Oleh: Kurnia Ayu Lestari*
APA yang harus kita lakukan untuk memperlihatkan sebuah penerimaan? Sederhana. Tersenyum. Mendapatkan sekaligus menebarkan perhatian dapat tersirat dari sebuah senyuman Anda. Senyum adalah pekerjaan yang sangat ringan. Senyum tulus yang ditujukan kepada orang lain mengisyaratkan banyak hal. Dengan senyum, mungkin bisa menjawab lawan kita, “Saya menerimamu apa adanya, tanpa syarat.”
Ketika kita tersenyum kepada seseorang, dia akan merasa bernilai, penting dan berharga. Dia akan merasa lebih nyaman dengan dirinya. Dan hanya diperlukan sebuah senyum untuk semua itu, senyum sebagai ungkapan kehangatan yang tulus.
Senyum merupakan obat awet muda karena senyum menggerakkan otot wajah, sehingga otot wajah terlatih dan kencang. Senyum dapat mengendurkan urat saraf tegang di wajah sehingga resiko munculnya keriput dapat dikurangi. Tanpa keriput, tentu saja wajah kita terlihat lebih awet muda.
Saat tersenyum tubuh kita memberi sinyal-sinyal positif kehidupan, sehingga tubuh kita menerimanya sebagai anugerah, sehingga imunitas tubuh meningkat. Senyum sama dengan olah raga yang bermanfaat, otot-otot wajah ikut bergerak. Otot yang rileks membuat kita merasa lebih fit.
Diantara satu sebab penyakit jantung adalah stres. Stres akan memicu kerusakan endothelium –lapisan jantung- yang dapat mendorong terciptanya kolesterol pada pembuluh darah. Hebatnya, senyum mampu menghilangkan stres. Senyum mampu membuat jantung tidak berdebar terlalu kencang. Dapat kita bayangkan dampak dari keadaan tersebut. Tersenyum juga dapat membuat kita lebih rileks sehingga kerja jantung pun normal dan resiko hipertensi dapat dikurangi.
Ada lagi, senyum dan tawa bisa mengurangi produksi hormon efinefrin dan kortisol. Hormon ini memiliki pengaruh memperlambat proses penyembuhan. Selain itu, senyum juga membuat tubuh menghasilkan hormon endorphin serta serotonin yang merupakan hormon pengendali rasa nyeri. Oleh karena itu, senyum dapat mengurangi rasa nyeri dan mempercepat proses penyembuhan.
Senyum, bisnis dan sedekah
Pepatah China mengatakan, “Seseorang yang tak memiliki senyum seharusnya tidak membuka toko.” Wiraniaga, pelaku bisnis, siapa pun yang kehidupannya bergantung pada pelanggan atau dukungan orang lain harus belajar cara mempraktikkan penerimaan dalam hubungan mereka.
Senyum akan semakin indah tatkala sederet gigi putih bersih tampak menghiasi bibir. Coba Anda membayangkan tatkala sakit gigi, dapatkah Anda tetap tersenyum dengan indah? Jangan-jangan untuk berbicara saja Anda malas.
Ada sebuah timbal balik yang terjadi, bahwa jika kita membuat orang lain merasa nyaman dengan tersenyum dan menyapanya dengan positif, mereka juga akan ingin membalas dengan memberi kita perlakuan serupa.
Willy Loman, dalam Death of a Salesman, berkata, “Hal terpenting adalah menjadi disukai.” Ketika orang lain menyukai kita, mereka akan lebih memiliki kesediaan untuk bekerja sama dengan kita. Titik awal untuk menjadi disukai adalah menyukai orang lain.
Dan cara untuk mengungkapkan bahwa kita menyukai orang lain adalah dengan memberinya senyum sepenuh hati yang hangat ketika bertemu dengannya.
Begitu juga dalam Islam. Senyum yang ikhlas, merupakan sedekah. Itulah nilai senyum dalam Islam. Nabi Muhammad adalah orang yang senantiasa menebarkan senyum. Senyum beliau membuat kaum muslimin semakin mencintainya. Senyum beliau membuat kaum kafir Quraisy semakin canggung kepadanya.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi,”Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh.” Artinya, “Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah.”
Mengajarkan kebaikan kepada orang lain akan lebih mudah diterima jika kita selalu mempersembahkan senyum kepada orang tersebut. Seorang muslim berkewajiban berdakwah yaitu mengajak orang lain menuju jalan kebaikan. Maka awalilah pendekatan dengan orang lain melalui senyuman.
Dalam hadits lain yang diriwayatkan Ad-Dailamy, Rasulullah SAW bersabda:”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak: tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahyi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.”
Hadits tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa kebaikan bisa kita lakukan dengan cara sederhana, sedekah itu tidak harus selalu kita lakukan dengan memberi sejumlah materi jika kita memang tidak punya apa-apa. Karena membuat gerakan ekspresif dengan menarik sudut bibir ke atas tanpa bersuara sudah merupakan sedekah.
Begitu banyak hikmah senyum. Sangat tepat jika Islam memaknai senyum sebagai sedekah. Senyum menambah sehat tubuh dan mempererat hubungan baik dengan teman. Senyum merupakan alat berdakwah yang efektif dan tentu saja bernilai pahala.
Agar Anda senantiasa merasa nyaman dan semakin sehat, maka perbanyaklah senyum. Agar senyum Anda berbuah nilai sedekah, maka luruskanlah niat karena ikhlas mengharap ridho Allah SWT. Dan agar Anda memperoleh senyum yang indah, maka peliharalah pula kesehatan gigi Anda. Tentusaja, bukan senyum di sembarang tempat. Kecuali Anda sudah tak sehat akal lagi.
*)Penulis adalah dokter dan ibu rumah tangga
http://www.hidayatullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar