Allah Subhanahu wa ta'ala terhadap pemutus keluarga sangat serius. Dalam surat Muhammad ayat 22-23, Allah Subhanahu wa ta'ala memvonisnya sebagai orang yang terkutuk, dengan telinga ditulikan dan penglihatannya dibutakan.
Artinya, nasihat-nasihat baik tidak akan bisa masuk telinga dan merasuk hatinya. Ia juga kesulitan melihat kebenaran (al-haq) walaupun kebenaran itu nyata di depan mata.
Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa ta'ala juga memberi predikat sebagai orang fasik dan merugi (QS. al-Baqarah 26-27), terkutuk dan penghuni neraka jahannam (QS. al-Ra'd 25). Ancaman al-Qur'an ini kemudian dita'kid (dikuatkan) oleh hadis Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam: "Tidak masuk surga orang yang memutus keluarga." (HR. Bukhari dan Muslim).
Penegasan dari hadis Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam ini menunjukkan bahwa ancaman Allah terhadap pemutus tali silaturahmi benar-benar serius.
Dengan demikian, sesungguhnya silaturahmi bertalian dengan keimanan seseorang. Silaturahmi adalah salah satu identitas seorang mu'min. Seorang mu'min mempunyai tabiat selalu menjaga keakraban dengan keluarga dan bila keluarga itu terputus, ia segera menyambung dan mengadakan islah. Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menyambung keluarga (silaturahmi)." (HR. Bukhari)
Oleh sebab itu, hukuman orang yang memutus kerabat sungguh berat. Hukuman itu tidak hanya di akhirat tapi juga ditimpakan sejak di dunia. Sebab, memutus tali kekerabatan termasuk dari salah satu dosa besar. Bahkan dosa itu berimplikasi kepada orang-orang di sekitarnya.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Rahmat itu tidak diturunkan kepada kaum yang di dalamnya ada seorang pemutus keluarga."(HR. Bukhari) .
Hadis ini menunjukkan bahwa dosa memutus kerabat juga berakses negatif (dicabutnya Rahmat Allah) terhadap orang-orang yang hidup di sekitarnya.
Saudara yang berpisah dan berseteru bisasanya disebabkan pada masalah perebutan harta, warisan, kecemburuan, dan soal pribadi. Konflik dalam masalah-masalah tersebut sudah biasa terjadi dan sering terdengar telinga kita.
Kalau soal harta, kita sering mendengarnya. Tapi sebenarnya ada faktor lain yang mungkin akhir-akhir ini menjadi fenomena baru. Persoalan perbedaan madzhab fikih atau ormas Islam, dan partai kadang menjadi pemicu terjadinya konflik antar keluarga atau antar anggota masyarakat – pada beberapa kasus, soal ini sulit didamaikan.
Seseorang yang sudah mendalami madzhab baru biasanya berusaha kuat menyebarkannya kepada orang terdekat atau saudaranya. Sedang, anggota keluarga lain yang memegang tradisi pendahulunya tidak akan rela melepaskan begitu saja. Ajaran dan doktrin keagamaan harus diturunkan kepada anak cucu. Maka, bila tidak saling memahami, konflik saudara akan terjadi.
Dari perbedaan-perbedaan ini terjadilah salah komunikasi dengan anggota keluarga. Bahkan ada seorang mahasiswa yang aktif dalam gerakan baru di kampusnya rela putus hubungan dengan keluarganya demi berjuang menyebarkan madzhab barunya. Di rumah, ia tidak betah karena keluarganya menolak diajak masuk madzhab baru.
Perbedaan pandangan itu bermacam-macam kadarnya. Besar-kecilnya konflik juga bergantung dengan kadar perbedaan tersebut. Saat terjadi perbedaan hari Raya misalnya yang terjadi beberapa kali, orang sempat bersitegang dengan saudara yang berhari Raya tidak sama. Tetapi ketegangan itu bersifat sementara – bila masing-masing mengerti.
Musibah perpecahan keluarga pernah di alami oleh Nabi Nuh alaihissalam dengan anaknya Qan'aan. Tatkala Nabi Nuh alaihissalam dan ketiga putranya Sam, Ham, Jafits beserta pengikutnya yang beriman sudah berada di dalam kapal, karena ada banjir bandang – Qan'aan yang kafir menolak ajakan Nabi Nuh alaihissalam menaiki kapal. "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah" tolak Qan'aan.
Akibat menolak ajakan ayahnya itu, ia ditenggelamkan oleh Allah dihempas air bah beserta kaum Nabi Nuh alaihissalam yang kafir. Nabi Nuh alaihissalam sedih atas musibah ini, seraya berseru "Ya Allah ia adalah anakku". Tapi apa jawaban Allah? "Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya perbuatannya adalah perbuatan yang tidak baik." (QS. Hud: 45).
Mendapat jawaban dari Allah Subhanahu wa ta'ala, Nabi Nuh paham bahwa anaknya telah memutus tali kerabat sekaligus memutus keimanan, ia bukan lagi anaknya. Oleh sebab itu dia harus merelakannya diazab oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Qan'aan, dalam kisah tersebut walaupun mempunyai hubungan darah, tapi ia menganggap sudah tidak ada hubungan lagi dengan ayahnya. Padahal Nabi Nuh sangat menantikan ia kembali kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan berkumpul kembali bersama saudara-saudaranya.
Beliau berusaha menyambung tali silaturahmi, dengan mengajak kembali kepada Allah. Tapi karena karena ia tetap memegang prinsip kekafirannya, Allah Subhanahu wa ta'ala memisahkannya dengan Nabi Nuh alahihissalam.
Dari kisah tersebut, kita semakin yakin dengan apa yang telah disabdakan Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam.. Orang yang menyambung silaturahmi akan selalu dinaungi rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala , sebaliknya orang yang memutus hubungan silaturahmi akan dihimpit laknat Allah Subhanahu wa ta'ala. Qan'an dalam kisah tersebut menolak ajakan Nabi Nuh untuk merajut tali silaturahmi. Akibatnya, Allah Subhanahu wa ta'ala menimpakan adzab kepadanya.
Jadi persatuan Islam itu mesti dimulai dari silaturahmi keluarga. Caranya, tidak sekedar saling menziarahi, tapi yang lebih penting saling menasihati dan mendakwahi. Keluarga itu komponen masyarakat Islam. Jika kita mampu membentuk keluarga yang islami, rukun dan damai, maka masyarakat yang akan tercipta pun adalah masyarakat beriman bersatu padu di bawah naungan Islam yang dirahmati oleh Allah. */ Kholili Hasib
Red: Cholis Akbar
Ayo Berkompetisi Dalam Kebaikan!
DARI sekian banyak gelar yang Allah janjikan kepada orang-orang mukmin, salah satunya adalah gelar ‘wali’. Namun menjadi “wali Allah” bukanlah mimpi bagi mereka yang menghendakinya. Sebab, hal tersebut telah menjadi salah satu janji Allah kepada mereka yang mampu memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan-Nya. Mafhum mukhlafah-nya, seseorang tidak akan pernah mampu menduduki derajat kewalian, manakala dia tidak pernah melakukan apa yang telah menjadi persyaratan-Nya itu.
Lalu pertanyaannya, apa yang dimaksud dengan wali itu? menurut Yusuf bin Ismail al-Nabhani, dalam bukunya, “Mukjizat Para Wali Allah”(Terj), menjelaskan bahwa al-Wali itu berarti yang ‘dekat’. Jika artinya adalah kemampuan seseorang agar memiliki kedekatan kepada Allah karena ketaatannya dan keikhlasannya, maka kita semua berhak menjadi “wali Allah” dab akan senantiasa berusaha dekat kepadanya, dengan limpahan rahmat, keutamaan, dan kebaikkan, hingga mencapai jenjang al-Wilayah (kewaliyan).
Jadi, standart yang menjadi acuan layak atau tidaknya seseorang menjadi wali Allah yaitu ketaatannya. Sejauh mana dia menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, itu menjadi ukuran kelayakkannya.
Dalam hal ini, Allah pun telah berfirman di beberapa surat dari Al-Qur’an, “Allah adalah pelindung (wali) orang-orang yang beriman” (al-Baqarah: 257). Di surat lain Dia juga berfirman, “Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung (maula) orang-orang yang beriman dan sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai pelindung” (Muhammad: 11).
Karena itu, besarnya keimanan seseorang lah yang menjadi barometer seseorang bisa menjadi wali Allah. Ada pun keimanan, itu berkaitan erat dengan ketaatan. Sebab, makna iman sendiri adalah, “al-Tashdiqu bil-qolbi wa taqririru bil-lisaani wal-‘amalu bil-jawarih” (Mempercayai dengan hati, mengikrarkannya dengan lisan, dan mengerjakannya dengan jelas). Dan ‘sayaziidu bil-tho’aati wa yanqushu bil-ma’syiati’ (Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan).
Selain itu, dari sini bisa juga disimpulkan bahwa wali sama sekali bukanlah gelar yang disematkan oleh manusia sebagai penghormatannya terhadap tokoh tertentu. Bagaimanapun pakarnya dia dalam suatu bidang keilmuan, serta dinobatkan oleh seribu bahkan sejuta orang sekalipun sebagai wali, namun gerak-geriknya sama sekali tidak menunjukkan ketundukkan kepada Allah (yang ada justru penentangan terhadap ketetapan-ketetapan-Nya), maka sedikit pun hal tersebut tidak mampu mengangkat ‘poin’nya ke derajat al-Wilayah (kewaliyan), maka dia bukanlah termasuk wali Allah.
Seorang “wali” akan senan terjaga dari keburukkan, karena Allah akan senantiasa memiliharanya, dan mengarahkannya kepada kebaikkan. Kakinya tidak pernah dilangkahkan ke tempat-tempat maksiat, karena Allah telah menuntunnya menuju jalan kebaikkan. Begitu pula dengan pendengarannya, penglihatannya, penciumannya, tangannya, dll.
Seorang “wali”, akan senantiasa merasa bahagia dalam kondisi apa pun; baik susah maupun senang. Karena dia memahami betul makna kebahagiaan dan sumbernya. Sama sekali bukan dari materi. Kondisi apa pun yang dia hadapi, dia akan senantiasa berlapang dada. Tidak ada konsep sial dan untung baginya mengenai suatu kondisi. Semua baik baginya, karena segala sesuatu tidak mungkin terjadi kecuali atas takdir Allah, kekasih hatinya. Sebab itu, dia senantiasa bersyukur dan terus bersabar.
Sebagaiman yang pernah diilustrasikan oleh Rosulullah dalam salah satu sabdanya,bahwa sungguh menakjubkan seorang mukmin itu, apa bila dia diberi nikmat, dia bersyukur, dan apa bila diberi musibah, dia bersabar, dan kedua-duanya sama-sama baik baginya.
Pribadi macam inilah yang akan memperoleh ‘singgasana’ kewalian. Jadi, mereka tidak akan pernah merasa sedih, karena janji Allah bagi mereka adalah kebahagiaan di dunia dan di akhirat, telah termaktub di dalam Al-Quran. Firman-Nya,
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاء أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالأَنْعَامُ حَتَّىَ إِذَا أَخَذَتِ الأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلاً أَوْ نَهَاراً فَجَعَلْنَاهَا حَصِيداً كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِالأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang., Lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir. |
(Yunus: 24).
Ayo, Berkompetisi !
Hidup adalah pilihan. Begitu pula terhadap janji Allah terhadap orang-orang yang akan diangkat ke derajat wali-Nya. Itu tergantung pada pilihan mereka. Allah telah menjabarkan akan perkara-perkara yang harus mereka tempuh agar mampu merengguh posisi tersebut. Namun, semuanya kembali kepada pribadi-pribadi mukmin itu sendiri. Apakah mereka mengindahkanya, atau mengabaikannya?
Allah berfirman, إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِراً وَإِمَّا كَفُوراً
“Sesungguhnya kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur”. (al-Insan: 3).
Bagi mereka yang mengharapkan hal tersebut, seyogyanyalah mereka untuk melakukan apa saja yang telah diperintahkan Allah, dan menjauhi segala larangannya. Tapi yang perlu diingat bagi mereka yang abai, sesungguhnya Allah lepas diri dari perwalian mereka. Pertanyaannya, kalau bukan Allah sebagai wali mereka, lalu siapa lagi? Jangan sampai kita termaktub dalam golongan yang Allah sebut dalam firmannya berikut, “Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung (Maula) orang-orang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak memiliki pelindung” (Muhammad: 11).
Sebab itu, mari kita berkompetisi untuk meraihnya, sehingga kebahagiaan senantiasa menyertai kita. “Fastabiquu al-khairaat” (Berlomba-lomba lah kalian dalam kebaikkan). Wallahu ‘alam bis-shawab.*
Rep: Robinsah
Red: Cholis Akbar
Langganan:
Postingan (Atom)