Sabtu, 13 Juni 2009

Fam Hadroulmaut 2

Marga Al-Ba-Harun

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “AL-BAHARUN” adalah waliyyullah Harun bin Hasan bin Ali bin Muhammad Jamalullail bin Hasan Al-Mu’atlim bin Muhammad Assadillah bin Hasan Atturabi.

So’al gelar yang disandangnya karena ayah Beliau memberi nama dengan Harun dengan pengharapan agar supaya anaknya kelak mempunyai sifat-sifat dan kebesaran seperti Nabiyullah Harun.

Yang kenyataannya Harun bin Hasan menjadi seorang waliyyullah yang besar pula.

Waliyyullah Harun bin Hasan dilahirkan di kota Tarim, dikaruniai 4 orang anak lelaki, masing-masing bernama : Ali ; Ahmad : Abdurrahman ; dan Abdullah Asshaleh ; yang kesemuanya menurunkan keturunannya, yang kebanyakan di Indonesia.

Waliyyulaah Harun bin Hasan pulang ke Rahmatuliah di Tarim pada 905 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para Syuhada, para Auliya dan para Shalihin. Amin !.

Marga Al-Ba-Nahsan

Yang pertama kali digelari “Al-Banahsan” adalah waliyyullah Ali bin Umar bin Hasan bin Al-Syaich AIi bin Abu Bakar Assakran.

Waliyyullah Ali Banahsan dilahirkan di kota Tarim. Dikaruniai 4 orang anak lelaki masing-masing bernama : Hasan dan Muhammad, keturunannya berada di Hadramaut sedangkan Umar dan Abubakar keturunannya berada di Indonesia.

Waliyyullah Ali bin Umar Banahsan pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 1037 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para syuhada, Para Auliya dan para Sholihin. Amin..

Marga Al-Bahsein

ang pertama kali digelari “Al-Bahsein” adalah waliyullah Husein bin Al-Imam Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Maula Dawilah.

Waliyyullah Husein dilahirkan di kota Tarim dikaruniai 3 orang anak lelaki.

Masing-masing bernama :

  1. Abdurrahman, yang menurunkan keturunan Leluhur Al-Bahsein dan AI-Musawa.
  2. Ahmad, yang menurunkanan keturunan Leluhur Ahmad bin Husein Al-Karbiy.
  3. Ali Makki, yang menurunkan keturunan Leluhur Muhammad Az-Zaitun.

Waliyyullah Husein Al-Bahsein pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 892 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama sama para Nabi, para syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin..

Marga Al-Habsyi

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “ Al-Habsyi ” adalah Waliyyullah Abi Bakar bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad Al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbad.

So’al gelar yang disandangnya ; karena Beliau sering pergi ke kota ” Habasyah ” di Afrika Beliau pernah tinggal disana selama 20 tahun. Dengan maksud untuk menyebarkan Agama Islam disana.

Waliyyullah Abi Bakar bin Ali Al-Habsyi dilahirkan di kota Tarim. Dikaruniai seorang anak lelaki; yang dinamai Alwi. Yang mana Alwi bin Abi Bakar Al-Habsyi tersebut dikarunisi 5 orang anak lelaki, 3 diantaranya yang menurunkan keturunannya.

Masing-masing ialah :

  1. Husein bin Alwi, keturunannya berada di Habasyah (Afrika).
  2. Ati bin Alwi, keturunannya berada di kota Aden (Yaman) dan dikota Madinah Al-Munawwarah.
  3. Muhammad Al-Ashghor bin Alwi, ketunmannya sangat banyak sekali dan berada dimana-mana termasuk yang berada di Indonesia. Muhammad Al-Ashghor dikaruniai 2 orang anak lelaki,
    • Abdurrahman, dikaruniai 3 orang anak klaki, keturunannya yang di Indonesia kebanyakan berada di Palembang, lambi, Siak, ACeh.
    • Ahmad Shahib Syi’ib, dikaruniai 8 orang anak lelaki masing-masing :
      1. Al-Hasan, keturunannya disebut AI-Habsyi “Al-Rausyan”.
      2. Hadi, dari kedua anaknya yang bemama Idrus, keturunannya disebut AI-Habsyi “AI-Syabsyabah” dan anaknya yang bernama Abdurrahman.adalah datuk waliyyullah Al-Habib Ali Al-Habsyi Kwitang.
      3. Alwi, keturunannya disebut AI-Ahmad bin Zain dianurulya datuk waliyyullah A!-Habib Muhammad bin Idrus AI-Habryl, yang makamnya di Ampel Gubbah Surabaya.
      4. Husein, salah satu anak cucunya adalah waliyyullah AI-Habib Alwi bin Ali bin Muhammad Al-Habsyi, makamnya berada dl Mesjid “Al-Riyad” di kota Solo (Surakarta)
      5. Idrus
      6. Hasyim
      7. Syaich
      8. Muhammad

Waliyyullah Abi Bakar bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsyi pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 857 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

Marga Al-Haddar

Yang pertama kali dijuluki (digelari) ” Al-Haddar ” adalah Waliyyullah Abdullah bin Ali bin Muhsein bin Husein bin Syaich Abubakar.

Soal gelar yang disandangnya karena sewaktu Beliau berdakwah menyebarkan agama Islam dengan suara yang keras sekali (bagaikan suara guntur). Suara semacam itu dalam bahasa Arab disebut pula “Haddar“. Sejak itu Beliau digelari dengan “AI-Haddar“.

Beliau dilahirkan di Inat (Hadramaut). Dikanuniai 2 orang lelaki masing-masing dinamai Hafidz dan Umar, keturunan Beliau-Beliau yang berada di Indonesia hanya berada di Pulau Jawa. Beliau pulang ke Rahmatullah di kota Inat pada tahun 1149 Hijriyyah.

saudara Waliyyullah Abdullah bin Ali Al-Haddar yaitu Waliyyullah Hadi bin Ali AI-Naddar dikaruniai seorang anak lelaki yang dinamai Salim yang keturunannya di Indonesia berada di Ternate (Sulawesi).

Beliau pulang ke Rahmatullah di kota Inat pada tahun 1149 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para Syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

Marga Al-Hadi

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “Al-Hadi” adalah Waliyyullah Muhammad bin Abdurrahman Al-Qadi bin Ahmad Syahabuddin Al-Akbar bin Abdurrahman bin Syaich Ali bin Abubakar Assakran.

So’al gelar yang disandangnya karena ayah Beliau ingin mendapatkan “Hidayah” dan Keberkahan Rasulil-Hidayah Nabi Muhammad S.A.W untuk puteranya yang bernama Muhammad tersebut.

Yang kenyataannya Muhammad bin Abdurrahman Al-Hadi menjadi seorang waliyyullah yang banyak meneladani Suri Tauladan Nabi Besar Muhammad S.A.W sebagaimana para waliyyullah yang lain.

Waliyyullah Muhammad Al-Hadi bin Abdurrahman Al-Qadi dilahirkan di Tarim, dikaruniai 2 orang anak lelaki, satu diantaranya yang bernama Seggaf yang melanjutkan keturunan leluhur Al-Hadi, yang kebanyakan berada di Indonesia.

Adapula gelar Al-Hadi yang disandang oleh Waliyyullah Muhammad bin Ahmad Shahabuddin AI-Akbar, tetapi Beliau merupakan Leluhur Al-Bin Syahab Al-Hadi.

Waliyyullah Muhammad Al-Hadi bin Abdurrahman Al- Hadi pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 1040 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan monghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para Syuhada, para Auliya dan para Shalihin. Amin !.

Marga Al-Djunaiyd Achdor

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “Al-Djunaiyd Achdor” adalah Waliyyullah Djunaiyd Achdor bin Ahmad bin Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad Achdor bin Ahmad Gasam bin Alwi Asyibah bin Abdullah bin Ali bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad AI-Faqih AlMuqaddam.

So’al gelar yang disandangnya karena ayah Beliau memberi nama Djunaiyd dengan pengharapan supaya kelak menjadi seperti Waliyyullah yang bernama Djunaiyd bin Muhammad Sayyid Atha’ifah Assufiyah yang besar dan tersohor.

Waliyyullah Djunaiyd Achdor dilahirkan di Gasam (Hadramaut), dikaruniai 5 orang anak lelaki, 3 diantaranya yang melanjutkan keturunannya; masing-masing bernama : Syaich, Ahmad dan Muthahhar.

Waliyyullah Djunaiyd Achdor pulang ke Rahmatullah di Gasam pada tahun 1032 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para Syuhada, para Auliya dan para Shalihin. Amin !.

Marga AI-Djunaid (Al-Junied / Al-Junaid)

Yang pertama kali dijuluki (digelari) “AI-Djunaid” adalah waliyyullah Abubakar bin Umar bin Abdullah bin Hawn bin Hasan bin Ali bin Hasan bin Ahmad bin Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi.

Waliyyullah Abubakar AI-Djunsid dilahirkan di kota Tarim pada tahun 1053 Hijriyyah. Dikaruniai 5 orang anak lelaki hanya 1 diantaranya yang menurunkan keturunannya yaitu Ali bin Abubakar Al-Junaid. Dimana keturunannya hanya berada di kota Tarim (Hadramaut) dan di Singapore.

Waliyullah Abubakar Al-Djunaid pulang ke Rahmatullah di kota Tarim.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama paraNabi, para syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

Marga AI-Djufri (Al-Jufri)

Yang pertama kali dijuluki (digelari) ” AI-Djufri ” adalah Waliyyullah Abubakar bin Muhammad bin Ali bin Muhammdad bin Ahmad bin Muhammad Al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbad.

So’al gelar yang disandangnya, karena Beliau dimasa kecilnya selalu dipanggil oleh datuknya yaitu Waliyyullah Abdurrahman Asseggaf bin Muhammad Mauladdawilah dengan panggilan ” Hai Djufratiy ” yang berarti Anak kecil yang berbadan gemuk dan kekar .

Waliyyullah Abubakar bin Muhammad Al-Djufri dilahirkan di kota Tarim (Hadramaut) dikaruniai 3 orang anak lelaki, masing masing dinamai Ahmad; Alwi-AI-Chawas dan Umar. Dari Beliau-Beliau tersebut menurukan keturunan Al-Djufri ; Al-Kaf ; Al-Shafi dan Al-Bahar.

Waliyyullah Abubakar bin Muhammad Al-Djufri pulang ke Rahmatullah di kota Tarim sekitar tahun 860 Hijriyyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para Syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin !.

Marga Al-Ba’bud

“Ba’bud” dalam bahasa arab, berasal dari kata “A’bud” berarti : Banyak melakukan ibadah. Ada 4 golongan leluhur ‘Alawiyyin yang bergelar ‘Al-Ba’bud”.

  • “Ba’bud Maqfun” keturunan Alwi Ammil-Faqih bin Muhammad Shahib Marbad. Disandang oleh Waliyyulah Al-Mua’llim Muhammad Abud bin Abdulllah bin Muhammad Maqfun bin Abdurahman Al-Babathinah. Tentang gelar “Maqfun” karena suka ber’uzlah atau menyendiri, denga maksud untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Waliyyullah Al-Muallim Muhmmad Aud dilahirkan di kota Tarim. Keturunannya berada di Bur (Hadramaut), di kota Madinah Al-Munawwarah, di Mesir dan Indonesia. Beliau berpulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada bulan Dzulhijjah tahun 975 Hijriyah.
  • Ba’bud Dijan” keturunan Muhammad Al-Faqih Muqaddam. Disandang oleh Waliyyullah Abdullah in Ali Dijan bin Ahmad. Tentang sebutan “Dijan” diartikan dengan dua pengertian :
    Pertama : “Dijan” diartikan sebuah Dusun di Hadramaut. Dimana ayah Waliyyulah Abdullah Abud yaitu Ali bin Ahmad bermukim di “Dusun Dijan” tersebut.
    Kedua : “Dijan” diartikan dengan “Keindahan” atau “Keperkasaan”. Mungki keluarga Waliyyullah Abdullah Abud bin Ali tersebut adalah orang-orang yang gagah perkasa dan pemberani. “Waliyyullah Abdullah Abud dilahirkan di Gasam (Hadramaut). Keturunannya berada di Ghaiydhah di Difar, di India dan di Indonesia. Beliau pulang ke Rahmatullah pada sekitar tahun 816 Hijriyah.
  • Ba’bud Harbasan” keturunannya Muhammad Al-Fagih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbad. Disandang oleh Waliyyullah Ahmad in Abi Bakar Harbasan bin Abdurrahman bin Abdullah Abud bin Ali bin Muhammad Mauladdawilah. Tentang sebutan “Harbasan” diartikan sebuah Dusun yang lataknya tidak jauh dari kota Makkah Al-Mukarramah; dimana leluhur Waliyyullah Ahmad bin Abi baker telah bermukim di “Dusun Harbasan” tersebut. Beliau dilahirkan di kota Makkah. Keturunannya berada di churuf Al-Zaidan di kota Tarim Hadramaut, di Oman dan di Indonesia.
  • Ba’bud bin Syaihan” keturunan Muhammad Al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbad. Disandang oleh Waliyyullah Ahmad bin Syaihan bin Ali bin Abi Bakar bin Abdurahman bin Abdullah Abud bin Ali bin Muhammad Mauladdawilah. Beliau dilahirkan di Micha. Keturunannya hanya berada di Hijaz dan Oman (Timur Tengah), di Habasyah (Afrika) dan di India. Beliau pulang ke Rahmatullah di kota Makkah Al-Mukarramah sekitar tahun 1044 Hijriyah.

Semoga Allah SWT memasukkan Beliau-Beliau ke dalam Surga dan menghimpunkannya bersama-sama para Nabi, para Syuhada, para Auliya dan para Sholihin. Amin…

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog