Banyak cara berdakwah untuk mengajak umat Islam bersungguh-sungguh menjalankan ajaran agamanya. Hassan Shehata, pelatih timnas Mesir, menemukan cara unik. Selain memiliki skill bagus, Shehata juga mempertimbangkan kesalehan pemain untuk direkrut ke timnas.
Pernyataan Shehata ini dipublikasikan oleh sebuah majalah Mesir, Kamis (14/1) waktu setempat. Dengan 90 persen penduduk Mesir menganut agama Islam, kebijakan Shehata ini tidak menuai kontroversi.
Rakyat Mesir saat ini sedang mengalami perkembangan positif dalam menunaikan ajaran Islam. Selama beberapa dekade terakhir, penganut agama Islam banyak memenuhi masjid untuk beribadah. Namun, toleransi terhadap kaum minoritas tetap terjaga dengan baik.
Sejak Shehata menangani timnas pada 2004, Mesir menjadi tim yang relijius. Para pemain selalu merayakan gol atau kemenangan dengan berdoa maupun bersujud di lapangan. Berdoa sebelum bertanding adalah ritual yang biasa dilakukan para pemain.
Diberitakan sebuah harian di Mesir, Shehata menegaskan, skill istimewa saja tidak akan menjamin seorang pemain bakal masuk ke dalam skuad timnas Mesir. Pemain haruslah menjalankan kewajibannya sebagai muslim yang taat.
"Saya tegas memastikan bahwa mereka yang mengenakan seragam Mesir haruslah bagus dalam hubungannya dengan Allah," ucap Shehata.
Mohammed Zidan adalah salah seorang pemain yang disadarkan Shehata. Dalam pernyataannya, Shehata menyebutkan awalnya Zidan suka menyendiri dan tidak bergabung dengan yang lain.
"Saya meyakinkannya dia perlu dan pentingnya shalat. Sejak saat itu dia mengerjakan shalat," katanya tentang striker yang bermain di Bundesliga bersama Borussia Dortmund ini.
Shehata juga tak segan mencoret pemain bintang. Striker Ahmed Hossam Hussein Abdelhamid atau lebih dikenal dengan Mido dicoret hanya empat hari sejak bergabung dalam seleksi timnas. Mido dianggap kurang taat dalam menjalankan kewajibannya sebagai Muslim.
Keputusan Shehata ini cukup mengejutkan karena Mesir sudah kehilangan striker Amr Zaki dan gelandang serang Mohammed Abou Treika. Namun Shehata tetap teguh karena menganggap Mido punya kebiasaan buruk, yakni berpesta.
Sejauh ini kekhawatiran sejumlah pihak akan pencoretan Mido tidak terbukti. Mesir menang telak 3-1 atas Nigeria di laga pembuka Piala Afrika. Seperti biasa, gol kemenangan dirayakan dengan bersujud di lapangan.
Mesir memang belum pernah lolos ke Piala Dunia sejak 1990. Namun Mesir menjadi 'raja' di Afrika sejak ditangani Shehata. Mesir menjuarai Piala Afrika pada 2006 dan 2008, serta berpeluang mempertahankan gelarnya tahun ini.
Shehata, mantan gelandang serang Mesir ini tidak hanya berdakwah di timnya. Ia juga kerap meminta para suporter berdoa untuk kesuksesan timnas mereka.
Pernyataan Shehata yang dilansir surat kabar nasional Mesir ini menunjukkan bahwa fenomena percampuran antara olahraga dan agama makin meningkat di negara dengan penduduk Muslim sekitar 80 juta itu.
Selama bertahun-tahun, para atlet Mesir telah menunjukkan kesalehan dan kerelijiusan mereka di depan penggemar dan media--berlutut dan sujud syukur setelah mencetak gol atau kemenangan, atau berdoa sebelum pertandingan memohon kepada Allah untuk membantu tim mereka.
Namun pernyataan Shehata yang ingin melibatkan agama dalam olahraga merupakan perkembangan baru. Ia menegaskan, keterampilan saja tidak akan menjamin siapa pun dapat masuk ke tim nasional.
Perilaku saleh adalah kategori utama dalam seleksi. "Tanpa itu, kami tadak akan memilihnya menjadi pemain terlepas dari besarnya potensi yang dimilikinya," katanya.
"Saya selalu berusaha untuk memastikan bahwa mereka yang mengenakan seragam timnas Mesir adalah orang-orang yang memiliki hubungan baik dengan Allah," imbuhnya./republika
Pernyataan Shehata ini dipublikasikan oleh sebuah majalah Mesir, Kamis (14/1) waktu setempat. Dengan 90 persen penduduk Mesir menganut agama Islam, kebijakan Shehata ini tidak menuai kontroversi.
Rakyat Mesir saat ini sedang mengalami perkembangan positif dalam menunaikan ajaran Islam. Selama beberapa dekade terakhir, penganut agama Islam banyak memenuhi masjid untuk beribadah. Namun, toleransi terhadap kaum minoritas tetap terjaga dengan baik.
Sejak Shehata menangani timnas pada 2004, Mesir menjadi tim yang relijius. Para pemain selalu merayakan gol atau kemenangan dengan berdoa maupun bersujud di lapangan. Berdoa sebelum bertanding adalah ritual yang biasa dilakukan para pemain.
Diberitakan sebuah harian di Mesir, Shehata menegaskan, skill istimewa saja tidak akan menjamin seorang pemain bakal masuk ke dalam skuad timnas Mesir. Pemain haruslah menjalankan kewajibannya sebagai muslim yang taat.
"Saya tegas memastikan bahwa mereka yang mengenakan seragam Mesir haruslah bagus dalam hubungannya dengan Allah," ucap Shehata.
Mohammed Zidan adalah salah seorang pemain yang disadarkan Shehata. Dalam pernyataannya, Shehata menyebutkan awalnya Zidan suka menyendiri dan tidak bergabung dengan yang lain.
"Saya meyakinkannya dia perlu dan pentingnya shalat. Sejak saat itu dia mengerjakan shalat," katanya tentang striker yang bermain di Bundesliga bersama Borussia Dortmund ini.
Shehata juga tak segan mencoret pemain bintang. Striker Ahmed Hossam Hussein Abdelhamid atau lebih dikenal dengan Mido dicoret hanya empat hari sejak bergabung dalam seleksi timnas. Mido dianggap kurang taat dalam menjalankan kewajibannya sebagai Muslim.
Keputusan Shehata ini cukup mengejutkan karena Mesir sudah kehilangan striker Amr Zaki dan gelandang serang Mohammed Abou Treika. Namun Shehata tetap teguh karena menganggap Mido punya kebiasaan buruk, yakni berpesta.
Sejauh ini kekhawatiran sejumlah pihak akan pencoretan Mido tidak terbukti. Mesir menang telak 3-1 atas Nigeria di laga pembuka Piala Afrika. Seperti biasa, gol kemenangan dirayakan dengan bersujud di lapangan.
Mesir memang belum pernah lolos ke Piala Dunia sejak 1990. Namun Mesir menjadi 'raja' di Afrika sejak ditangani Shehata. Mesir menjuarai Piala Afrika pada 2006 dan 2008, serta berpeluang mempertahankan gelarnya tahun ini.
Shehata, mantan gelandang serang Mesir ini tidak hanya berdakwah di timnya. Ia juga kerap meminta para suporter berdoa untuk kesuksesan timnas mereka.
Kesalehan lebih Penting daripada Skill
Hassan Shehata, menegaskan bahwa ia hanya menginginkan seleksi pemain didasarkan pada kesalehan dan pengusaan ilmu keagamaan. Ia juga lebih tertarik dengan mereka yang gemar mendalami ilmu keislaman.Pernyataan Shehata yang dilansir surat kabar nasional Mesir ini menunjukkan bahwa fenomena percampuran antara olahraga dan agama makin meningkat di negara dengan penduduk Muslim sekitar 80 juta itu.
Selama bertahun-tahun, para atlet Mesir telah menunjukkan kesalehan dan kerelijiusan mereka di depan penggemar dan media--berlutut dan sujud syukur setelah mencetak gol atau kemenangan, atau berdoa sebelum pertandingan memohon kepada Allah untuk membantu tim mereka.
Namun pernyataan Shehata yang ingin melibatkan agama dalam olahraga merupakan perkembangan baru. Ia menegaskan, keterampilan saja tidak akan menjamin siapa pun dapat masuk ke tim nasional.
Perilaku saleh adalah kategori utama dalam seleksi. "Tanpa itu, kami tadak akan memilihnya menjadi pemain terlepas dari besarnya potensi yang dimilikinya," katanya.
"Saya selalu berusaha untuk memastikan bahwa mereka yang mengenakan seragam timnas Mesir adalah orang-orang yang memiliki hubungan baik dengan Allah," imbuhnya./republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar