Menanggapi pertanyaan ini, Al Qaradhawi menjawab, ”Kelompk Al- Ahmadiyah yang kami katakan sebagai kelompok Al Qadiyaniah, mereka mengikuti Ghulam Ahmad. Dan laki-laki ini muncul di India pada masa-masa penjajahan Inggris.
Pada awalnya ia mengklaim sebagai Al Mahdi yang ditunggu (turunnya), kemudian mengklaim sebagai Nabi yang dijanjikan, kemudian ia menyatakan bahwa masuk kepada dirinya ruh tuhan dan mengklaim memperoleh kenabian setelah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Kami memiliki aqidah yang tetap dan qath’i, yakni tidak ada kenabian setelah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, tidak ada Nabi setelah beliau, sebagaimana QS al Ahzab, “Akan tetapi utusan Allah (Muhammad), penutup para Nabi." (Al Ahzab: 40).
Dan amat disayangkan, mereka memiliki aktivitas yang cukup jelas dan mereka memiliki penakwilan sendiri untuk al-Qur`an, semisal takwil sebagian ayat, seperti ayat (yang maknanya), ”Wahai orang-orang yang beriman taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul dan ulil amri dari kalian.” (An Nisa’: 59).
Ulil amri dari kalian, maksudnya adalah orang-orang Mukmin dari kalian. Akan tetapi mereka mengatakan dari kalian dengan yang ada pada kalian, hal ini agar mereka mentaati Inggris, di mana mereka terang-terangan tidak akan melawan Inggris akan tetapi taat kepada mereka.
Demikian juga mereka menghapus jihad. Mereka mengatakan bahwa jihad telah dihapus, padahal itu merupakan kewajiban hingga kiamat. Mereka ada kelompok yang keluar. Sebagimana yang kami ketahui, mereka tumbuh untuk berkhidmat kepada penjajahan. Dan ulama Islam Pakistan telah bersepakat dalam menilai bahwa mereka merupakan minoritas non Muslim.
Jawaban ini pernah dilansir dalam situsnya qaradawi.net, pada tanggal 21 Juli 2001 lalu. *
Sumber : qaradawi.net
Rep: Thoriq
Red: Cholis Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar