Minggu, 08 Mei 2011

Kemulyaan Manusia dan Malaikat

Mungkin sebagian orang bertanya, “Mana yang lebih mulya, manusia atau malaikat?”. Sebagian pendapat mengatakan bahwa malaikat lebih mulya dari manusia. Sebagian lagi berpendapat bahwa manusia lebih mulya dari malaikat.

Mereka yang berpendapat bahwa malaikat lebih mulya dari manusia, berpegang pada dalil, diantaranya dari sebuah hadits qudsi yang cukup panjang:
وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ
…Dan jika dia mengingat-Ku pada suatu khalayak, maka Aku mengingatnya pada suatu khalayak yang lebih baik dari mereka. (Shahih Bukhari no. 6856)
Ada yang menafsirkan bahwa “khalayak yang lebih baik dari mereka” adalah malaikat. Pendapat ini juga didasarkan pada ayat:
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”.(QS. Al-A’roof: 20)
Menurut sebagian pendapat, ayat ini menunjukkan bahwa malaikat lebih mulya dari Adam dan keturunannya secara muthlaq. Karena yang kekal itu lebih baik dari yang fana, maka malaikat lebih baik dari bani Adam. Namun pendapat ini umumnya dipegang oleh kebanyakan filosof, kaum mu’tazilah dan sebagian kecil dari Ahlus Sunnah dari ahli tashowwuf dan sebagian dari kaum zhohiriyyah.
Sebagian pendapat mengatakan bahwa malaikat lebih mulya dari manusia kecuali dari para Nabi. Sebagian pendapat mengatakan bahwa malaikat lebih baik dari manusia, termasuk dari para nabi, kecuali dari Nabi kita Muhammad shollallohu ‘alayhi wa alihi wa sallam.
Dalil yang menunjukkan bahwa Para Nabi lebih baik dari malaikat diantaranya adalah Allah menyuruh malaikat untuk sujud menghormati Nabi Adam.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka. (QS. Al-Baqoroh: 34)
Dan Allah memulyakan Adam dengan pembelaan Allah atas Adam dengan firman-Nya:
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ
Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”.(QS. Shood: 75)
Allah juga memilih para Nabi dan mengunggulkan mereka dari semesta alam.
إِنَّ اللَّه اِصْطَفَى آدَم وَنُوحًا وَآل إِبْرَاهِيم وَآل عِمْرَان عَلَى الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, dan Nuh, dan keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran atas semesta alam. (QS. Ali Imran: 33)
Keluarga Ibrahim dan keluarga Imran menjadi mulya karena pada keluarga mereka ada anggota keluarga yang menjadi Nabi. Dan Allah mulyakan bani Adam dengan menjadikan dari antara mereka Nabi dan Rasul.
Dan Allah memulyakan manusia dengan menjadikan mereka sebagai khalifah dan ditundukkan bagi mereka segala apa yang dilangit dan di bumi.
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya. (QS. Al-Jatsiyah: 13)
Jadi, mana yang lebih mulya, manusia atau malaikat? Dalam hadits itu, khalayak yang lebih baik itu menurut kebanyakan pendapat adalah malaikat. Karena malaikat adalah makhluq yang tidak berma’siat dan selalu tho’at kepada Allah. Dan kita mengakui bahwa makhluq yang seperti itu adalah makhluq yang lebih baik dari makhluq yang berma’siat.
Tetapi ketaatan malaikat merupakan sifat aslinya yang mana Allah menciptakan mereka demikian. Sedangkan ketaatan manusia merupakan kemenangan setelah berjuang melawan nafsunya, syahwatnya, hawa nafsunya, murkanya. Malaikat itu diselamatkan dari bisikan syaithan. Sedangkan manusia selalu mendapatkan bisikan syaithan. Manusia belum pernah melihat Allah, belum pernah melihat surga, belum pernah melihat neraka.  Sehingga ibadah manusia itu lebih sulit.
Jadi, manusia itu lebih mulya dari malaikat, jika mereka terus menjaga fitrah mereka. Namun manusia menjadi makhluq paling hina, jika ia tidak menjaga fitrah mereka dan mengikuti hawa nafsu mereka.
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ. ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (QS. At-Tiin: 4-6)
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آَدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS. Al-Isra`: 70)
Telah disepakati bahwa para Nabi lebih mulya dari para malaikat. Sedangkan selain para Nabi, maka kembali kepada tingkat keshalihan dan ketaqwaan mereka. Jika mengikuti pendapat yang masyhur dari jumhur Ahlus Sunnah, maka para shalihin, syuhada, ataupun shiddiqin dari bani Adam itu lebih mulya dari jenis makhluq lainnya.
Jadi, ketika manusia biasa mengingat Allah dalam suatu jama’ah, maka Allah akan memulyakan, menyebut-nyebut, dan membanggakan manusia itu di hadapan para malaikat, yaitu makhluq yang lebih mulya dari manusia pada umumnya, yang terkadang -bahkan sering- berma’siat. Jika seluruh jama’ah yang berdzikir itu adalah dari orang-orang shalih, maka akan dimulyakan di hadapan khalayak yang lebih mulya lagi, yaitu para Nabi, para Rasul, dan arwah para wali yang derajatnya lebih mulya dari mereka. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog