Malang nian nasib seorang pasien wanita Palestina. Gara-gara dokter yang tidak berpengalaman ia jadi cacat
Hidayatullah.com--Seorang wanita Palestina mengancam akan mengadukan para dokter yang dianggap melakukan tindakan malpraktik kepada Menteri Kesehatan Saudi dan menuntut mereka secara hukum.
"Saya akan mengajukan komplain kepada Menteri Kesehatan dan mengajukan tuntutan hukum atas para dokter yang mengoperasi saya. Sekarang saya menderita berbagai macam cacat dan mengalami penderitaan batin," kata wanita tersebut.
Ia mengatakan, dua orang dokter yang mengoperasinya menolak bertemu dengannya setiap kali ia berkunjung ke tempat tugas mereka. "Masing-masing saling melimpahkan kesalahan, penyebab saya menjadi cacat," ujarnya.
Wanita itu menceritakan nasibnya. Departemen Kesehatan di Jeddah merujuknya ke sebuah rumah sakit besar milik pemerintah, guna memastikan apakah telah terjadi kesalahan dalam penanganan medis. Dikatakan bahwa Kepala Departemen Bedah adalah salah satu dokter yang ikut mengoperasinya. Dokter itu pula yang menandatangani laporan medis yang menyatakan bahwa tidak ada kesalahan medis dan menyatakan bahwa pasien menderita tekanan batin karena rambutnya rontok.
"Kementerian Kesehatan mendapatinya meninggalkan rumah sakit pemerintah untuk melakukan operasi di sebuah rumah sakit swasta, yang mana hal itu merupakan pelanggaran berat atas peraturan yang ada," kata wanita malang itu.
"Saya meminta hak kompensasi dan menuntut dokter yang seharusnya mendapat hukuman. Saya meminta agar Menteri Kesehatan Dr. Abdullah Al-Rabeea membentuk komite guna menyelidiki masalah ini. Mempermainkan kesehatan orang adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh menteri," tambahnya.
Wanita itu juga keberatan dengan laporan medis, yang dikatakannya tidak lengkap. "Saya memegang laporan medis yang mengecam para dokter bedah plastik yang melakukan kesalahan medis."
Sementara itu Dr. Ibrahim Ashari, seorang konsultan bedah plastik Saudi lulusan Universitas Tübingen, Jerman, mengatakan bahwa salah seorang dokter yang melakukan operasi tidak memenuhi kualifikasi dan kurang pengalaman, karena ternyata ia adalah seorang dokter spesialis bedah hidung.
"Dokter tersebut tidak memiliki kualifikasi untuk melakukan operasi seperti itu. Sehingga menyebabkan komplikasi, menjadikan wajah dan kepala pasien cacat, dan rambutnya rontok."
Dikatakan oleh Dr. Ashari, dokter dimaksud masih menempuh program spesialis dan tidak memiliki hak untuk melakukan operasi tanpa kehadiran seorang konsultan.
Ia mengatakan, pasien wanita itu rencananya menjalani empat macam operasi dalam satu waktu--facelift, pengencangan katup mata atas dan bawah, dan penanaman silikon di dagu. Ditambahkan olehnya bahwa wanita itu tidak menjalani operasi pengencangan katup mata atas dan bawah atau penambahan silikon.
Dr. Ashari menyalahkan dokter yang kurang pengalaman. "Ada sayatan yang tidak seimbang di kedua sisi kulit kepala. Juga ada sisa-sisa benang jahitan, kebotakan sekitar 5-6cm di sisi kiri kepala, luka bakar di kulit kepala, sayatan di bibir bawah dan luka dalam di atas alis," paparnya.
Dr. Ashari mengatakan, ia bersama timnya berupaya memperbaiki cacat pasien wanita itu sebaik yang mereka bisa, dan mengatakan bahwa kejadian tersebut mempengaruhi kondisi kejiwaan pasien. [di/an/www.hidayatullah.com]
Hidayatullah.com--Seorang wanita Palestina mengancam akan mengadukan para dokter yang dianggap melakukan tindakan malpraktik kepada Menteri Kesehatan Saudi dan menuntut mereka secara hukum.
"Saya akan mengajukan komplain kepada Menteri Kesehatan dan mengajukan tuntutan hukum atas para dokter yang mengoperasi saya. Sekarang saya menderita berbagai macam cacat dan mengalami penderitaan batin," kata wanita tersebut.
Ia mengatakan, dua orang dokter yang mengoperasinya menolak bertemu dengannya setiap kali ia berkunjung ke tempat tugas mereka. "Masing-masing saling melimpahkan kesalahan, penyebab saya menjadi cacat," ujarnya.
Wanita itu menceritakan nasibnya. Departemen Kesehatan di Jeddah merujuknya ke sebuah rumah sakit besar milik pemerintah, guna memastikan apakah telah terjadi kesalahan dalam penanganan medis. Dikatakan bahwa Kepala Departemen Bedah adalah salah satu dokter yang ikut mengoperasinya. Dokter itu pula yang menandatangani laporan medis yang menyatakan bahwa tidak ada kesalahan medis dan menyatakan bahwa pasien menderita tekanan batin karena rambutnya rontok.
"Kementerian Kesehatan mendapatinya meninggalkan rumah sakit pemerintah untuk melakukan operasi di sebuah rumah sakit swasta, yang mana hal itu merupakan pelanggaran berat atas peraturan yang ada," kata wanita malang itu.
"Saya meminta hak kompensasi dan menuntut dokter yang seharusnya mendapat hukuman. Saya meminta agar Menteri Kesehatan Dr. Abdullah Al-Rabeea membentuk komite guna menyelidiki masalah ini. Mempermainkan kesehatan orang adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh menteri," tambahnya.
Wanita itu juga keberatan dengan laporan medis, yang dikatakannya tidak lengkap. "Saya memegang laporan medis yang mengecam para dokter bedah plastik yang melakukan kesalahan medis."
Sementara itu Dr. Ibrahim Ashari, seorang konsultan bedah plastik Saudi lulusan Universitas Tübingen, Jerman, mengatakan bahwa salah seorang dokter yang melakukan operasi tidak memenuhi kualifikasi dan kurang pengalaman, karena ternyata ia adalah seorang dokter spesialis bedah hidung.
"Dokter tersebut tidak memiliki kualifikasi untuk melakukan operasi seperti itu. Sehingga menyebabkan komplikasi, menjadikan wajah dan kepala pasien cacat, dan rambutnya rontok."
Dikatakan oleh Dr. Ashari, dokter dimaksud masih menempuh program spesialis dan tidak memiliki hak untuk melakukan operasi tanpa kehadiran seorang konsultan.
Ia mengatakan, pasien wanita itu rencananya menjalani empat macam operasi dalam satu waktu--facelift, pengencangan katup mata atas dan bawah, dan penanaman silikon di dagu. Ditambahkan olehnya bahwa wanita itu tidak menjalani operasi pengencangan katup mata atas dan bawah atau penambahan silikon.
Dr. Ashari menyalahkan dokter yang kurang pengalaman. "Ada sayatan yang tidak seimbang di kedua sisi kulit kepala. Juga ada sisa-sisa benang jahitan, kebotakan sekitar 5-6cm di sisi kiri kepala, luka bakar di kulit kepala, sayatan di bibir bawah dan luka dalam di atas alis," paparnya.
Dr. Ashari mengatakan, ia bersama timnya berupaya memperbaiki cacat pasien wanita itu sebaik yang mereka bisa, dan mengatakan bahwa kejadian tersebut mempengaruhi kondisi kejiwaan pasien. [di/an/www.hidayatullah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar