| | |
Written by Administrator |
Tuesday, 14 July 2009 06:24 |
SEBAGAI sosok ulama kharismatis di wilayah Bogor atau Jawa Barat, KH (Alm) Sholeh Iskandar dikenal sebagai seorang ulama pejuang yang gigih menentang kolonialisme Belanda di Indonesia yang telah mencengkram Indonesia selama 3,5 abad. Masa mudanya dihabiskan di medan perang, yakni sebagai Komandan Hizbullah di wilayah Bogor Barat meliputi Leuwiliang dan Jasinga. Kemampuan dan kehandalannya mengorganisir pertahanan bersama pasukannya untuk mempertahankan setiap jengkal tanah Bogor dari invasi Belanda dan pasukan sekutu diakui sendiri oleh pemerintah Belanda. Para komandan perang Belanda mengakui bahwa Sholeh Iskandar adalah salah satu ahli strategi perang gerilya yang dimiliki Indonesia di masa perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Selepas Indonesia merdeka, Sholeh Iskandar aktif dalam kegiatan politik dan menjadi salah satu pengurus partai Masyumi bersama KH Muhammad Natsir, KH Nur Alie (Bekasi) dan lainnya. Namun dalam perjalanan selanjutnya, garis politik Masyumi berseberangan dengan gagasan Nasakomnya Soekarno (Presiden pertama RI). Perbedaan faham dan politik dengan Soekarno itulah pada akhirnya pentolan Masyumi seperti M, Natsir dan KH Sholeh Iskandar harus meringkuk dalam penjara selama beberapa tahun di Jakarta. Selepas dari penjara, KH Sholeh Iskandar akhirnya lebih banyak bergerak di bidang sosial dan pendidikan. Gagasannya sangat maju dan visioner melebihi jamannya. Betapa tidak, lelaki kelahiran Kampung Pasarean, Kecamatan Pamijahan ini merubah tempat kelahirannya menjadi sebuah perkampungan yang modern dengan tata ruang yang sangat memenuhi syarat kesehatan dan lingkungan yang tertata dengan baik. Penataan yang demikian inovatif ini menjadikan Kampung Pasarean tercatat sebagai Kampung pertama di dunia ketiga yang memiliki penataan yang rapi. Tidak hanya itu, sentuhan emas KH Sholeh Iskandar bisa dilihat sampai sekarang yakni keberadaan Pesantren Pertanian Darul Fallah di kawasan Cinangneng Ciampea Bogor. Beliau tercatat sebagai pendiri dan sekaligus sebagai Ketua Yayasan dari 1960-1992. Selain itu, KH Sholeh Iskandar terlibat aktif dalam proses pendirian Rumah Sakit Islam Bogor dan Universitas Ibnu Khaldun. Kiprah sosial KH. Sholeh Iskandar tidak berhenti sampai disitu, diusianya yang mulai menua, Sholeh Iskandar masih memikirkan tingkat kemakmuran dan perekonomian wilayah Leuwiliang dan sekitarnya yang masih terbelakang. Atas inisiatif dan gagasannya pula, KH Sholeh Iskandar mendirikan Bank Perkreditan Rakya (BPR) Amanah Ummah, untuk mempercepat dan mempermudah akses ekonomi dan permodalan bagi kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Sampai sekarang kinerja BPR Amanah Ummah sangat menggembirakan dengan aset mencapai puluhan miliar rupiah. Sumber HARIAN UMUM PELITA (encep azis muslim) |
1 komentar:
pa foto KH.SOLEH ISKANDAR kok ga ada yachh
Posting Komentar