Rabu, 02 Maret 2011

Nurdin Halid dan Siri’ PDF Print E-mail
Jika dalam sebuah permasalahan seorang Bugis sudah menggunakan kata-kata “harga diri”, atau siri’ dalam bahasa Bugis, jangan main-main, bisa dipastikan bahwa masalah tersebut adalah masalah serius.

Nurdin Halid
Hingga pekan ini, berita tentang kemelut PSSI masih ramai menghiasi media. Dan hampir dapat dipastikan, karena begitu besar magnitude-nya, pekan-pekan berikutnya masih demikian.

Salah satu hal yang paling banyak mendapat sorotan adalah kepemimpinan Nurdin Halid. Banyak yang meminta agar ia mundur dari bursa calon ketua umum PSSI, tapi tidak sedikit pula yang mendukungnya.

Adanya dua kubu yang saling bertentangan ini jelas merupakan potensi terjadinya perpecahan dalam bangsa ini. Sesuatu yang tentu sama-sama tidak kita inginkan.Saya tidak ingin masuk terlalu jauh ke dalam polemik itu, apalagi ikut ramai-ramai menghujat Nurdin Halid. Sebaliknya, saya justru ingin melihat sisi positifnya.

Sebagaimana kita tahu, perkembangan terakhir kemelut PSSI, Komite Eksekutif PSSI memutuskan dua hal besar. Salah satunya adalah menunda kongres dalam rangka pencalonan ketua umum PSSI. Keputusan yang, minimal dalam pandangan saya, sangat melegakan. Karena, untuk sementara, dapat meredakan suasana.

Namun, pada saatnya nanti, yakni ketika kongres pencalonan ketua umum PSSI digelar, masalah bisa muncul lagi jika sumber permasalahan tidak diatasi.

Dalam konteks calon ketua umum PSSI, secara formal Nurdin Halid bukan mencalonkan diri, melainkan dicalonkan. Menjawab desakan pertanyaan seorang wartawan di sebuah televisi, ketika kongres nanti sudah digelar dan ia dicalonkan lagi apakah ia akan menerima pencalonan itu, Nurdin mengatakan, kurang lebih begini, “Sebagai orang Bugis, saya sangat berpegang teguh pada harga Suporter Indonesia Demodiri.” 

Jika dalam sebuah permasalahan seorang Bugis sudah menggunakan kata-kata “harga diri”, atau siri’ dalam bahasa Bugis, jangan main-main, bisa dipastikan bahwa masalah tersebut adalah masalah serius.

Jawaban Nurdih Halid kepada sang wartawan memang tidak eksplisit berarti bahwa ia akan menolak pencalonan dirinya kembali sebagai ketua umum PSSI. Namun, melihat realitas begitu maraknya demonstrasi yang meminta agar ia mundur dari PSSI, saya menduga, jawaban Nurdin berarti demikian. Dan jika demikian, berarti ia telah memperkecil konflik.

Tapi, itu kan dugaan saya. Hati orang, siapa tahu. Mungkin saja Nurdin akan tetap maju sebagai calon ketua umum PSSI. Atau, bisa juga ia dalam kebimbangan.

Nah, jika yang terakhir  Nurdin alami, sebagai sesama muslim, saya sarankan: Serahkan kebimbangan hati Anda kepada Allah. Shalat Istikharah-lah. Mintalah petunjuk kepada-Nya, Dzat Yang Mahatahu apa yang terbaik untuk Anda, bahkan untuk kita semua.

Dengan perkenan dari-Nya, Anda akan beroleh gambaran-gambaran petunjuk yang jelas, atau kecenderungan hati nurani, atau yang lainnya. Setelah itu, melangkahlah dengan mantap. Mudah-mudahan semua pihak dapat memahami. Amin ya Rabbal alamin.

ES

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog