Ditulis Oleh: Munzir Almusawa | |
Friday, 30 April 2010 | |
Senin,26 April 2010 قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: : ( صحيح البخاري ) " Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذِهِ الْجَلْسَةِ الْمُبَارَكَةِ Limpahan puji kehadirat Allah Maha Raja langit dan bumi, Maha Penguasa tunggal nan abadi yang menyeru hamba-hambaNya kepada keluhuran, menuntun kepada kebahagiaan dunia dan akhirah, mengutus sang pembawa tuntunan kebahagiaan dunia dan akhirah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maha suci Allah yang menjadikan kenikmatan akan berlipat ganda menjadi kenikmatan yang lebih besar jika ia bersyukur dan memuji Allah. Rahasia dari bertambahnya kenikmatan adalah dengan bersyukur dan memuji Allah, pujian kepada Allah membuka rahasia kenikmatan yang baru setelah kenikmatan yang telah ada. Maha suci Allah yang maha membuka kesempatan bagi hamba-hambaNya untuk mendapatkan limpahan anugerah diatas anugerah dengan ia memuji Allah, dengan ia mencintai Allah, dengan ia mengagungkan Allah. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Allah subhanahu wata’ala berfirman: لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ، إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ، فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ، الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ ( قريش: 1-4 ) “Karena kebiasaan dan kenikmatan pada orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, maka hendaklahpara hamba menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kabah), yang telah memberi makanan kepada mereka saat mereka lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan". ( QS. Qurays: 1-4 ) Firman Allah untuk orang qurays agar tenang dan bersabar, sebagaiamana mereka tenang dan santai saat melewati hari-hari di musim panas dan musim dingin, maka hendaklah mereka (bukan hanya orang qurays saja, melainkan semua hamba Allah ) untuk menyembah Sang pemilik Ka’bah Al Musyarrafah yaitu Allah. Siapakah Allah?, maka Allah mengenalkan dzatNya, Dialah Allah yang memberi mereka makan saat mereka lapar, dan memberi mereka keamanan saat mereka dalam kerisauan. Tidak ada manusia yang bisa makan kecuali ia telah diizinkan oleh Allah, walaupun ia dalam keadaan lapar dan makanan ada dihadapannya, tapi bukankah seluruh sel adalah milik Allah, dan jika Allah berkehendak dalam sekejap tubuhnya lumpuh maka ia tidak akan bisa menyentuh makanan yang ada dihadapannya, jika Allah kehendaki bibirnya sakit maka tidak satu suapan atau bahkan sebutir nasi pun yang bisa melewati tenggorokannya. Mulai dari kita menanamnya maka berapa ribu kenikmatan yang terus berlimpah kepada kita hingga makanan itu sampai ke mulut kita. Walaupun seseorang memiliki harta yang berlimpah jika Allah tidak mengizinkan ia makan maka berhari-hari ia akan kelaparan dan tetap tidak diperbolehkan makan karena penyakit yang dideritanya. Maka fahamilah, barangkali orang yang merasa lapar saat ini Allah tunda rizkinya hingga esok di hari kiamat atau mungkin di masa mendatangnya Allah tumpahkan rizki yang luas untuknya. Dan sebaliknya orang yang sedang dalam kenikmatan berhati-hatilah karena bisa saja Allah merubah keadaannya. Hadirin hadirat, sampai kabar kepada saya lewat surat, sms, dan email dari adik-adik kita yang bersyukur karena lulus dalam ujian, dan banyak juga yang mengeluh karena tidak lulus. Jangan risau jika tidak lulus karena hal itu adalah cobaan dari Allah subhanahu wata'ala, dan jika kau sabar dan tenang maka kau akan mendapatkan kesuksesan yang hanya milik Allah subhanahu wata'ala, kesuksesan bukan milik siapa-siapa tetapi hanya milik Allah, jadi jika tidak lulus ujian atau yang lainnya maka teruslah berusaha untuk lulus, teruslah berusaha untuk sukses di dunia ini namun jangan menentang tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan dengan menjauhi hal-hal yang haram maka engkau akan mendapatkan kesuksesan, terlebih lagi para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dikatakan oleh para ulama' kita: "Barangsiapa yang cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka ia aman dan berada dalam keselamatan dunia dan akhirah". Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah لَوْلَا أَنْ تَدَافَنُوْا لَسَأَلتُ اللهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ " Jika seandainya aku tidak khawatir kalian meninggal/hilang pendengaran kalian aku akan meminta kepada Allah agar memeperdengarkan kepada kalian siksa kubur.”(Shahih Muslim) Namun hal itu tidak diinginkan oleh sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena beliau tidak ingin ummatnya merasa ketakutan, tetapi beliau lebih menginginkan mendoakan ummatnya dengan keluhuran dan pengampunan dan jangan sampai suara siksaan ahli kubur terdengar oleh mereka. Hadirin hadirat, mereka yang memenuhi panggung-panggung dosa di dalam kehinaan dan menyanjung orang-orang yang tidak pernah bersujud kepada Allah, jika mereka mendengar suara temannya yang menggelepar di dalam kubur maka mereka akan lari ke majelis dzikir untuk menyelamatkan diri dari kemurkaan Allah, mereka akan berlari ke majelis-mejelis seperti ini untuk bernaung di bawah keridhaan Ilahi. Namun mereka yang seperti itu bukan untuk dibenci atau dicaci tetapi untuk didoakan dan dikasihani, semoga Allah melimpahkan hidayah kepada mereka. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah أَلَا إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةٌ إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ اْلقَلْبُ “Ingatlah bahwa didalam tubuh ini ada segumpal darah, yang apabila segumpal darah itu baik maka akan menjadi baik pula seluruh tubuh ini, dan apabila segumpal darah itu buruk maka akan menjadi buruk pula seluruh tubuh ini. Ingatlah bahwa segumpal darah itu adalah hati.” Hadirin hadirat, ketahuilah bahwa getaran sanubari kita itulah yang menjadi nakhoda bagi perbuatan tubuh kita dan bersatu dengan alam pemikiran, dua hal inilah yang menguasai, dan kekuasaan tertinggi ada pada sanubari kita, jika sanubari kita baik maka ucapannya pun baik, yang ia dengarkan baik, perbuatannya baik, dan segala-galanya baik, dan ia menjadi rahasia kebaikan dan menjadi sumber kebaikan jika ia adalah orang yang mau mengikuti tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan berpegang teguh dengan cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka ia menjadi gerbang kebaikan pula untuk yang lainnya, sebagaimana Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan bagaimana mulianya duduk bersama dengan orang shalih dan bagaimana meruginya bersama orang yang selalu berbuat maksiat. Dalam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa orang yang duduk bersama para shalihin bagaikan orang yang duduk dengan penjual minyak wangi, walaupun ia tidak membelinya ia akan kebagian wanginya. Dan orang yang duduk dengan orang yang sedang berbuat dosa maka ia seperti orang yang duduk dengan orang pandai besi, meskipun ia tidak membeli besinya ia akan terkena pecahan bara apinya. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah أُشْهِدُكُمْ يَامَلَائِكَتِيْ إِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ " Aku jadikan kalian saksi wahai malaikatKu, sungguh Aku telah mengampuni mereka " هُمُ الْجُلَسَاءُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ “Mereka yang sama-sama duduk itu tidak akan celaka oleh teman duduk mereka” Mereka yang duduk bersama ahli dzikir tidak akan dihinakan oleh Allah. Dihinakan, maksudnya bisa kehinaan dunia atau kehinaan akhirah. Di akhirat kelak ada orang-orang yang ditimpa musibah sehingga amal pahalanya sangat sedikit dan ia harus masuk ke neraka terlebih dahulu jika ia muslim, maka dikatakan kepada semua orang yang menyaksikan di padang mahsyar " Fulan bin fulan dalam kehinaan dan tidak akan menemukan kebaikan selama-lamanya", maka ia pun digiring kedalam neraka. Dan dipanggil lagi yang lainnya: " fulan bin fulan ….dan seterusnya, hingga tibalah giliran orang yang mulia dipanggil untuk menghadap Allah, maka dikatakan kepadanya: " fulan bin fulan dalam kemuliaan dan tidak akan mendapatkan kehinaan selama-lamanya", hal ini dikatakan oleh Allah untuk mereka yang duduk bersama orang yang berdzikir di majelis dzikir, hanya duduk saja dan diam tanpa ikut berdzikir, maka mereka tidak akan dihinakan oleh Allah. Mereka yang berteman dengan ahli dzikir, yang berteman dengan para shalihin, yang berteman dengan para ulama' , yang dekat dan duduk dengan guru-guru yang mulia maka sungguh beruntunglah mereka, karena mereka tidak akan mendapatkan kehinaan. Apa kehinaan itu? Kehinaan itu sangat banyak dan kehinaan yang terbesar adalah api neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ " Seseorang bersama orang yang dicintai " Maka benahilah sanubari kita, benahilah hati kita karena jika hati kita baik maka baik pula perbuatan kita, dan jika hati ini buruk maka buruk pula perbuatan kita, muncul banyak pertanyaan tentang bagaimana membenahi hati, seperti memerangi riya', memerangi 'ujub, memerangi sombong, memerangi hasad, memerangi iri atau dengki dan lain sebagainya dari penyakit-penyakit hati. Kalau kita berbicara secara tafsil (terperinci) maka obatnya kita temukan di kitab Ihya Ulumuddin, itu adalah obatnya hati. Namun jika kita ringkas maka jawabannya adalah " Mahabbah kepada Allah dan RasulNya". Maka kita akan terkikis dari segala macam penyakit hati dengan cinta dan rindu kepada Allah dan RasulNya. Sayyid Al Imam Abu Bakr Al Aidarus Ibn Abdullah Al 'aidarus Al Akbar Ar, dia adalah seorang anak yang masih kecil dan ayahnya ( Al Imam Abdullah Al 'Aidarus ) adalah seorang 'arif billah berkata: " aku sudah membaca kitab Ihya ulumuddin, aku sudah menghafalnya, dan aku pun telah mengamalkannya", maka putranya Al Imam Abu Bakr ketika masih kecil sudah diajarkan Al qur'an, setelah ia hafal Al qur'an ayahnya mulai membacakan kitab Ihya ulumuddin yang menjelaskan tentang mengobati penyakit-penyakit hati, seperti riya' mengobatinya begini, sombong mengobatinya begini, iri dan dengki mengobatinya begini, dan lain sebagainya, maka berkata Al Imam Abu Bakr: " Ayah apakah ada orang yang semacam ini?", subhanallah kenapa ia bertanya demikian?, karena di hatinya tidak ada penyakit seperti itu, sejak kecil sudah dididik mencintai Allah dan RasulNya maka tidak ada penyakit hati di hatinya, maka ayahnya pun terdiam kemudian berkata: " sekarang engkau pergilah ke pasar dan carilah orang yang lebih hina darimu", maka ia pun pergi ke pasar dan sesampainya di pasar ia melihat orang yang sedang berbuat jahat, ia berkata pada dirinya: " orang ini lebih hina daripada aku, tetapi jika ia bertobat dan beribadah kepada Allah dan ia lebih taat daripada aku maka berarti ia lebih mulia daripada aku", terus ia mencari lagi tetapi tidak ia temukan orang yang lebih hina darinya. Semua pendosa bisa saja Allah terima tobatnya dan Allah memberinya hidayah kemudian ia berubah menjadi orang shalih, maka akhirnya ia menemukan seekor anjing yang penyakitan, ia berkata: " aku pasti lebih mulia darinya, tetapi jika aku harus melewati neraka terlebih dahulu berarti anjing itu yang lebih mulia", karena anjing tidak masuk neraka, maka ia kembali kepada ayahnya dan ayahnya bertanya : " apakah sudah engkau temukan orang yang lebih hina darimu?", maka ia pun menjawab: " tidak ada wahai ayah", ayahnya bertanya lagi: " dalam satu pasar tidakkah kau temukan seorang pun yang lebih hina darimu? ", ia menjawab: " tidak ada ayah, walaupun ia adalah orang yang berbuat dosa, tetapi jika ia bertobat dan Allah terima tobatnya dan ia dimuliakan oleh Allah maka ia akan lebih mulia daripada aku, lalu aku menemukan seekor anjing yang penyakitan dan kukatakan bahwa anjing itu lebih hina daripada aku, lalu aku berfikir wahai ayah, kalau senadainya aku masuk neraka maka tentunya anjing itu akan lebih mulia daripada aku, karena ia tidak masuk kedalam neraka", mendengar hal itu maka ayahnya berkata: " sekarang engkau keluar dari Tarim untuk melanjutkan belajarmu di luar bimbinganku", maka setelah selesai dengan tarbiyah yang suci dari sang ayah ia pun menuju guru-gurunya yang lain. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Inilah rahasia keberkahan para shalihin yang sampai kepada mereka, bahkan kepada yang non muslim pun keberkahannya sampai, dari doa dan fatihah yang dibacakan untuknya. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلَامَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِمِثْلِهَا “Apabila salah seorang dari kamu sekalian membaguskan keislamannya maka pada setiap kebaikan yang dia perbuat akan dilipat gandakan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, sedangkan kejahatan yang dia perbuat akan dibalas sepadan dengan kejahatannya”. Barangsiapa yang memperbaiki keislamannya kemudian ia beramal shalih, maka Allah lipatgandakan amalnya dengan sepuluh kali lipat dari amal pahalanya, jika ia shalat satu kali maka pahalanya dikalikan sepuluh, jika ia shalat 5 waktu maka pahalanya sama dengan shalat 50 waktu, sekali ia memuji Allah maka pahalanya dikalikan sepuluh dan itu adalah perhitungan minimal, karena kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakan hingga 700 kali lipat. Maka amal yang dilipatgandakan 700 kali lipat itu amal yang seperti apa? Sebagian muhaddits mengatakan hal itu tergantung niatnya, semakin indah niatnya maka semakin dilipatgandakan pahalanya. Para muhaddits yang lain mengatakan hal itu tergantung waktu, di waktu-waktu mustajabah seperti bulan Ramadha, lailatul qadr, malam jum'at atau hari jum'at, hari 'Arafah dan hari-hari mulia yang lainnya, maka di waktu-waktu itulah amal ibadah dikalikan hingga 700 kali lipat. Dan ada juga yang mengatakan tergantung tempat, seperti di Masjidil Haram, di Masjid Nabawy, di Masjid Al Aqsha, di masjid masjid, di makam para shalihin jika ia berdoa kepada Allah, dan tempat-tempat mulia yang lainnya, dan juga disebutkan oleh Al Imam An Nawawy dalam Syarh Nawawiyah 'ala Shahih Muslim, bahwa di majelis-majelis dzikir juga termasuk tempat yang dilipatgandakannya pahala oleh Allah subhanahu wata'ala . Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ( السجدة: 17 ) “Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. ( QS. As Sajadah : 17 ) Manusia tidak tahu apa yang disembunyikan oleh Allah untuk mereka dari hal-hal yang sangat menggembirakan mereka, balasan atas perbuatan mereka, jika mereka bersabar dan bersyukur serta mau beribadah kepada Allah. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ kemudian makmum mengucapkan: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا..... إلخ Ketika ucapan itu berpadu dengan ucapan malaikat di saat itu, maka ia diampuni dosa-dosanya sebelum ia sampai di tempat sujudnya. Dalam hadits lain riwayat Shahih Al Bukhari juga disebutkan: " barangsiapa yang mengucapkan " Amin " bersamaan dengan ucapan "Amin" imam shalat, maka diampuni dosa-dosanya karena ucapan "Amin" bersamaan dengan ucapan "Amin" para malaikat". Maka ikhlas di dalam shalat pun penuh dengan pengampunan, demikian seterusnya dalam setiap shalat lima waktu pengampunan terus ada, dalam shalat jum'at pun ada pengampunan dosa, di setiap akhir bulan ramadhan ada pengampunan dosa, di hari 'Arafah ada pengampunan, terus dan terus pengampunan selalu ada untuk ummat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka sangat menakjubkan jika masih ada ummat nabi Muhammad yang masuk neraka. Hadirin hadirat, sungguh sangat memalukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ummat yang masih masuk neraka dan sangat menyakiti perasaan beliau, namun nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang ketika ummatnya dikumpulkan bersama beliau, dan sebagian diusir dari shaf beliau maka beliau berkata: " wahai kalian mau kemana keluar dari shafku, mau dibawa kemana ummatku itu?", maka Jibril berkata: " wahai Rasulullah mereka banyak berbuat dosa setelah engkau wafat", maka Rasulullah berkata: "terserah mau dibawa kemana mereka", akhirnya mereka lari kepada nabi Adam tetapi ditolak, lari kepada nabi Isa pun ditolak, dan semua nabi menolaknya, kemudian mereka kembali kepada nabi Muhammad, mereka terusir dari shaf Rasulullah dan beliau juga marah karena ummatnya banyak berbuat dosa, namun Rasulullah merasa tidak tega, sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala: لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ ( التوبة: 128 ) "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin". ( QS. At Taubah: 128 ) Sungguh telah datang kepada kita seorang Rasul yang sangat berlemah lembut dan selalu peduli atas musibah yang menimpa ummatnya, sangat menjaga kita dan sangat berlemah lembut kepada orang-orang yang beriman dari ummatnya. Hadirin hadirat, kita tidak bisa melihat wajah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, seandainya kita bisa melihat kehadiran beliau yang tersenyum kepada kita semua di malam hari ini,14 abad setelah beliau wafat , kita masih hadir di majelis dzikir mendengarkan hadits beliau semoga cinta dan rindu serta sambutan hangat dari beliau selalu untuk kita, amin ya rabbal 'alamin. Maka orang-orang yang terusir dari shaf Rasulullah itu pun kembali kepada Rasulullah dan berkata: " wahai Rasulullah, kami ditolak oleh semua nabi, kami ditolak oleh nabi Adam Abul basyar, kami ditolak oleh nabi Ibrahim waliyullah, kami ditolak oleh nabi Musa Kalimullah, kami ditolak oleh nabi Isa Ruuhullah", maka Rasulullah berkata: " baiklah aku yang akan memohonkan pengampunan untuk kalian kepada Allah", maka merekapun harus masuk kedalam neraka dan berpisah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah bersujud kepada Allah memohonkan ampunan untuk mereka. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari : يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ شَعِيْرَةٍ مِنْ خَيْرٍ، وَيَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ بُرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ، وَيَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ. " Akan keluar dari Neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji jewawut. Keluar dari Neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum. Keluar dari Neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji dzarrah". Maka ummat nabi Muhammad yang tidak menyembah selain Allah mereka keluar dari api neraka, walaupun mereka hanya mempunyai kebaikan sebesar biji gandum saja mereka dikeluarkan dari api neraka dengan syafaat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah kembali lagi kepada Allah untuk memintakan syafaat bagi ummatnya, maka Allah berkata: " Angkat kepalamu wahai Muhammad, berilah syafaat bagi siapa saja yang engkau ingin beri syafaat", terus demikian Rasulullah memohon kepada Allah untuk memberi syafaat kepada ummatnya, sehingga seseorang yang hanya memiliki kebaikan lebih kecil dari biji kacang hijau pun dikeluarkan dari neraka, kemudian Rasulullah memohon lagi kepada Allah sehingga orang yang hanya memiliki kebaikan lebih kecil dari debu pun dikeluarkan dari neraka, mungkin amal pahalanya banyak tetapi habis karena terlalu banyak berbuat dosa atau banyak menzhalimi orang lain, atau memang hanya sedikit amal pahalanya, tetapi Allah keluarkan juga dari neraka dengan syafaat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Dan setelah itu para malaikat pun memberi syafaat, para nabi memberi syafaat, para shalihin memberi syafaat, para syuhada' memberi syafaat, dan semuanya memberi syafaat mengangkat mereka dari neraka, subhanallah cinta Allah kepada ummat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bukan hanya Rasulullah yang memberi syafaat tetapi beliau adalah yang pertama kali memberi syafaat, kemudian dibagikan kepada ummatnya untuk memberikan syafaat juga kepada yang lainnya. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika tiada lagi tersisa manusia kecuali orang yang sama sekali tidak mempunyai amal baik sekecil apapun, sampai tiba waktu yang Allah kehendaki, maka Allah subhanahu wata'ala berkata: " sekarang Aku yang akan memberi syafaat" , maka Allah mengeluarkan semua yang tidak menyembah selainNya dan yang mengakui Muhammad utusan Allah subhanahu wata'ala dari neraka kemudian dimasukkan kedalam surga setelah dibersihkan dari dosa-dosa dan dimandikan , maka disaat itu penduduk surga berkata: " Mereka adalah orang-orang yang dibebaskan oleh Allah, padahal mereka sama sekali tidak mempunyai amal kebaikan tetapi mereka tidak menyembah selain Allah dan mengakui nabi Muhammad sebagai utusan Allah". Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Hadirin hadirat, kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala agar Allah menangkan hati kita, mengabulkan setiap hajat kita, semoga Allah membukakan gerbang kebahagiaan, gerbang ketenangan, kedamaian, keluhuran dan melimpahkan cahaya kebahagiaan di dunia dan di akhirah kepada kita. Wahai sang pemilik dunia dan akhirah, kami menyebut namaMu yang maha luhur, dan terluhurkan yang memanggil namaMu di dunia dan akhirah, maka muliakan kami dengan anugerah-anugerahMu di dunia dan akhirah dengan anugerah yang belum terbayang oleh kami keindahannya, wahai sang pemilik anugerah yang tiada henti-hentinya melimpahkan anugerah sepanjang waktu dan zaman.. فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ... Ucapkanlah bersama-sama يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Hadirin hadirat, sebenarnya orang yang banyak berdzikir sebenarnya lebih cerdas dari yang lain karena hatinya tenang, cuma barangkali kalian tidak lulus hanya karena kalian kurang giat, jika kalian lebih giat pasti kalian lebih mudah belajar daripada yang lainnya yang tidak pernah hadir di majelis-majelis dzikir, kalian lebih cerdas karena hati kalian lebih tenang, lebih sejuk dan lebih mudah untuk menghafal daripada orang-orang yang tenggelam dalam banyak dosa. Hadirin hadirat, yang kedua masalah helm mohon diperhatikan jika ke majelis ta'lim mohon dipakai helmnya, yang tidak mempunyai helm dan tidak punya dana untuk membelinya semoga Allah memberikan keluasan rizki dan keberkahan, karena yang malu saya ketika ada ucapan-ucapan yang menghina majelis ta'lim jika ada yang hadir ke majelis dengan tidak tertib. Yang terakhir doa kita untuk kesuksesan acara kedatangan guru mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad Al Hafizh yang akan datang insyaallah di pertengahan Juni, dan kita mempunyai dua acara akbar yaitu di hari beliau datang dan di hari beliau pulang, kebetulan kepulangan beliau jam 12.40 malam jadi disempatkan hadir dulu di majelis kita di Monas, dan kedatangan beliau hari Kamis dan malamnya rencana kita adalah acara di Gelora Bung Karno insyaallah sukses, acara di Monas ketika kepulangan beliau insyaallah sukses, setelah itu Isra' Mi'raj 8 Juli semoga sukses, setelah itu Nisfu Sya'ban semoga sukses, kemudian haul Ahlul Badr 17 Ramadhan semoga sukses, tidak henti-hentinya kita membenahi diri kita , wilayah dan bangsa kita dengan kedamaian, dzikir dan panggung-panggung sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, semoga dzikir dan shalawat kepada Rasulullah semakin menggemuruh dan menggema membawa kedamaian dan keberkahan, amin allahumma amin. Selanjutnya kalimat talqin oleh Al Habib Hud bin Baqir Al Atthas dan doa penutup oleh Al Habib Sofyan Basyaiban, falyatafaddhal. |
|
Jumat, 30 April 2010
Pahala Bagi Yang Memperbaiki Keislamannya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar