Subhanallah, betapa luasnya anugerah Allah yang diturunkan untuk manusia. Dia menjadikan rezeki dari yang baik-baik, agar manusia yang beriman mampu bersyukur. Tapi betapa sempitnya kita memahami dan memberi arti pada kata rezeki.
Hanya harta dan tahta, yang dianggap rezeki dari yang Mahakuasa. Kadang-kadang, ditambahkan dengan kesehatan dan waktu luang, tanpa benar-benar memberi arti yang dalam pada keduanya. Kesehatan kurang disyukuri, waktu luang nyaris dilupakan. Betapa kurang bersyukurnya.
Meski demikian, Allah tak pernah membedakan siapa yang akan menerima rezeki dari-Nya. Jika Allah Azzawajalla menghendaki sesuatu terjadi, maka Dia akan menciptakan sebab-sebab kejadiannya. Jika sebuah rezeki ingin diberikan-Nya pada seorang hamba, maka tak satu pun kekuatan yang bisa menghalanginya. Tak satu, tak juga seribu. Tak beratus, tak berlaksa. Tak ada kekuatan yang mampu menghalangi takdir-Nya.
Satu rezeki akan disusul rezeki lainnya. Jika manusia cukup tahu diri dan mensyukuri semua yang ia terima. Tapi betapa sedikit yang mampu mengangkat tangan dan menundukkan kepala, berkata penuh rendah diri dan mengaku, ”Allahuma ya Allah, segala bermula atas-Mu dan segala berakhir karena-Mu.”
Sering manusia mengira, semua yang didapat adalah hasil kerja keras dan usahanya. Sering manusia menyangka, semua yang terjadi keluar dari jerih payahnya. Padahal, sungguh tak ada daya pada diri manusia yang lemah ini, Makhluk yang ketika kantuk datang, tak mampu meski hanya mengangkat kepala.
Wahai Mahapemberi Rezeki, inilah kami, berdiri dengan lutut gemetar memohon ampun dan takjub pada anugerah yang Engkau berikan. Mendzikirkan nama-Mu berkali-kali, ”Ya Razzaq. Ya Razzaq. Ya Razzaq.” Berikanlah kepada kami segala yang baik, dari ilmu-Mu, dari karunia-Mu, dari takdir-Mu, dan dari segala keputusan baik-Mu. Amin.
2 komentar:
saya sangat kagum dengan dzikir ar razzaq'' semoga kita semua di rahmati oleh allah swt. amin ya robal alamin
amien yaa robbal alamien...
thanks sudah berkunjung ke blog kami.
salam ukhuwah islamiyah...
Posting Komentar