Minggu, 05 Desember 2010

Chotibul: Kader Ansor Tidak Diharamkan Berpolitik

E-mail Print PDF
Pilihan aktif di politik tidak berbeda dengan pilihan di bidang bisnis atau pendidikan
Hidayatullah.com--Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Chotibul Umam Wiranu menegaskan, kader Ansor tidak diharamkan terjun dalam politik praktis. Yang dilarang hanyalah menyeret organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama (NU) itu ke politik praktis.“Sebagai pribadi, sebagaimana warga negara yang lain, kader Ansor boleh-boleh saja terjun di politik praktis,” kata Umam di Jakarta, Minggu (5/12).
Menurut dia, pilihan aktif di politik tidak berbeda dengan pilihan untuk aktif di bidang yang lain, misalnya di bidang bisnis atau pendidikan. “Yang terpenting adalah komitmennya terhadap organisasi, bukan profesinya di luar organisasi,” kata Chotibul Umam Wiranu, yang juga salah seorang kandidat Ketua Umum GP Ansor dalam kongres ke-14 yang akan digelar di Surabaya, Januari 2011.
Seperti diberitakan, sejumlah kandidat ketua umum GP Ansor merupakan politisi yang saat ini menjadi anggota DPR dari berbagai partai politik. Mereka adalah Chotibul Umam Wiranu (Demokrat), Malik Haramain dan Marwan Jakfar (PKB), Nusron Wahid (Golkar), dan Syaiful Tamliha (PPP).
Lebih lanjut, Chotibul mengatakan, sangat naif jika ada pihak yang mengkhawatirkan Ansor akan dibawa ke partai tertentu jika ketua umum terpilih berasal dari partai. “Misalnya, kalau saya terpilih, Ansor akan dibawa ke Demokrat. Itu tidak mungkin karena afiliasi politik kader Ansor berbeda-beda, ada Demokrat, PKB, Golkar, PPP, dan yang lain,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, sebagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) pemuda di bawah NU, Ansor tidak mungkin dan tidak boleh menjadi “underbouw” partai politik. “Bahwa ada partai politik yang menjalin komunikasi dengan ormas, termasuk Ansor, itu wajar-wajar saja,” katanya.
Ditanya apakah aktivitas politik tidak akan mengganggu konsentrasi mengurus organisasi, ia mengatakan, kuncinya terletak pada komitmen dan manajemen organisasi. “Meski tidak terjun di politik, kalau tidak punya komitmen, ya belum tentu akan serius mengurus organisasi,” katanya.
Pada bagian lain, ia mengatakan, jika terpilih sebagai Ketua Umum Ansor, ia akan membawa organisasi kepemudaan itu ke fitrahnya sebagai organisasi di bawah NU. “Seluruh program GP Ansor harus sejalan dan bekerja sama dengan NU. Tidak boleh terjadi lagi pengurus GP Ansor membangkang, melawan kepada NU di semua tingkatan,” katanya. [sry/hidayatullah.com]

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog