Instruksi ini dikeluarkan Sabtu malam setelah media-media Barat menurunkan berita tentang rencana Presiden Mesir Hosni Mubarak lari ke Jerman.
Omar Suleiman sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Intelijen Mesir.
Para pejabat Pentagon telah memerintahkan Suleiman untuk mengamankan dokumen-dokumen rahasia itu ke Kedutaan AS di Kairo.
Washington sangat mengkhwatirkan kemungkinan berbagai dokumen tentang operasi intelijen, diplomatik, dan dokumen lain yang diinstruksikan AS bersama rezim Zionis Israel kepada Mubarak jatuh ke publik.
Beberapa hari ini, atmosfir politik di Mesir diwarnai perbincangan tentang intervensi langsung AS terkait hubungan Mesir dan Israel yang selama ini cukup mesra.
Selain itu, perbincangan politik itu juga membongkar beberapa hal paling krusial di Timur Tengah. Pertama, kerjasama terselubung antara pemerintah Otorita Ramallah dengan Mubarak.
Kedua, kesepakatan Camp David. Ketiga, peran rezim Mubarak dalam membantai warga Gaza.
Keempat, pengkhianatan Mubarak terhadap rakyat Palestina dan konspirasi atas bangsa-bangsa Arab yang menguntungkan posisi Israel.
Beberapa pegawai pemerintah Mesir kepada wartawan IRNA mengatakan, "Warga mendengar bahwa kedutaan AS dan Israel beberapa hari lalu telah memusnahkan dokumen dan kawat diplomatik rahasia mereka."
Pemerintah AS secara resmi memang mengkhawatirkan lengsernya rezim Mubarak, sebagai sekutu strategisnya di kawasan ini.
Sejumlah pengamat politik juga meyakini, dengan tergulingnya Mubarak, pejabat Pentagon sangat mengkawatirkan terbongkarnya 30 tahun kejahatan dan penjajahan AS terhadap Mesir. (IRNA/IRIB/Dwi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar