AA
Hayrunnisa Gul
REPUBLIKA.CO.ID, ISTAMBUL--Ibu Negara Turki, Hayrunnisa Gul, dikecam kubu oposisi karena memberi pernyataan tentang jilbab di Inggris. Dalam sebuah kunjungan ke negeri itu, ia diwawancara pers lokal soal jilbab. Ia yang menjadi bulan-bulanan kubu oposisi pimpinan Kemal K?l?cdaroglu karena penampilannya yang berkerudung, menjawab pilihan berjilbab diserahkan pada kaum wanita sendiri.
"Wanita wajib mengenakan jilbab ketika mereka sudah cukup umur untuk memutuskan tentang hal itu untuk diri mereka sendiri," ujarnya saat itu.
Saat ditanya apakah jilbab akan diwajibkan di sekolah dasar, wanita yang aktif menggiatkan pendidikan bagi kaum wanita di Turki ini menggeleng. "Seorang anak tidak bisa memutuskan sendiri untuk mengenakan jilbab di usia muda," katanya. "Dia harus memutuskan untuk dirinya sendiri ketika dia sudah cukup besar untuk melakukannya."
Dia mengatakan mahasiswa Turki di luar negeri merupakan keuntungan besar bagi Turki, menambahkan bahwa mahasiswa adalah jembatan antara Turki dan negara-negara di mana mereka meneruskan pendidikan. First Lady Gül menyatakan harapan bahwa jumlah mahasiswa Turki di luar negeri akan meningkat.
Kubu oposisi menyoal kapabilitas Hayrunnisa berbicara tentang jilbab di negaranya pada pers di luar negeri. Jilbab menjadi perdebatan panjang di Turki dan menghangat tahun lalu. Busana ini diyakini akan mengubah sistem sekuler Turki kembali ke sistem Islam.
Terkait hal ini, dua hari kemudian, Presiden Turki Abdullah Gul, turut bersuara. Melalui juru bicara kepresidenan, Ahmet Sever, Gul mengatakan ia mendukung komentar istrinya tentang jilbab. Sama dengan istrinya, dia juga tidak setuju jika siswa SD mengenakan jilbab.
Dia mengatakan Turki telah menyia-nyiakan energi hanya untuk membicarakan masalah jilbab selama bertahun-tahun. Padahal, katanya, banyak masalah lain yang harus diselesaikan.
"Wanita wajib mengenakan jilbab ketika mereka sudah cukup umur untuk memutuskan tentang hal itu untuk diri mereka sendiri," ujarnya saat itu.
Saat ditanya apakah jilbab akan diwajibkan di sekolah dasar, wanita yang aktif menggiatkan pendidikan bagi kaum wanita di Turki ini menggeleng. "Seorang anak tidak bisa memutuskan sendiri untuk mengenakan jilbab di usia muda," katanya. "Dia harus memutuskan untuk dirinya sendiri ketika dia sudah cukup besar untuk melakukannya."
Dia mengatakan mahasiswa Turki di luar negeri merupakan keuntungan besar bagi Turki, menambahkan bahwa mahasiswa adalah jembatan antara Turki dan negara-negara di mana mereka meneruskan pendidikan. First Lady Gül menyatakan harapan bahwa jumlah mahasiswa Turki di luar negeri akan meningkat.
Kubu oposisi menyoal kapabilitas Hayrunnisa berbicara tentang jilbab di negaranya pada pers di luar negeri. Jilbab menjadi perdebatan panjang di Turki dan menghangat tahun lalu. Busana ini diyakini akan mengubah sistem sekuler Turki kembali ke sistem Islam.
Terkait hal ini, dua hari kemudian, Presiden Turki Abdullah Gul, turut bersuara. Melalui juru bicara kepresidenan, Ahmet Sever, Gul mengatakan ia mendukung komentar istrinya tentang jilbab. Sama dengan istrinya, dia juga tidak setuju jika siswa SD mengenakan jilbab.
Dia mengatakan Turki telah menyia-nyiakan energi hanya untuk membicarakan masalah jilbab selama bertahun-tahun. Padahal, katanya, banyak masalah lain yang harus diselesaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar