Sabtu, 08 Januari 2011

Mengikis Kemiskinan Lewat Zakat

laporan utama
Indah Wulandari

Penghimpunan ZIS pada 2011 diyakini bakal tumbuh.


Sebuah fakta tersingkap. Zakat berkontribusi mengurangi kemiskinan mustahik. Belum lama ini, Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) mengungkapkannya melalui rilis survei ilmiah tentang pembangunan sosial dan perzakatan bertajuk Indonesia Zakat and Development Report (IZDR) 2011.

Mereka menyatakan, zakat memberi andil mengurangi kemiskinan dhuafa penerima zakat hingga 10,79 persen. Direktur Utama IMZ, Nana Mintarti, mengatakan dalam survei tersebut pihaknya mencermati tiga hal, yakni implikasi zakat terhadap pengurangan jumlah kemiskinan mustahik, dampak pengelolaan zakat terhadap penurunan tingkat kedalaman kemiskinan, serta dampak zakat terhadap pengurangan tingkat keparahan kemiskinan. Kegiatan tersebut dilakukan pada kisaran Juli hingga Agustus 2010. Survei berangkat dari data Badan Pusat Statistik tahun 2009.

Data itu menyebutkan bahwa angka kemiskinan Indonesia masih tinggi, yaitu sekitar 14,15 persen dari jumlah penduduk atau setara dengan 32.53 juta jiwa. "Padahal, banyak lembaga pengelola zakat yang berdiri dan menyalurkan zakatnya untuk kaum dhuafa," katanya di Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (3/1).

Maka, IMZ pun mulai menganalisis beberapa faktor penyebab masih terkendalanya program pendayagunaan zakat yang bersifat konsumtif maupun produktif. Lokasi penelitian ditetapkan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Sedangkan populasi penelitian berjumlah 4.646 rumah tangga penerima zakat yang berasal dari delapan organisasi pengelola zakat (OPZ) dengan sampling 821 rumah tangga mustahik atau 17,67 persen dari populasi. Untuk menentukan besaran perubahan yang terjadi, ditentukan standar garis kemiskinan.

Standarnya seperti yang digunakan Provinsi DKI Jakarta (BPS 2010), yakni Rp 331.169,00/kapita/bulan. Jumlah ini dikonversi ke dalam standar garis kemiskinan rumah tangga menjadi  Rp 1.556.494,30/rumah tangga/bulan.

Secara umum, penelitian membuktikan zakat mampu mengurangi jumlah kemiskinan mustahik, tingkat kedalaman kemiskinan, dan tingkat keparahan kemiskinan dari perspektif ekonomi makro. Angka kemiskinan rumah tangga penerima zakat secara empirik dapat dikurangi sebesar 10,79 persen.

"Jadi, dampak zakat terhadap kemiskinan bukan semata-mata klaim religius," kata Nana di Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (3/1). Dari tabel penghitungan kemiskinan, secara umum menunjukkan bahwa sebelum zakat ada besaran 0,91 yang menggambarkan hampir separuh dari seluruh responden hidup di bawah garis kemiskinan.

Program pendayagunaan zakat mengurangi angka tersebut menjadi 0,438. Jadi, ada penurunan 10,79 persen.  Begitu pula rata-rata pendapatan rumah tangga miskin mustahik dengan garis kemiskinan Rp 442.384,20. Dengan distribusi zakat, diperkecil menjadi Rp 422.076,30. Angka ini setara dengan penurunan kesenjangan sebesar  4,69 persen.

Sedangkan dari sudut pandang kedalaman kemiskinan, intervensi zakat mampu mengurangi keparahan kemiskinan sebesar 12,12 sampai 15, 97 persen. Secara rinci, survei ini dikelompokkan kembali dalam beberapa determinan. Di sisi lain, IMZ memprediksi penghimpunan zakat bakal tumbuh dibandingkan 2010.

Pengumpulan zakat, infak, sedekah (ZIS) pada 2011 diperkirakan berkisar antara Rp 1,85-2,95 triliun. Namun, dengan inovasi regulasi serta produk penghimpunan untuk lebih meyakinkan muzaki, IMZ berkeyakinan penghimpunan pada 2011 mampu melebihi Rp 3 triliun.

Skenario minimal, pertumbuhan mencapai 24,32 persen. Ada pula skenario moderat dengan pertumbuhan 53,85 persen serta skenario optimis dengan pertumbuhan 98 persen. Nana menambahkan, jika penghimpunan mencapai Rp 2-3 triliun, penurunan jumlah kemiskinan bisa mencapai 13,88 persen.

Cendekiawan Muslim, Azyumardi Azra, mengatakan potensi penghimpunan dan distribusi ZIS di Indonesia sangat besar. Dalam sepuluh tahun terakhir, menunjukkan peningkatan jumlah dana yang terkumpul. Ia mengutip beberapa kajian yang menyebutkan kenaikan rata-ratanya sebesar 38,79 persen per tahun.

Bahkan, pada  medio 2009, diperkirakan terkumpul dana zakat sebesar Rp 1,2 triliun. Namun, ia menuturkan, jumlah itu masih jauh dari potensi zakat yang diperkirakan mencapai Rp 27,2 triliun. Dengan kenyataan ini, ia mengatakan masih harus banyak berharap zakat sepenuhnya mengentaskan kemiskinan. cr1, ed: ferry kisihandi

Tabel Prediksi Pertumbuhan Penghimpunan ZIS 2011

No       Skenario                 Penghimpunan ZIS Nasional

                                           2010                        2011

1     Skenario Minimal    Rp 1,49 triliun          Rp 1,85 triliun

2    Skenario Moderat      Rp 1,85 triliun          Rp 2,29 triliun

3    Skenario Optimis      Rp 2,38 triliun          Rp 2,95 triliun

4   Inovasi Regulasi                                     Lebih dari Rp 3 triliun
     dan produk

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog