Sudah lama juga saya tidak menulis, belum lama ini saya mengikuti DIKLAT ( pendidikan dan latihan) di Rawa Kuning Cakung hampir 14 hari lamanya dan saya harus tinggal disana tidak boleh pulang kerumah . Hal ini mengingatkan saya dengan kehidupan di Pondok Pesantren yang semuanya serba Mandiri. Dari pagi hingga malam disuguhi materi materi yang berkaitan dengan DIKLAT begitupun di Pesantren Santri wajib mengikuti Ta’lim dan kegiatan Rohani lainnya yang diadakan dilingkungan pesantren.Pesantren merupakan lembaga pendidikan sebagai kader kader penerus perjuangan para ulama . Saya kadang berpikir banyak orang-orang yang bertahun tahun menuntut ilmu di Pesantren , ketika kembali ke komunitasnya di kampung halamannya orang tidak menyebutnya Ulama atau Kyiai , Ada juga orang yang hanya sebentar menuntut Ilmu di Pesantren orang sudah menyebutnya Kyiai , bahkan orang yang kaya yang melakukan Ibadah Haji berulang -ulang orang sudah menyebutnya Kyiai padahal orang tersebut tidak tahu sama sekali tentang ilmu agama . Di Jawa Timur ada seorang ulama yang bernama Muallim Santoso ( almarhum) sewaktu beliau di Pesantren hanya menjadi petugas kebersihan dan melayani gurunya saja , setiap pagi membersihkan lingkungan pesantren dan kamar mandinya para santri namun karena keistiqomahannya dan bakti kepada gurunya beliau menjadi seorang ulama yang sangat A’lim dan Ahli ilmu Falak. Muallim .Santoso mendapat keberkahan dan ridho’ dari gurunya sehingga Alloh swt menganugrahkan padanya “Ilmu Ladunni” ( ilmu yang didapat dari Alloh tanpa belajar ). Menurut Habib Abdul Qodir bil Faqih “Ahli ilmu banyak, Ahli Berkah itu sedikit dan yang punya keduanya ( ahli ilmu dan berkah ) itu lebih sedikit”. Orang- Orang Ahli ilmu ( ulama ) itu banyak dan bisa mencetak santri-santrinya menjadi kader – kader ulama namun Ulama yang bisa memberikan keberkahan kepada santrinya itu sangat sedikit, ketika semua santri terlelap dengan tidurnya sang guru bermunajat kepada Alloh di do’akan satu persatu santri santrinya agar mereka memperoleh ilmu yang bermanfaat inilah yang di namakan sebagai ulama “Ahli berkah” .
Pesantren berbeda dengan lembaga pendidikan lain yang bukan pesantren. Produknya berbeda ciri khas yang menonjol dipesantren adalah kesederhanaan , sederhana tempatnya, sederhana kehidupan santrinya tujuannya tidak muluk- muluk cukup sederhana yaitu mencetak manusia yang baik. Baik segala galanya termasuk ilmu dan penggunaannya , biar kemanfaatannya benar benar baik , oleh karena itu pesantren membekali santrinya dengan nilai dasar kebaikan yaitu “keihklasan”. Semangat keihklasan membuat orang semakin mempertebal keyakinan , optimis dan semakin maju. dan yang terpenting adalah rasa Ta’zhim terhadap guru dan ilmu agar memperoleh ilmu yang bermamfaat. Lalu apa apa yang disebut “ilmu yang bermamfaat” dan bagaimana ciri-cirinya ?
Imam Ghazali menyebutkan bahwa Ilmu yang bermamfaat adalah ilmu yang dapat membawa rasa takut kita kepada Alloh SWT dan menumbuhkan Rasa Cinta/Mahabbah kepada Alloh. Berapa banyak orang yang berilmu namun tidak membawa manfaat baik kepada dirinya maupun kepada manusia lainnya. Berilmu tapi makin jauh dari Alloh , gemar melakukan maksiat, sombong dengan ilmunya,Ambisi terhadap kehidupan dunia, senang berdebat kepada orang-orang bodoh, sombong terhadap ulama dan menganggap ulama ulama terdahulu ( salaf ) bodoh dan ahli Bid’ah, merasa paling benar sendiri dan dirinya suci.
Sedangkan tanda tanda dari ilmu yang bermanfaat diantaranya adalah:
- Mengamalkan Ilmu yang dimiliki dengan Hati yang ikhlas, karena ilmu membutuhkan kepada amal, amal membutuhkan kepada keikhlasan, dan keikhlasan membutuhkan kepada hati yang bersih .
- Tawadhu’ dengan ilmu yang dimiliki
- Tidak berambisi terhadap Gemerlap dunia pangkat, kedudukan , kehormatan dll
- Memuliakan para ulama
- Selalu haus akan ilmu Alloh yang maha Luas , sehingga terpanggil dirinya untuk selalu belajar
Untuk itu sebagai seorang penuntut ilmu baik itu di pesantren maupun di Majlis majlis ilmu selayaknya memuliakan guru kita dan hal hal yang berkaitan dengan ilmu agar kita memperoleh ilmu yang bermamfaat , niatkan dalam hati ketika kaki melangkah menuju Majlis ilmu semata mata menghilangkan kebodohan kita dan mencari Ridho Alloh swt. Dan sebagai buku acuan untuk para penuntut ilmu ada baiknya membaca kitab Ta’limul Muta’allim karya Syech Az zarnujiy yang sekarang telah di terjemahkan oleh DRs Ali As’ad yang berjudul “BIMBINGAN BAGI PENUNTUT ILMU” dalam kitab tersebut memuat Adad adab seorang Penuntut ilmu dan cara menggapai ilmu ilmu yang bermamfaat. Karena banyak saat ini para penuntut ilmu yang tekun di pesantren dan majlis ta’lim tidak bisa memetik kemanfaatan dan buahnya yaitu mengamalkan dan mensyiarkannya , lantaran mereka salah jalan dan meninggalkan persyaratan keharusannya , karena setiap yang salah jalan itu akan tersesat dan gagal tujuannya baik kecil maupun besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar