Kaum muslimin rahimakumullah,
Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah SWT untuk menerangi jalan hidup seluruh umat manusia, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya hidayah, Sudah sepantasnya umat manusia menghormati dan mengagungkan beliau saw.
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (QS. Al Fath 8-9).
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah SWT mengutus Nabi Muhammad saw. sebagai saksi atas seluruh makhluk-Nya, dan sebagai pemberi kabar gembira (mubassyiran) kepada orang-orang mukmin yang beriman kepada beliau saw. dan sebagai pemberi peringatan (nadziiran) kepada orang-orang kafir yang menolak mengimaninya. Ibnu Katsir mengutip penjelasan dari sahabat Ibnu Abbas r.a. yang mengartikan kalimat wa tu’azziruuhu agar kalian muslimin mengagungkan Nabi saw. dan menerangkan kalimat wa tuwaqqiruuhu dari kata at tauqiir yang artinya agar kaum muslimin menghormati, memuliakan, dan mengagungkan Nabi Muhammad saw. Sedangkan Az Zamakhsyari dalam tafsir Al Kassyaf menjelaskan makna kalimat litu’minuu billahii wa rasuulih adalah agar kalian wahai manusia mengimani Allah dan Nabi Muhammad saw. sebagai utusan-Nya; wa tu’azziruuh agar kalian memperkuatnya dengan memberikan pertolongan kepadanya; wa tuwaqiruuh agar kalian mengagungkannya. Dalam kitab Ad Durrul Mantsur diriwayatkan suatu hadits dari Jabir bin Abdillah r.a. yang berkata bahwa ketika turun ayat wa tu’azziruuhu kepada Rasulullah saw. , beliau saw. bertanya kepada para sahabatnya: Apa maksud kalimat itu? Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Maka Rasulullah saw, bersabda: Agar kalian menolongnya! Kalimat memberi pertolongan (an nushrah) dalam hadits tersebut maknanya adalah memberikan kekuatan militer kepada beliau saw. Ikrimah r.a. berkata tentang kalimat wa tu’azziruuhu adalah “Agar kalian berperang bersama beliau saw. dengan membawa pedang”.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Dengan demikian jelaslah bahwa Rasulullah saw. memiliki posisi paling mulia di antara umat manusia. Beliau saw. wajib dimuliakan, dihormati, dan diagungkan oleh semua manusia, baik oleh mereka yang beriman kepada beliau saw. maupun mereka yang tidak beriman kepada beliau saw. Sebab Rasulullah saw. adalah utusan Allah SWT untuk seluruh umat manusia, bukan untuk suatu kaum saja. Allah SWT menegaskan posisi kerasulan beliau saw. atas seluruh umat manusia dalam firman-Nya:
Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.(QS. Saba 28).
Juga firman-Nya:
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(QS. Al Anbiya 107).
Kaum muslimin rahimakumullah
Oleh karena itu, tidak dibenarkan seorang pun, baik muslim maupun non muslim melakukan penghinaan dan penistaan kepada Rasulullah saw. Sebab itu berarti menyakiti hati Rasulullah saw. Dan lebih dari itu, berarti menyakiti kaum muslimin. Karena, bagi kaum muslimin, Rasululullah saw. lebih utama daripada diri mereka sendiri.
Allah SWT berfirman:
Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka…(QS. Al Ahzab 6).
Orang-orang mukmin itu mencintai nabi mereka lebih dari mencintai diri mereka sendiri dalam segala urusan.. Juga Rasulullah saw. wajib dicintai lebih daripada anak dan istrinya, maupun orang tua dan sanak saudara. Bahkan harus lebih dicintai daripada apa dan siapapaun termasuk diri sendiri. Allah SWT berfirman:
Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At Taubah 24).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Oleh karena itu, siapapun kaum muslimin, terutama mereka yang punya kekuatan dan kekuasaan, wajib menjunjung kehormatan Rasulullah saw. dan tidak boleh mengizinkan siapapun untuk melenggar kehormatan tersebut. Berkaitan dengan penghinaan kepada Nabi yang selama ini dilakukan oleh orang-orang kafir Barat seperti kasus kartun Nabi di Denmark, juga lomba kartun di jejaring Facebook akun Everybody Draw Mohammed Day maka seharusnya pemerintah yang berkuasa atas jalur internet segera meminta jejaring Facebook secepatnya menutup halaman penghina Nabi Muhammad tersebut. Dan kalau tidak respon segera menutup saluran jejaring Facebook agar tidak masuk negeri ini sebagaimana yang sudah dilakukan pemerintah Pakistan. Namun sampai tulisan ini dibuat, pemerintah dalam hal ini Menteri Kominfo Ustadz (sebagaimana sebutan bawahannya) Tifatul Sembiring hanya beretorika. Pasalnya akun tersebut masih bisa diakses dan isinya menampilkan gambar dan komentar-komentar di akun tersebut yang sangat menyinggung perasaan umat Islam.
Kaum muslimin rahimakumullah
Pertanyaannya, apakah yang nanti dijawab oleh kaum muslim yang punya kekuatan dan kekuasaan bilamana Nabi Muhammad saw. bertanya di hari kiamat, kenapa anda tidak menolong saya pada saat saya dihinakan? Apakah pantas hari ini anda mendapatkan syafaat saya? Padahal dulu tatkala Rasulullah saw. meminta para sahabatnya mengkesekusi Ka’ab bin al Asyraf gara-gara gembong Yahudi itu menyakiti hati Rasulullah saw. Maka Muhammad bin Maslamah r.a. dan anak buahnya segera melaksanakannya dengan baik. Apakah layak para penguasa muslim hari ini tidak melakukan pembelaan kepada baginda Nabi Muhammad saw.? Tentu tidak. Tidak boleh ada alasan apapun termasuk, untung rugi bisnis internet, menjadi factor tidak pedulinya pemerintah muslim atas perkara penghinaan kepada Nabi ini. Padahal dalam QS. At Taubah di atas Allah SWT mengancam akan menurunkan adzab manakala umat Islam lebih mencintai bisnis (tijaarotan takhsyauna kasaadaha) daripada mencintai Allah, Rasul-Nya, dan jihad fi sabilillah. Wallahua’lam!
Baarkallah lii walakum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar