Q! adalah festival film internasional terbesar kedua di Indonesia sekaligus satu-satunya festival film tentang LGBT di negeri ini. Festival ini mempresentasikan film dan video terbaik dari seluruh dunia mengenai homoseksualitas, permasalahan seputar gender, seksualitas, mode, hak asasi manusia, dan HIV/AIDS.
Q! Film Festival ini telah dibuka sejak tanggal 24 September lalu dan akan berlangsung hingga 3 Oktober mendatang. Namun film-film yang bertemakan LGBT memang baru diputar mulai pada hari Selasa, hari berlangsungnya demonstrasi dari FPI.
Ketua FPI DKI Jakarta Habib Salim Alatas meminta film-film tersebut dibatalkan pemutarannya, karena dapat merusak moral anak Indonesia. Jika pemutaran film itu tetap dilakukan pada hari selanjutnya, kata Habib Salim, maka dikhawatirkan akan ada penolakan yang besar dari masyarakat.
Selain FPI tidak ada sikap tegas dari ormas Islam atau lembaga-lembaga resmi seperti Majelis Ulama Indonesia, termasuk dari dua ormas Islam terbesar di Indonesia NU dan Muhammadiyah. Sementara, lembaga pendukung festival film gay ini lumayan bejibun daftarnya. Mulai dari Goethe-Institut, Centre Culturel Francais, Erasmus Huis, Dewan Kesenian Jakarta (Kineforum), Subtitles, KONTRAS, Arus Pelangi, Gaya Nusantara, Komnas HAM, Komnas Perempuan, Jurnal Perempuan, Kartini Asia Network, Perempuan Mahardika, Institut Ungu, Ardhanary Institute, Institut Pelangi Perempuan, GWL –INA, Institute for Defense Security and Peace Studies (IDSPS), Ratna Sarumpaet Crisis Center, Human Rights Watch New York, dan Berlin Film Festival.
Sementara FPI yang mencoba memprotes dan melakukan usaha untuk membentengi akhlak genersi muda Indonesia, diadili sebagai organisasi brutal yang tidak toleran dan pelanggar HAM. Kemana ormas dan lembaga Islam? Majelis taklim dan kelompok pengajian? Pemimpin sekolah dan madrasah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar