Di samping alasan homogen, Islam Indonesia juga dikenal di dunia internasional sebagai Islam yang moderat. Indonesia sangat potensial menjadi pusat peradaban Islam dunia. “Bukan hanya karena jumlah penduduk muslimnya sangat besar, negaranya luas dan kaya, tapi juga karena Islam Indonesia sangat jauh dari konflik, seperti Palestina-Israel, dan adalah fakta bahwa Islam Indonesia relatif sangat homogen, yakni Islam Sunni dengan madzhab Imam Syafi’i.” Demikian kata Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Jum’at (22/10), seperti dilansir Antara. Ia membandingkan Indonesia dengan negara di Timur Tengah, seperti di Lebanon, yang antara Islam Sunni dan Syi’ah tidak akur, dan kondisi itu diperkuat dengan jumlahnya yang hampir fifty-fifty. Mereka hanya bersatu saat ada konflik dengan Israel. “Kondisi yang damai ini memudahkan peradaban Islam tumbuh dengan baik,” ujarnya. Merespons isu tentang diserapnya budaya lokal ke dalam tradisi Islam, misalnya tahilan tiga, tujuh, 40, 100, 1.000 hari, seperti yang baru saja kita lihat bersama, yakni 1.000 hari wafatnya Pak Harto, guru besar UIN Jakarta ini juga meminta agar kita tidak mempertentangkan agama dan budaya, karena budaya selalu menempel dengan agama. “Agama Islam di Suriah, Yordania, dan Yaman, misalnya, tetap ada unsur-unsur budaya lokal mereka. Bisa dilihat dari tata cara perkawinannya. Jadi muslim tidak perlu melepas budayanya.” Ia juga membantah bahwa belakangan ini Islam radikal telah menguasai Indonesia, dengan tumbuh suburnya terorisme. Yang radikal itu, menurutnya, tak sampai 0,5%. Demikian pula yang liberal. Sedangkan yang di tengah-tengah merupakan mayoritas yang diam. “Tapi yang di tengah-tengah ini tak pernah disorot,” katanya. Selama ini Kementrian Agama sudah melakukan sejumlah upaya untuk mempersatukan berbagai kelompok. “Siapa sangka, JIL (Jaringan Islam Liberal) dan FPI (Front Pembela Islam) ternyata bisa berpelukan, ketika kita sama-sama bertemu dan berbicara mengenai kemiskinan.” Ya, Indonesia memang sangat potensial menjadi pusat peradaban Islam dunia. Di samping alasan homogen seperti disebut Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Islam Indonesia juga dikenal di dunia internasional sebagai Islam yang moderat. SEL http://majalah-alkisah.com |
|
Selasa, 02 November 2010
Indonesia bisa Jadi Pusat Peradaban Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar