Selasa, 02 Agustus 2011

Pupuk Semangat Persaudaraan yang Berenergi



 

KEDUDUKAN persaudaraan (ukhuwah) dalam Islam menempati posisi yang sangat penting. Bahkan dapat dikatakan, tegaknya bangunan Islam ini karena kokoh dan tegaknya persaudaraan. Bukankah mustahil terwujud sebuah kemenangan tanpa adanya soliditas orang per orang? Dengan membangun semangat persaudaraan, maka akan tercipta suasana saling memahami (tafahum), saling membantu (taawun), dan saling menolong (takaful).
Islam menjadikan persaudaraan dalam iman sebagai asas bagi aktivitas perjuangan menegakkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala di muka bumi ini. Lalu bagaimana pesan persaudaraan dalam Kitab Suci Al-Quranul Karim?
Allah Swt berfirman, وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
"Berpegang teguhlah kalian kepada tali agama Allah dan janganlah bercerai-berai. Dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian (di masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, lalu Allah mempersatukan hati kalian, dan menjadikan kalian sebagai orang-orang yang besaudara karena nikmat Allah. Dan (ingatlah ketika) kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian darinya. Demikianlah Alah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian agar kalian mendapatkan petunjuk." (Ali ‘Imran: 103)
Dalam ayat yang mulia ini Allah SWT mengisyaratkan bahwa tidaklah mungkin masyarakat Muslim akan dapat terbentuk, bahkan mustahil pula mereka akan dapat meraih kemenangan jika tidak menegakkan persaudaraan. Tegaknya sebuah jamaah dan kemenangan yang akan diperoleh, segaris lurus dengan semangat persaudaraan yang terbentuk di dalamnya.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dalam keterangan yang lain Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudara kalian dan bertakwalah kepada Allah agar kalian mendapat rahmat." (Al-Hujurat: 10)

Pengertian persaudaraan dalam Islam, jauh lebih kuat dari sekadar ikatan persaudaraan karena nasab (ikatan darah). Hal itu terjadi karena pertama, ikatan persaudaraan didasari karena adanya semangat mengamalkan nilai-nilai yang termaktub di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Kedua, berpegang kepada jamaah untuk menghindari perpecahan karena mengharap ridha Allah. Ketiga, mensyukuri nikmat Islam yang telah mereka terima dan semangat bersama untuk meneladani Rasulullah SAW dalam praktik hidup nyata.

Semangat persaudaraan seperti ini dikatakan sabagai persaudaraan yang berenergi. Yakni temali persaudaraan yang memiliki kekuatan untuk mewujudkan sebuah perubahan.
Persaudaraan inilah yang harus dipegang teguh oleh kaum Muslimin agar mereka bisa melaksanakan semua amalan yang dituntut dalam perjuangan Islam, yaitu: semangat dakwah, membentuk wadah pergerakan dengan segala syarat dan etikanya, pembinaan ummat dengan segala jenis dan peringkatnya, pengorganisasian, meraih kekuasaan serta memelihara kekuasan, supaya manusia secara keseluruhan patuh kepada Tuhan semesta alam.
Satu hal yang hendaknya dihindari dalam persaudaraan adalah berprasangka buruk. Terkait dengan ini Allah SWT memperingatkan kita,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa." (QS: Al Hujrurat: 12)

Sekadar berprasangka buruk kepada seorang saudara sesama Muslim pun hukumnya haram. Al-Quraan melarangnya dan memerintahkan agar kita meninggalkan sebagian besar prasangka, karena sedikit prasangka saja dapat menjerumuskan ke dalam dosa, apalagi banyak.

Tentu saja agar semangat persaudaraan yang diperintahkan Al-Quran ini dapat terbentuk, perlu mujahadah dari masing-masing kita. Semoga dengan demikian kelak terbentuk sebuah komunitas Muslim berkualitas, yang dapat memperkokoh agama Islam dan merebut kembali kejayaan Islam. Amin.*
Ali Athwa, diambil dari buku Fiqh Ukhuwwah karangan Abdul Halim Mahmud 

Red: Cholis Akbar

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog