Hari ini kita umat Islam sedunia merayakan Hari Idul Adha, hari raya Umat Islam yang berkaitan dengan manasik haji dari para Jamaah Haji yang datang dari berbagai penjuru dunia. Memenuhi panggilan Allah SWT. Bersahut-sahutan para jamaah haji melantunkan kalimat talbiyah:
Labbaik Allahumma labbaik, Labbaik laa syarikalaka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulk. Laa syarii kalak!.
Kupenuhi panggilan-Mu, ya Allah, kupenuhi panggilan-Mu! Kupenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, kupenuhi panggilan-Mu! Sesungguhnya segala puji dan segala nikmat serta segala kekuasaan hanyalah milik-Mu! Tiada sekutu bagi-Mu!
Kaum muslimin rahimakumullah,
Kalimat talbiyah adalah kalimat deklarasi umat manusia, sebagai hamba Allah, dengan segala ketundukan kepada-Nya, memenuhi panggilan-Nya kepada seluruh umat manusia yang tidak lain dan tidak bukan, semuanya adalah makhluk ciptaan-Nya. Tidak satu pun manusia, baik yang beriman kepada Allah maupun yang kufur kepada-Nya, melainkan adalah makhluk-Nya. Deklarasi Talbiyah menunjukkan pengakuan umat manusia kepada Allah sebagai satu-satunya Dzat yang diakui sebagai Al Khaliq, Tiada sekutu bagi-Nya, sebagai satu-satunya Dzat yang telah menciptakan dan memberikan kehidupan kepada manusia, memberikan rizki dan berbagai kenikmatan yang ada, memberikan rupa dan bentuk makhluk yang paling sempurna, yang telah memberikan akal, yang telah memberikan hidayah kepada umat manusia dengan mengutus para Rasul yang membawa risalah-Nya dan dinul haq, yang layak dan hanya Dia yang layak atas segala bentuk pujian. Yang berkuasa atas seluruh alam smesta, kehidupan, dan manusia, yang segala puji, nikmat, dan kekuasaan hanyalah milik-Nya. Kesatuan kalimat talbiyah itu mengikat keyakinan seluruh jamaah haji yang datang, apapun bangsa, bahasa, warna kulit, maupun negara yang menaungi mereka. Semua lebur dalam kekuasaan dan kewibawaan Allah SWT.
Seluruh perjalanan manasik, baik thawaf mengitari Ka’bah, sai antara bukit Shafa , bermalam di Mina, wuquf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, dan melempar Jumrah di Mina, semuanya merupakan bagian dari ketundukan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dan semuanya mengingatkan kita bahwa Allah SWT satu-satunya Dzat yang berkuasa atas alam semesta dan yang berkuasa di hari pembalasan nanti (Maliki Yaumid Diin). Dan itu semua mengingatkan kita kepada padang Mahsyar, padang pengumpulan seluruh umat manusia dari Nabi Adam sampai keturunan manusia yang paling akhir, untuk diminta pertanggung jawaban mereka atas umur, badan, ilmu, dan harta yang mereka miliki. Pemeriksaan yang berlangsung setengah hari akhirat (500 tahun dunia) itu akan menetukan apakah seseorang masuk ke dalam surga (Jannah) ataukah terjungkal ke dalam neraka jahannam. Na’udzbillahi min dzalik!
Kaum muslimin rahimakumullah
Panggilan untuk haji ke baitullah itu sendiri sudah diperintahkan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim a.s. untuk menyerukannya. Allah SWT berfirman:
Dan berserulah kepada manu-sia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh..(QS. Al Hajj 27).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Haji adalah suatu kewajiban hukum (syar’i) berdasarkan perintah Al Quran dan contoh nabi Muhammad saw. dalam As Sunnah. Allah SWT berfirman:
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran 97).
Dan petunjuk praktis dari Rasulullah saw. sebagai salah satu hukum syariah yang khas, yang memiliki sifat-sifat tertentu, dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, dan dengan syarat-syarat tertentu menurut ketentuan wahyu ilahi. Beliau saw. bersabda: “Ambillah manasik haji kalian dariku”.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Hikmah disyariatkannya ibadah haji adalah agar kaum muslimin bisa mengambil berbagai manfaat perdagangan maupun saling mengenal antara kaum muslimin yang datang dari berbagai penjuru dunia di dalam haji disamping untuk mengingat Allah dalam memenuhi syiar-syiar haji. Allah SWT berfirman:
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfa`at bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak”. (QS. Al Haj 28).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Jelaslah bahwa pertemuan manusia dari berbagai tempat di suatu tempat menghasilkan manfaat saling kenal, meningkatkan ukhuwah Islamiyah, dan sebagai perwujudan riil ukhuwah, bisa jadi saling berbisnis dan bermuamalah untuk memenuhi kemaslahatan masing-masing secara adil dan saling ridlo. Dalam tafsir Jalalain, ketika menafsirkan kalimat liyasyhaduu manafi’a lahum, Imam Jalalain mengatakan dengan perdagangan (bit tijaaroh).
Oleh karena itu, mestinya penguasa muslim hari ini di seluruh dunia, bilamana mereka punya sedikit saja rasa tanggung jawab untuk memajukan perekonomian rakyatnya, pasti mereka membekali para jemaah haji dengan ketrampilan berbisnis sehingga secara terprogram pertemuan akbar umat Islam sedunia ini menjadi ajang pertemuan bisnis umat Islam sedunia secara komprehensif. Baik secara langsung masing-masing jemaah haji menjual dan membeli barang dagangan masing-masing maupun pertemuan bisnis untuk membuat MOU-MOU bagi bisnis internasional mereka. Bagus sekali jika pemerintahan di dunia Islam mengadakan expo produk masing-masing negara hingga bisa ditindaklanjuti kepada pembentukan kerjasama dalam Masyarakat Ekonomi Dunia Islam (MEDI). Kerjasama ekonomi antar negara ini bisa menjadi fasilitator bagi seluruh umat Islam untuk melakukan bisnis antar negara di dunia Islam. Adalah ironi bila banyak kasus ekspor makanan ke dunia Islam justru dilakukan oleh orang non muslim.
Kaum muslimin rahimakumullah
Ketika haji wada’ rasulullah saw. berpidato kepada umat Islam yang berhaji pada waktu itu. Salah satu isinya antara lain: Wahai manusia sungguh telah kutinggalkan kepada kalian apa yang jika kalian berpegang teguh kepadanya kalian tidak akan tersesat selamanya: Kitabullah dan Sunnah Nabi. Sesungguhnya setiap muslim adalah saudara muslim yang lain. Orang-oramng muslim itu bersaudara. Tidaklah halal bagi seorang muslim harta saudaranya kecuali apa yang dia berikan dengan senang hati. Janganlah kalian berbuat zalim dan janganlah sepeninggalku kalian kembali kepada kekafiran lalu sebagian kalian saling penggal satu sama lain…(al Mustadrak Juz I/93).
Dari pidato beliau tersebut kita mendapatkan pelajaran bahwa kaum muslimin itu satu dan saling bersaudara satu sama lain.
Oleh karena itu, spirit persatuan dan persaudaraan dalam ibadah haji perlu diwujudkan dalam bentuk yang lebih konkrit. Baik berupa pembentukan hubungan dagang antar pengusaha muslim dari berbagai negara, maupun hubungan dagang antar negara muslim, kerjasama pendidikan dan ilmu pengetahuan, kerjasama dalam program TV, hingga program kesatuan mata uang dinar dan dirham untuk dunia Islam. Gagasan-gagasan yang merupakan wujud konkrit dari ukhuwah Islamiyyah antar kaum muslimin di seluruh dunia itu kiranya perlu diperjuangkan oleh semua pihak sebagai langkah awal menuju terbentuknya kesatuan antar negara muslim dalam bentuk Uni Dunia Islam (UDI) atau dalam ungkapan hadits menjadi Khilafah ala minhajin Nubuwwah. Wallahua’lam.
Sehingga firman Allah :
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat 13).
Terwujud secara konkrit dengan wasilah ibadah haji hingga menjadi satu kesatuan ibadah, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan social politik dunia Islam.
Aquulu qauli hadzaa waastaghfirullah lii walakum
Jakarta Akhir Dzul Qa’dah 1431H
Hizb Dakwah Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar