Hidayatullah.com--Seorang ulama terkemuka di Inggris mengeluarkan fatwa yang mengecam 'teroris' sebagai musuh Islam, dengan tujuan agar para pemuda menjauhi diri dari ektrimisme. Demikian Al-Jazeera melaporkan.
Muhammad Tahir Al-Qadri, pemimpin minhaj-ul Quran, sebuah organisasi keagamaan dan pendidikan di Inggris, dalam maklumat setebal 600 halaman yang dkeluarkannya di London Selasa (2/3) mengatakan bahwa para pelaku bunuh diri akan berakhir di neraka.
"Mereka tidak bisa mengklaim bahwa bom bunuh diri mereka adalah operasi syahid dan mereka akan menjadi pahlawan bagi umat Islam. Tidak. Mereka menjadi pahlawan neraka, dan mereka menuju ke neraka," katanya.
Dalam jumpa pers Al-Qadri mengatakan bahwa Islam adalah agama damai yang menjunjung keindahan, perbaikan, kebaikan dan meniadakan segala bentuk kejahatan dan perselisihan.
"Terorisme adalah terorisme. Kekerasan adalah kekerasan dan hal itu tidak mendapat tempat dalam ajaran Islam. Dan tidak ada justifikasi untuk membenarkannya, atau segala macam dalih, jika atau tetapi," imbuh Al-Qadri.
Sejumlah maklumat yang mengutuk ektrimisme telah dikeluarkan oleh beberapa pihak sejak peristiwa 9/11. Namun demikian Al-Qadri yakin maklumatnya sebgai yang paling luas cakupannya.
"Ini adalah fatwa pertama, yang paling lengkap mengenai masalah terorisme, yang pernah ditulis," katanya kepada Reuters.
"Saya berusaha untuk tidak meninggalkan satu hal pun dalam masalah ini dan saya telah berupaya untuk menjawab setiap pertanyaan terkait masalah ini."
Al-Qadri dilahirkan di Pakistan 59 tahun lalu. Ia telah menulis sekitar 350 judul buku tentang Islam. Ia adalah seorang penganut sufisme.
Quilliam Foundation, sebuah organisasi kontra-ekstrimisme di Inggris mengatakan, fatwa tersebut "bisa dibilang paling lengkap."
Tim Winter, seorang pengajar studi Islam di Universitas Cambridge mengatakan, meskipun pendapat Al-Qadri bahwa 'penjahat adalah kafir' tidaklah umum, sepertinya para 'ekstrimis' tidak akan mempedulikannya.
Al-Qadri mengatakan ia merasa berkewajiban mengeluarkan fatwa tersebut karena prihatin dengan radikalisasi Muslim Inggris di kampus-kampus perguruan tinggi, dan karena kurangnya kecaman atas ekstrimisme dari para ulama dan cendikiawan Muslim. [di/aje/www.hidayatullah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar