Kyai Hamid, adalah salah satu dari beberapa wali (kekasih) Allah SWT yang pernah menjadi sumber rujukan penduduk Pasuruan untuk menyelesaikan berbagai problema kehidupan. Beliau sangat menjaga sopan santun kapanpun, dimanapun, dan di hadapan siapapun. Beliau sangat mencotoh perilaku (Akhlaq) nabi besar Muhammad SAW. Maka tak ayal jika beliau adalah menjadi makhluk pilihan Allah SWT, serta mendapatkan gelar waliyullah (kekasih Allah). “Apabila seseorang telah menjadi kekasih Allah, maka segala kebutuhannya akan di penuhi oleh Allah SWT. Dan juga, kalau berdo’a, bisa melihat Ar’s (dalam artian, bisa langsung di kabulkan oleh Allah)”tutur salah satu Ulama’. Jadi apabila beliau berdo’a maka besar kemungkinan langsung di sembadani (diterima) oleh Allah. Sehubungan dengan sering terkabulnya do’a beliau (KH. Hamid), ada satu cerita menarik yang patut kita simak.
Pada suatu hari KH. Bisri Musthofa, ayah dari KH. Musthofa Bisri atau yang biasa dipanggil Gus Mus, Rembang-Jawa Tengah, sowan (berkunjung) di kediaman kyai Hamid. Setelah sampai di depan rumah (Teras) kyai Hamid. Seperti biasa, beliau langsung duduk menunggu kyai Hamid miyos (keluar). Karena kyai Hamid tak kunjung keluar dari kediamannya, dala hatinya kyai Bisri Musthofa berguman “Ya Allah, ya Allah….! kate ketemu waline Allah ae ora metu-metu. Pancen awak iki ake dusone-ake dusone” (ya Allah, ya Allah, mau bertemu dengan seorang wali saja tidak kunjung keluar, memang aku ini banyak dosanya-banyak dosanya). Setelah berkata demikian kyai Hamid keluar dan berkata: “ah . . . ojo ngono a . . . kang . . .!” )ah . . . jangan begitu kang…!). Lalu setelah saling berjabat tangan keduanya bercanda gurau. Karena memang kyai Bisri sendiri suka bercanda dan kalau ngomong juga suka nglantur. “Kyai do’akan saya agar bisa punya mobil dong!” ucap kyai Bisri di sela-sela berguraunya dengan kyai Hamid. Tapi kyai Hamid menganggap permintaannya sebagai permintaan yang serius. “ Al-Fatihah ala niat kyai Bisri, Al-Faatihah . . .” Ucap kyai Hamid yang sertelah itu langsung dilanjutkan berdo’a dan juga diamini oleh Kyai Bisri. “kyai, tadi panjenengan (anda) berdo’a mereknya apa?” tanya kyai Bisri dengan nada bergurau, dan dengan niat menggoda kyai Hamid. “kalau tidak FIAT ya HOLDEN” jawab kyai Hamid enteng. Tapi jawaban tersebut serius. Lalu setelah banyak ngobrol dan bercanda kyai Bisri pun berpamitan untuk pulang.
Selang beberapa hari, kyai Bisri mempunyai uang yang cukup untuk membeli mobil. Lalu menyuruh anaknya (Gus Mus) untuk mencari (membeli) mobil di Surabaya. Sang anakpun menyanggupi. Setelah mencari, ternyata setelah di periksa oleh Gus Mus, beliau cocok dengan mobil yang bermerek HOLDEN. Setelah di bawa pulang oleh Gus Mus, Kyai Bisri bertanya “loh kok HOLDEN nak?”. “Ya bah, yang bagus hanya ini,” jawab Gus Mus enteng. “Ikiloh merkke Mbah Hamid” (iniloh merknya kyai Hamid, kenang kyai Bisri sambil sedikit tertawa sewaktu mengisi acara pada peringatan haul dari kyai Hamid yang ke-27 pada tanggal 7 Maret kemarin . Semua di atas mungkin adalah min karomati kyai hamid, yang mana bercandapun bisa menjadi sungguhan, subhanallah………!(Hadi)
Sumber : K.H. Musthoga Bisri, Rembang, Jawa Tengah (pada waktu peringatan Haul ke-27 Kyai Hamid).
sumber:http://salafiyah.org/beranda/51-kyai-hamid/361-bercanda-jadi-sungguhan.html
Pada suatu hari KH. Bisri Musthofa, ayah dari KH. Musthofa Bisri atau yang biasa dipanggil Gus Mus, Rembang-Jawa Tengah, sowan (berkunjung) di kediaman kyai Hamid. Setelah sampai di depan rumah (Teras) kyai Hamid. Seperti biasa, beliau langsung duduk menunggu kyai Hamid miyos (keluar). Karena kyai Hamid tak kunjung keluar dari kediamannya, dala hatinya kyai Bisri Musthofa berguman “Ya Allah, ya Allah….! kate ketemu waline Allah ae ora metu-metu. Pancen awak iki ake dusone-ake dusone” (ya Allah, ya Allah, mau bertemu dengan seorang wali saja tidak kunjung keluar, memang aku ini banyak dosanya-banyak dosanya). Setelah berkata demikian kyai Hamid keluar dan berkata: “ah . . . ojo ngono a . . . kang . . .!” )ah . . . jangan begitu kang…!). Lalu setelah saling berjabat tangan keduanya bercanda gurau. Karena memang kyai Bisri sendiri suka bercanda dan kalau ngomong juga suka nglantur. “Kyai do’akan saya agar bisa punya mobil dong!” ucap kyai Bisri di sela-sela berguraunya dengan kyai Hamid. Tapi kyai Hamid menganggap permintaannya sebagai permintaan yang serius. “ Al-Fatihah ala niat kyai Bisri, Al-Faatihah . . .” Ucap kyai Hamid yang sertelah itu langsung dilanjutkan berdo’a dan juga diamini oleh Kyai Bisri. “kyai, tadi panjenengan (anda) berdo’a mereknya apa?” tanya kyai Bisri dengan nada bergurau, dan dengan niat menggoda kyai Hamid. “kalau tidak FIAT ya HOLDEN” jawab kyai Hamid enteng. Tapi jawaban tersebut serius. Lalu setelah banyak ngobrol dan bercanda kyai Bisri pun berpamitan untuk pulang.
Selang beberapa hari, kyai Bisri mempunyai uang yang cukup untuk membeli mobil. Lalu menyuruh anaknya (Gus Mus) untuk mencari (membeli) mobil di Surabaya. Sang anakpun menyanggupi. Setelah mencari, ternyata setelah di periksa oleh Gus Mus, beliau cocok dengan mobil yang bermerek HOLDEN. Setelah di bawa pulang oleh Gus Mus, Kyai Bisri bertanya “loh kok HOLDEN nak?”. “Ya bah, yang bagus hanya ini,” jawab Gus Mus enteng. “Ikiloh merkke Mbah Hamid” (iniloh merknya kyai Hamid, kenang kyai Bisri sambil sedikit tertawa sewaktu mengisi acara pada peringatan haul dari kyai Hamid yang ke-27 pada tanggal 7 Maret kemarin . Semua di atas mungkin adalah min karomati kyai hamid, yang mana bercandapun bisa menjadi sungguhan, subhanallah………!(Hadi)
Sumber : K.H. Musthoga Bisri, Rembang, Jawa Tengah (pada waktu peringatan Haul ke-27 Kyai Hamid).
sumber:http://salafiyah.org/beranda/51-kyai-hamid/361-bercanda-jadi-sungguhan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar