Sabtu, 13 Juni 2009

Fam Hadroulmaut 4

Marga Al-Rachilah

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “Al-Rachilah” adalah waliyullah Muhammad bin Umar bin Ali bin Umar bin Ahmad bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam.

So’al gelar yang disandangnya, menurut bahasa Arab di Hadramaut “Al-Rachilah” berarti anak kambing yang masih kecil.

Waliyullah Muhammad bin Umar termasuk seorang faqir yang tidak punya apa-apa kecuali seekor anak kambing yang masih kecil, yang rencananya anak kambing tersebut akan dibesarkan supaya menjadi banyak. Walaupun Beliau seorang yang faqir, beliau suka menerima tamu. Sekali waktu Beliau kedatangan rombongan tamu; dan untuk menjamu tamu-tamunya itu beliau terpaksa memotong anak kambingnya itu.

Kemudian setelah beliau teringat akan rencananya semula maka beliau sangat sedih sekali. Kemudian Beliau memohon kepada Allah S.W.T agar supaya mengganti anak kambing yang dipotongnya tadi. Kemudian Allah S.W.T mengabulkan permohonannya dengan mengganti anak kambing yang dipotongnya tadi; hal mana terjadi karena kekeramatannya (kewaliannya).

Waliyullah Muhammad Al-Rachilah dikaruniai 5 orang anak lelaki. Satu diantarnya yang menurunkan keturunannya yaitu yang bernama Salim, biasa disebut dengan Al-Rachilah Ba’Umar melalui anaknya yang bernama Umar.

Marga Al-Asseriy (Assey)

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “Al-Asseriy” adalah Waliyyullah Ali bin Umar bin Abdullah bin Harun bin Hasan bin Ali bin Hasan bin Ahmad bin Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi.

Waliyyullah Ali Assery dilahirkan di kota Tarim. Dikantniai 3 orang anak lelaki masing-masing : Ahmad, ‘Aqil, dan Umar.

Beliau-beliau yang menurunkan keturunan Al-Assery terutama yang kebanyakan berada di Indonesia.

Waliyyullah Ali Assery pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 1053 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan’ Beliau-Belisu ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

Marga Al-Ba-Surroh

Yang pertama kali digelari “Al-Ba-Surroh” ialah waliyyullah Abdurrahman bin Ahmad bin Hasan At-Thawil.

So’al gelar yang disandangnya, karena beliau mempunyai sebuah Bingkisan yang besar yang sangat dijaganya dan selalu dibawanya kemanapun beliau pergi. Sehingga semua orang mengira bahwa Bingkisan tersebut berisi barang-barang yang sangat berharga sekali (seperti emas berlian). Namun setelah beliau. wafat dan Bingkisannya dibuka ternyata isinya tiada lain hanyalah Kitab-Kitab agama yang selalu dibacanya selama hidupnya.

Waliyyullah Abdurrahman Ba-Surroh dilahirkan di kota Tarim. Dikaruniai seorang anak lelaki, bernama Muhammad yang menurunkan keturunannya yang berada di Habasyah di Afrika, dan di Indonesia.

Waliyyullah Abdurrahman Ba-Surroh pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 888 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

Marga Al-Basyeban

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “Basyeban” adalah Waliyyullah Abubakar bin Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi.

Waliyyullah Abubakar Basyeban dilahirkan di kota Tarim dikaruniai 2 orang anak lelaki, satu diantaranya yang menunmkan keturunannya yaitu : Ahmad Basyeban.

Waliyyullah Abubakar Basyeban pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 807 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para Syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

Marga Al-Shalabiyyah

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “AL-SHALABIYYAH” adalah waliyyullah Ahmad bin Husein bin Abdullah bin Syaich bin Abdullah Al-Aydrus bin Abi Bakar Assakran.

So’al gelar “ASHALABIYYAH” yang disandangnya karena berkaitan atas I. Ibu Beliau adalah Fathimah Assolabiyyah.

Assalabiyyah berasal dari kata “As-Sholabah ” yang dalam bahasa Arab berarti “Berpendirian yang sangat kuat sekali“.

Waliyyullah Ahmad Al-Shalabiyyah dilahirkan di kota Tarim (Hadramaut) pada 970 Hijriyyah. Dikaruniai 7 orang anak lelaki. Masing-masing bernama: Abubakar dan Abdullah (keturunannya hanya berada di India), sedangkan Ali, Muhammad, Abdurrahman ; Syaich dan Husein (keturunannya kebanyakan di Indonesia).

Waliyyullah Ahmad Al-Shalabiyyah pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 1028 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT mernasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

Marga Al-Syaich Abi Bakar

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “Al-Syaich Abi Bakar” adalah Waliyyullah Abi Bakar biu’Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin AI-lman Abdurrahman Assegaf.

Soal gelar yang disandangnya “Syaich” Abi Bakar Bin Salim, berdasarkan bahasr Arab arti “Syaich” ada dua pengertian :
Pertama : “Syaich” berarti “Lanjut Usia”,
Kedua : “Syaich” berarti “Maha-Guru” atau Professor.

Maka waliyyullah Syaich Abi Bakar bin Salim adalah termasuk kategori “Syaich” yang berarti seorang “Maha-Guru”. Beliau adalah seorang Maha Guru (Professor) dalam segala bidang ilmu agama. Beliau adalah seorang Sufi dan seorang waliyyullah yang bexpredikat “Al-Quthub“.

Waliyyullah Syaich Abi Bakar bin Salim dilahirkan di kota Tarim pada tahun 919 Hijriyyah. Dikaruniai 9 anak lelaki, yang kesemuanya disamping menurunkan keturunan Leluhur Al-Syaich Abi Bakar menurunkan keturunan Al-Syaich AbuBakar yang dijuluki (digelari) : “AI-Hamid” (lihat Biografi Al-Hamid), “AI-Muhdar” (lihat Biografi Al-Muhdar), “Al-Haddar” (lihat Biografi Al-Haddar), “Al-Hiyyid” (lihat Biografi Al-Hiyyid), “Al-Bin Jindan” (lihat Biografi AI-Bin Djindan), “Al-Abu Futhaim” (lihat Biografi Al-Abu Futhaim), “Al-Chumur” (lihat Biografi Al-Chumur), “Al-Bin Hafidz” (lihat Biografi Al-Bin Hafidz)

Waliyyullah Syaich Abi Bakar bin Salim pulang ke Rahmatullah di kota Inat (Hadratnaut) pada akhir bulan Zulhijjah tahun 992 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT.memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

Marga Al-Bin-Tahir (Thahir)

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “Al-Bin Thahir” adalah waliyyullah Thahir bin Muhammad bin Hasyim bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman bin Al-Babathinah.

So’al gelar “Al-Thahir” yang disandangnya, belum ada kepastiannya.

Ada kemungkinan bahwa ayah Beliau memberi nama dengan “Thahir” yang berarti “Suci” dengan do’a pengharapan semoga kelak anaknya menjadi seorang yang suci (lahir dan bathinnya) sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT agar hambaNya menjadi orang-orang yang suka bertaubat dan mensucikan diri, sesuai dengan FirmanNya dalam kitab Suci Al-Qur’an dalam surat AI-Baqarah ayat 222:

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang suka bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri “ .

Do’a pengharapan ayah beliau dikabulkan oleh Allah SWT, karena terbukti sewaktu Al Habib Thahir bin Muhammad Bin Thahir pada saat dilahirkan sudah dalam keadaan tali pusarnya terpotong dan sudah dalam keadaan dikhitan (di Sunat). Dan sewaktu dewasa menjadi seorang waliyullah yang selalu suka bertaubat dan selalu suka mensucikan dirinya baik lahir maupun bathinnya.

Waliyullah Thahir bin Muhammad dilahirkan di kota Tarim. Dikaruniai 5 orang anak lelaki, hanya seorang anak lelakinya yang bernama Husein yang banyak sekali menurunkan keturunannya, terutama yang berada di Indonesia.

Waliyyullah Thahir bin Muhammad pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 1163 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama’sama Para Nabi, para Syuhada, para Auliya dan para Shalihin. Amin !.

Marga Al-Mahjub

Yang dijuluki (digelari) “Al-Mahjub” ada dua Waliyullah, masing-masing ialah :

  1. Waliyullah Abdullah bin Abdurrahman bin Hasan bin Syaich bin Ali bin Syaich bin Ali bin Muhammad Mauladdawilah . Waliyyullah Abdullah Al-Mahjub dilahirkan di Makho’ (Hadramaut). Dikaruniai 3 orang anak lelaki. Satu diantaranya yaitu yang bernama Ahmad yang menurunkan keturunan Al-Mahjub, tetapi hanya berada di Hadramaut saja
    Waliyullah Abdullah bin Abdurrahman AI-Mahjub pulang ke Rahmatullah di Makho’ pada tahun 1047 Hijriyyah.
  2. Waliyullah Ali Al-Sholeh Al-Mahjub bin AbiBakar bin Sholeh bin Abdullah bin Ibrahim bin Muhammad bin Syaich bin Abdullah bin Al-Imam Abdurrahman Asseggaf. Waliyyullah Ali AI-Sholeh Al-Mahjub dilahirkan di Tarim. Dikaruniai seorang anak lelaki, yang bernama Abdullah, yang menurunkan keturunan Al-Mahjub yang berada di Indonesia terutama kebanyakan di Banjarmasin (Kalimantan).
    Waliyullah Ali Al-Sholeh AI-Mahjub pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 1151 Hijriyyah

So’al gelar “Al-Mahjub” menurut bahasa Arab yang berasal dari kata . “Hijab” yang berarti “Penutup” (mengasingkan diri / beruzlah) untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk memohon petunjuk untuk mengatasi situasi kebobrokan zaman.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin..!.

Marga Al-Musyayyach (Al-Musyayyakh)

Yang pertama kali digelari (dijuluki) “Al-Musyayyach” adalah waliyyullah Al-Musyayyach bin Abdullah bin Al-Syaich Ali bin Abi Bakar Assakran.

Waliyyullah Al-Musyayyach dilahirkan di kota Tarim. Dikaruniai 2 orang anak lelaki masing-masing bernama Abdullah yang keturunannya berada di India dan Abdurrahman yang keturunannya, kebanyakan berada di Indonesia.

Waliyyullah Al-Musyayyach pulang ke Rahmatullah di kota Tarim , pada tahun 915 Hijriyyah.

Semoga Allah’ SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi; para syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

Marga Al-Basymeleh

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “Basymeleh” adalah waliyyullah Abi Bakar bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaff bin Muhammad Mauladawilah.

Soal gelar yang disandangnya, karena sewaktu Beliau hendak menunaikan lbadah Haji, Beliau karena suatu hal maka agak terlambat ke pelabuhan hingga kapal yang akan memberangkatkan jama’ah sudah berangkat. Dengan penyesalan yang luar biasa, atas pertolongan (kekeramatannya) dari Allah SWT, maka Beliau menggelar “Syamilahnya” yaitu kain yang biasa disebut “Radi” atau “Surban” di permukaan laut, kemudian Beliau duduk di atasnya dimana dengan izin Allah SWT Syamilah/Surban tersebut segera meluncur dengan cepat sampai ke tanah suci dan Beliau dapat ibadah haji. Kejadian tersebut disaksikan oleh banyak masyarakat, karenanya Beliau digelari dengan “Basymeleh“.

Waliyyullah Abi Bakar Basymeleh dilahirkan di kota Tarim. Dikaruniai dua orang anak masing-masingm : Ahmad, Abdullah , tetapi keturunan-keturunannya hanya berada di Habasyah (Afrika).

Beliau pulang ke Rahmatullah di Tarim pada tahun 843 H.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog