Minggu, 07 Maret 2010

Polisi Israel Kerahkan Pasukan di Sekitar Al-Aqsa

Palestina menyampaikan rasa kesalnya atas insiden di Masjidil Aqsa. Ketua juru runding Saeb Erakat meminta “intervensi mendesak” dari AS pada Israel. Tapi belum tentu dilakukan

Hidayatullah.com--Polisi Israel meningkatkan keamanan sebanyak dua kali lipat di sekitar Masjid Al Aqsa di Yerusalem, setelah sebelumnya kerusuhan pecah di wilayah tersebut.

“Kami telah menurunkan pasukan tambahan di sekitar kota tua Yerusalam. Polisi hanya akan memberi akses menuju Al Aqsa bagi pria dan perempuan muslim yang berusia di atas 50 tahun,” ucap juru bicara polisi Yerusalem Shmulik Ben Rubi, seperti dikutip AFP, Senin (1/3).

Ben Rubi juga menambahkan, kompleks masjid tersebut tetap akan dibuka untuk wisatawan sebagaimana biasa. Sebelumnya pada hari Minggu 28 Februari, kompleks masjid tersebut dilanda kerusuhan antara warga muslim yang menolak pencaplokan Masjid Al Aqsa oleh pihak Israel. Mereka melempar batu ke arah sekelompok pengunjung masjid yang mereka percaya sebagai kelompok esktrimis Yahudi.

Polisi terpaksa melepaskan tembakan gas air mata ke arah pelaku pelemparan batu di dekat tembok tua yang berusia 400 tahun di kota tua Yerusalem. Dalam insiden ini, polisi menangkap sekitar tujuh orang, dua di antaranya menderita luka-luka. Tujuh-belas orang, termasuk dua tentara Israel, terluka dalam bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa, setelah polisi masuk untuk menangkap warga Palestina yang telah melempar batu ke pengunjung yang mereka percaya sebagai ekstrimis Yahudi.

Bentrokan itu terjadi setelah beberapa hari protes terhadap rencana Israel merenovasi dua tempat suci lain yang diperselisihkan di Tepi Barat, yang diduduki dan dikecam pemerintah otonomi Palestina dukungan-Barat sebagai “provokasi” oleh Israel.

Kompleks masjid Al Aqsa merupakan situs yang dianggap suci oleh Yahudi. Tempat ini juga dianggap tempat suci ketiga bagi umat muslim, setelah Mekkah dan Madinah. Wilayah ini pula seringkali menjadi sumber kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina.

Kini dengan klaim yang dilakukan oleh Israel atas masjid tersebut, makin membuat ketegangan antara umat Muslim dan Yahudi di Timur Tengah. Israel sendiri bermaksud untuk mencaplok wilayah tersebut sebagai warisan nasional mereka. Langkah ini menuai kecaman dari pihak Palestina dan Amerika Serikat, yang mengkritik langkah Israel tersebut sebagai sebuah bentuk provokasi.

Serang Kedubes


Sementara itu, Kedutaan Besar Israel di Madrid, Spanyol, belakangan ini menerima ratusan surat dari anak-anak sekolah. Surat anak-anak Spanyol tersebut berisi protes kepada tindakan pemerintah Israel yang semena-mena terhadap rakyat Palestina.

Salah satu surat ditujukan pada duta besar Israel untuk Spanyol, Rafael Shotz. Isinya, “Berapa banyak orang Palestina yang kamu bunuh hari ini?” Surat lain berbunyi, “Bapak Duta Besar, sebaiknya Anda mulai berpikir untuk tidak membunuh anak dan orang-orang lanjut usia di Palestina. Tapi entah kalau tindakan pembunuhan itu tidak mengganggu Anda. Anda sebaiknya meninggalkan Palestina.”

Seperti dikutip dari laman Press TV, Senin 1 Maret 2010, Israel memblokade semua pintu masuk perbatasan ke Jalur Gaza selama lebih dari dua tahun. Blokade ilegal Israel terhadap Jalur Gaza, yang makin diperketat sejak 2007, telah menimbulkan dampak buruk bagi situasi ekonomi dan kemanusiaan atas penduduk Palestina di wilayah tersebut.

Sekitar 1,5 juta orang Palestina tidak bisa mendapat hak-hak dasar, termasuk kebebasan dan mobilisasi, serta hak-hak untuk memperoleh situasi kehidupan, kerja, kesehatan, dan pendidikan yang layak. Tingkat kemiskinan dan pengangguran masing-masing berada pada posisi 80 persen dan 60 persen di Jalur Gaza.

Tiga pekan serangan udara dan darat Israel ke Gaza antara akhir Desember 2008 dan awal Januari 2009 lalu menyebabkan lebih dari 1.400 orang, terutama perempuan dan anak-anak, tewas. Invasi itu juga menyebabkan kerugian ekonomi di Gaza senilai lebih dari US$1,6 miliar.

Organisasi Konferensi Islam (OKI) dengan keras mengutuk penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh polisi Israel, dan memperingatkan mengenai konsekuensi berbahaya atas tindakan tersebut.

“Pelanggaran semacam itu, yang terjadi beberapa hari setelah keputusan oleh pemerintah Israel untuk secara tidak sah memasukkan Masjid Al-Ibrahimi dan Masjid Bilal bin Rabag (Makam Rachel) ke dalam daftar tempat warisan Israel, adalah perkembangan berbahaya dalam rancangan Israel guna mencaplok tempat suci Islam,” kata Sekretaris Jenderal badan pan-Islam tersebut Ekemeleddina Ihsanoglu di dalam satu pernyataan.

Ihsanoglu mengecam apa yang ia katakan berlanjutnya pelanggaran Israel atas hukum internasional yang melindungi tempat ibadah dan orang yang beribadah di dalamnya. “Setiap kerusakan atas Masjid Al-Aqsa dan tempat suci lain akan menghasilkan konsekuensi serius dengan bahaya yang tak dapat diramalkan terhadap keamanan dan perdamaian dunia,” ia memperingatkan.

Ia juga menyeru masyarakat internasional, Dewan Keamanan PBB, dan Kuartet Internasional agar membuat Israel menghentikan pelanggaran provokatif semacam itu, yang dilakukan negara Yahudi tersebut di Jerusalem dan Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga umat Muslim.

Polisi Israel memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa untuk menangkap orang Palestina yang mereka katakan melemparkan batu ke pengunjung di sana. Belasan personil polisi anti huru-hara dikerahkan ke jalan sempit di Kota Tua sementara pengumuman disiarkan melalui pengeras suara dan menara masjid untuk menyeru umat Muslim “meyelamatkan Jerusalem”, kata seorang koresponden asing.

Seorang pejabat Komite Tertinggi Islam Jerusalem mengatakan, warga Palestina yang melemparkan batu ke arah orang yang mereka katakan sebagai anggota kelompok ekstrem Yahudi yang bermaksud berdoa di lokasi itu dan merusak statusquo. Beberapa orang Palestina cedera dalam bentrokan dengan tentara Israel yang menyerbu kompleks itu, dan seorang prajurit Israel mengalami luka ringan.

Bentrokan itu terjadi setelah beberapa hari protes terhadap rencana Israel untuk merenovasi dua tempat suci lain yang diperselisihkan di Tepi Barat.

Palestina menyampaikan rasa kesalnya atas insiden itu, dan ketua juru runding Saeb Erakat meminta “intervensi mendesak” dari AS untuk minta Israel menghentikan serangannya di Al-Aqsa dan dua tempat suci lagi di Tepi Barat. Kompleks Masjid Al-Aqsa adalah tempat tersuci-ketiga Umat Muslim, setelah Makkah dan Madinah, dan umat Islam percaya sebagai tempat Nabi Muhammad SAW melakukan Mi’raj. Tempat itu telah diperselisihkan dengan sengit selama beberapa dasawarsa, dan perlawanan Palestina, atau intifada, kedua meletus di tempat itu pada September 2000, setelah kunjungan Ariel Sharon, politikus sayap kanan yang akan menjadi PM Israel.

Kekerasan juga meletus di tempat itu pada beberapa kesempatan mulai September lalu, setelah jamaah Muslim melempar batu pada orang-orang yang mereka percaya sebagai esktrimis Yahudi, tapi yang pemerintah Israel katakan sebagai wisatawan Prancis.

Kekacauan terakhir itu terjadi setelah beberapa hari kerusuhan di kota Al-Khalil (Hebron) di Tepi Barat karena rencana Israel untuk merenovasi Makam Patriarch, tempat kuno lain yang dihormati oleh orang Yahudi dan Muslim. Rencana itu, yang juga mencakup Masjid Bilal (Makam Rachel) di Bethlehem, telah membuat marah Palestina dan dikritik AS sebagai tindakan “rovokatif yang dapat merusak upaya untuk melancarkan kembali pembicaraan damai Timur Tengah yang telah terhenti saat Perang Gaza lebih dari satu tahun lalu. [ant/xin/afp/bhi/www.hidayatullah.com]

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog