Minggu, 05 Desember 2010

Menguji Fobia Manusia dengan Tarantula

E-mail Cetak PDF
London - Para ilmuwan menggunakan tarantula untuk meneliti rasa takut manusia. Para peneliti menemukan bahwa otak akan memberikan respon berbeda terhadap ancaman berdasarkan kedekatan, arah dan bagaimana orang-orang mengharapkan sesuatu itu menakutkan.

Para peneliti dari The Cognition and Brain Sciences Unit di Cambridge, Inggris menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional, atau fMRI, untuk melacak aktivitas otak pada 20 sukarelawan ketika mereka menyaksikan tarantula diletakkan di dekat kaki mereka, dan kemudian bergerak mendekat.

Hasilnya menunjukkan bahwa berbagai komponen jaringan ketakutan otak bereaksi terhadap ancaman-respon. Hal ini bisa membantu para ilmuwan mendiagnosa dan mengobati pasien yang menderita fobia klinis.

"Kami telah menunjukkan bahwa itu bukan hanya struktur tunggal dalam otak, itu adalah beberapa bagian yang berbeda dari jaringan ketakutan dan mereka bekerja sama untuk mengatur respon rasa takut," kata Dean Mobbs, yang memimpin studi tersebut, dalam wawancara via telepon.

Tim Mobbs's menilai aktivitas otak para relawan selama tiga bagian pada penelitian tersebut: pertama ketika tarantula itu ditempatkan di dalam kotak dan diletakkan di dekat kaki mereka dan kemudian dipindahkan menjadi lebih dekat atau lebih jauh. Lalu ketika tarantula dibiarkan berjalan ke arah yang berbeda.
”Nampak ketika tarantula bergerak menjauh atau mendekati Anda, Anda akan melihat peralihan fungsi otak dari daerah kecemasan ke daerah panik," kata Mobbs.

Dia mengatakan ada lebih banyak aktivitas di pusat respon otak daerah panik ketika tarantula merayap lebih dekat daripada saat menjauh, terlepas dari seberapa dekatnya tarantula itu dari tempat pertama.
Ia menjelaskan bahwa para relawan itu sebenarnya hanya menonton video dari tarantula yang mereka percayai berada di dekat kaki mereka. Karena mendapatkan tarantula untuk setiap relawan dalam melakukan penelitian adalah tidak mungkin.

Para ilmuwan juga meminta relawan terlebih dahulu untuk memikirkan rasa takut yang mungkin muncul akibat dari tarantula. Dan para peneliti menemukan, bahwa mereka yang berpikir bahwa mereka akan sangat takut ternyata hanya memiliki kesan palsu terhadap laba-laba besar itu.

Para ilmuwan berpikir, mungkin ini apa yang disebut “expectation error” (harapan palsu, red.) yang kemudian menjadi kunci bagi orang-orang dalam mengembangkan fobia – ketakutan irasional atau ketakutan besar terhadap hal tertentu, orang, binatang ataupun situasi.

"Ini mungkin salah satu mekanisme kognitif mengenai bagaimana orang memperoleh fobia," kata Mobbs. Ia mengatakan, sejak harapan atas ketakutan besar itu muncul, hal ini membuat seseorang membesar-besarkan ukuran ancaman dalam pikiran mereka. Hal ini juga bisa memicu “cascade effect”, perusakan terhadap proses lain dalam otak yang memicu reaksi terhadap ancaman yang lebih besar serta kepanikan yang lebih sementara hal itu mendekat. (OnIslam.net/Reuters)

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog