RAHMAT ALLAH BAGI UMAT MUHAMMAD DENGAN DUA HARI RAYA (IDUL FITHRI DAN
IDUL ADHA)
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^
Dari Anas Radliallahu 'anhu ia berkata (artinya): "Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam datang ke Madinah sedang penduduknya memiliki dua hari
raya dimana mereka bersenang-senang di dalamnya di masa jahiliyah[1].
Maka beliau bersabda (artinya): "Aku datang pada kalian sedang kalian
memiliki dua hari yang kalian besenang-senang di dalamnya pada masa
jahiliyah. Sungguh Allah telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik
dari dua hari itu yaitu : hari Raya Kurban dan hari Idul Fithri".
(Hadits Shahih, dikeluarkan oleh Ahmad (3/103,178,235), Abu Daud (1134),
An-Nasa'i (3/179) dan Al-Baghawi (1098).
Berkata Syaikh Ahmad Abdurrahman Al-Banna : "Maksudnya : Karena hari
Idul Fihtri dan hari raya Kurban ditetapkan oleh Allah Ta'ala, merupakan
pilihan Allah untuk mahluk-Nya dan karena keduanya mengikuti pelaksanaan
dua rukun Islam yang agung yaitu haji dan puasa. Pada dua hari tersebut,
Allah mengampuni orang-orang yang melaksanakan ibadah haji dan
orang-orang yang berpuasa, dan Dia menebarkan rahmat-Nya kepada seluruh
mahluk-Nya yang taat. Adapun hari Nairuz dan Mahrajan* merupakan pilihan
para pembesar pada masa itu yang tentunya disesuaikan dengan zaman,
selera dan semisalnya dari keistimewaan yang akan pudar. Maka perbedaan
keistimewaan dari Idul Fithri dan Idul Adha dengan hari Nairuz dan
Mahrajan sangat jelas bagi siapa yang mau memperhatikannya". [Fathur
Rabbani 6/119].
Bolehnya Mendengarkan Rebana Yang Dimainkan Anak Perempuan Kecil, Dari
Aisyah radliaalahu 'anha, ia berkata (artinya): "Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam masuk menemuiku sedangkan di sisiku ada dua anak
perempuan kecil yang sedang bernyanyi[2] dengan nyanyian Bu'ats. Lalu
beliau berbaring di tempat tidur dan memalingkan wajahnya. Masuklah Abu
Bakar, lalu dia menghardikku dan berkata : 'Seruling syaitan di sisi
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam !?' Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam kemudian menghadap ke Abu Bakar seraya berkata :'Biarkan kedua
anak perempuan itu'. Ketika beliau tidur, aku memberi isyarat dengan
mata kepada dua anak itu maka merekapun keluar". Dalam riwayat lain :
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Wahai Abu
Bakar, setiap kaum memiliki hari raya, dan ini adalah hari raya kita".
[Kedua hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari 949,952,2097,3530,3931.
Diriwayatkan juga oleh Muslim 892. Ahmad 6/134 dan Ibnu Majah 1898]
Imam Al-Baghawi dalam "Syarhus Sunnah" (4/322) mengatakan : "Bu'ats[3],
adalah hari yang terkenal di antara hari-harinya bangsa Arab. Pada hari
itu suku Aus mendapatkan kemenangan yang besar dalam peperangan dengan
suku Khazraj. Peperangan antara kedua suku ini berlangsung selama 120
tahun sampai datang Islam. Syair yang didendangkan oleh kedua anak
perempuan itu berisi penggambaran (tentang) peperangan dan keberanian
serta menyinggung upaya untuk membantu tegaknya perkara agama.
Adapun nyanyian yang berisi kekejian, pengakuan berbuat haram dan
menampakkan kemungkaran dengan terang-terangan melalui ucapan, adalah
termasuk nyanyian yang dilarang. Tidak mungkin nyanyian seperti itu yang
di dendangkan di hadapan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu
dilalaikan untuk mengingkarinya.
Sabda beliau (artinya): "Ini adalah hari raya kita", beliau mengemukakan
alasan dari Aisyah bahwa menampakkan kegembiraan pada dua hari raya
merupakan syiar (slogan) agama ini, dan tidaklah hari raya itu seperti
hari-hari lain". [Selesai ucapan Imam Al-Baghawi].
Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata (artinya):
"Dalam hadits ini ada beberapa faedah : Disyariatkan untuk memberikan
kelapangan kepada keluarga pada hari-hari raya untuk melakukan berbagai
hal yang dapat menyampaikan mereka pada kesenangan jiwa dan istirahatnya
tubuh dari beban ibadah. Dan sesungguhnya berpaling dari hal itu lebih
utama. Dalam hadits ini juga menunjukkan bahwa menampakkan kegembiraan
pada hari-hari raya merupakan syi'ar agama.[4]
--------------------------
Disalin dari buku Ahkaamu Al' Iidaini Fii Al-Sunnah Al-Muthahharah edisi
Idonesia Hari Raya Bersama Rasulullah, oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali
Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari, hal. 8-11 terbitan Pustaka Al-Haura',
penerjemah Ummu Ishaq Zulfa Hussein
--------------------------
Foote Note
*Yaitu hari Nairuz dan hari Mahrajan. Lihat "Aunul Ma'bud" (3/485) oleh
Al-Adhim Abadai. Dalam riwayat lain ada lafadh :("dan keduanya bukanlah
penyanyi"). lihat "Syarhu Muslim" (6/182) oleh An-Nawawi. Lihat
"An-Nihayah" (1/139) oleh Ibnul Atsir Al-Jaziri Fathul Bari (2/443). Aku
telah menulis sebuah risalah tentang hukum duf (rebana).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar