Kamis, 02 September 2010

Akhlak Yang Sejati

Rasulullah SAW pernah bersabda: “Tidak aku diutus melainkan untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.” Akhlak ialah tingkah laku, budi pekerti, pribadi, gerak-gerik dan cara bergaul. Akhlak juga berarti adab dan tata susila. Akhlak ada beberapa peringkat. Ada akhlak kepada Tuhan. Ada akhlak sesama manusia. Ada akhlak terhadap makhluk Tuhan yang lain. Akhlak kita kepada Tuhan antara lain kita yakin dan beriman kepada-Nya. Kita sabar dan redha di atas segala ketentuan-Nya. Kita menyembah dan bertawakal kepada-Nya dan lain-lain lagi.

Akhlak kita sesama manusia ada berbagai bentuk. Kita taat dan patuh pada guru dan ibu ayah kita. Kita cinta dan kasih kepada mereka. Kita rendahkan diri dan hati kita terhadap mereka. Begitu juga akhlak kita terhadap pemimpin. Sesama kawan, kita berlapang dada, saling bantu-membantu, nasihat-menasihati dan berkasih sayang. Kita hormati orang-orang tua dan kita berbelas kasihan kepada kanak-kanak dan orang-orang yang lebih muda dari kita. Kalau kita memelihara hewan maka kita perlu menyediakan tempatnya, makan dan minum secukupnya. Tidak boleh kita mendera atau menyakiti hewan tanpa sebab, kecuali hewan yang berbahaya, kita diperbolehkan untuk membunuhnya.

Akhlak seseorang itu terbentuk atau terbina disebabkan oleh tiga faktor, yaitu:

– Oleh tabiat semulajadinya. Begitu lahir, orang itu tabiatnya sudah lemah lembut, peramah, pemurah dan sebagainya.

– Oleh suasana, lingkungan, tempat dia dibesarkan dan oleh suku atau kaumnya. Kalau adat kaumnya suka dan pandai menerima tetamu maka dia pun jadi begitu.

– Yang ditunjang dan diteraskan oleh iman dan rasa takut serta cinta kepada Tuhan. Inilah akhlak yang sejati.

Akhlak yang bertunjangkan dan berteraskan iman ini tahan diuji dan tahan digugat. Ia kuat mencengkam pribadi dan jiwa seseorang itu karena akhlak seperti ini diperoleh melalui mujahadah dan perjuangan. Akhlak yang dihasilkan dari mujahadah dan yang bertunjangkan iman ini ada pahalanya. Adapun akhlak yang dihasilkan dari tabiat semula jadi atau dari suasana dan lingkungan adalah lemah dan tidak tahan digugat. Kalau digugat, ia akan terbarai dan musnah. Ia mudah berubah mengikut suasana dan pengaruh luar. Kalau dijemur dia kering, kalau direndam dia basah. Kalau bergaul orang yang malas, dia akan turut malas.

Sering kita lihat orang yang sewaktu remajanya di kampung, lemah lembut, pandai menghormati orang-orang tua dan selalu melaungkan azan di surau dan masjid. Tetapi sesudah dewasa dan bekerja di kota, dia tidak peduli pada orang dan suka menyanyi di disko. Ke masjid sudah tidak pernah lagi. Ada pula orang yang semasa remajanya liar dan tidak dapat dikawal tetapi berubah menjadi baik walaupun lingkungannya penuh dengan godaan dan pancaroba. Inilah bedanya akhlak yang diperoleh tanpa usaha dan yang diperoleh melalui mujahadah, keinsafan dan keimanan. Oleh karena itu, tidak cukup kalau kita lihat umat Islam itu berakhlak. Kita wajib membawa umat Islam itu kuat iman serta takut dan cinta kepada Tuhan. Barulah akhlak yang ada pada mereka itu mencengkam dan terpatri di dalam jiwa dan peribadi mereka. Barulah akhlak itu akhlak yang sejati yang menjadi darah daging dan tidak mudah luntur dan berubah dalam suasana apa pun juga.

Dalam senang mereka berakhlak. Dalam susah pun mereka berakhlak. Tidak ada kuasa mereka berakhlak. Bila ada kuasa pun mereka berakhlak. Bila miskin mereka berakhlak. Sudah kaya-raya pun mereka berakhlak. Di khalayak ramai mereka berakhlak, bila bersendiri pun mereka berakhlak. Di Malaysia mereka berakhlak, bila berada di London atau di Moscow pun mereka berakhlak. Karena berakhlak itu bukan mengikuti keadaan, tempat atau musim. Di mana pun dan dalam keadaan apa pun kita wajib berakhlak. Dengan kekuatan akhlak yang berteraskan iman ini, barulah akan terpancar akhlak Islamiah yang dapat dilihat oleh semua orang. Akhlak itu ibarat bunga. Semua manusia dan bangsa menyukainya. Ia bersifat sejagat. Tidak perlu banyak bicara, akhlak yang murni dan luhur itu adalah satu bentuk dakwah yang sangat berkesan.

Tidak banyak orang kafir memeluk agama Islam karena ilmu Islam itu sendiri atau karena sebab-sebab yang lain. Yang banyak memeluk Islam ialah karena melihat akhlak dan cara hidup umat Islam yang cantik, indah dan murni. Akhlak dan cara hidup umat Islam ialah dakwah yang paling berkesan. Pada zaman awal Islam ramai kaum musyrik dan Yahudi memeluk Islam hanya karena melihat akhlak Rasulullah SAW yang sangat mulia lagi terpuji. Benci dan buruk sangka orang kafir terhadap Islam dan enggannya mereka memeluk agama Islam banyak disebabkan oleh akhlak umat Islam yang buruk, kasar, ganas, kotor, jahat dan menjijikkan. Inilah umat Islam yang secara sadar atau tidak sadar, secara sengaja atau tidak sengaja yang mengkhianati agama Islam.

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog