Betawi | ||
---|---|---|
Bahasa Betawi | ||
Dituturkan di | Jakarta (Indonesia) | |
Jumlah penutur | 2,7 juta (1993) | |
Rumpun bahasa | Melayu Kreol
| |
Kode-kode bahasa | ||
ISO 639-1 | tidak ada | |
ISO 639-2 | bew | |
ISO 639-3 | bew |
Bahasa Betawi atau Melayu Dialek Jakarta atau Melayu Batavia (bew) adalah sebuah bahasa yang merupakan anak bahasa dari Melayu. Mereka yang menggunakan bahasa ini dinamakan orang Betawi. Bahasa ini hampir seusia dengan nama daerah tempat bahasa ini dikembangkan, yaitu Jakarta.
Bahasa Betawi adalah bahasa kreol (Siregar, 2005) yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Jawa, bahasa dari Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis. Bahasa ini pada awalnya dipakai oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah pada masa-masa awal perkembangan Jakarta. Komunitas budak serta pedagang yang paling sering menggunakannya. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal.
Di bawah ini adalah beberapa kata dalam Bahasa Betawi dan artinya dalam bahasa Indonesia:
- siape = siapa
- ape = apa
- ade = ada
- aye = saya
- aje = saja
- Jakarte = Jakarta
- pastinye = pastinya
- katanye = katanya
- gile = gila
- ke mane = ke mana
- di mane = di mana
- sigit = masjid (berasal dari kata masigit dalam bahasa Sunda)
Tokoh
Tokoh-tokoh bahasa Betawi modern:
- Firman Muntaco, yang terkenal dengan cerpen/artikel di koran tahun 1960an s/d 1980an
- Ganes T.H., yang terkenal dengan komik "Si-Jampang: Jago Betawi" yang isinya berbahasa betawi, tahun 1965an
- Benyamin Sueb, yang terkenal memainkan film-film yang bergenre "bahasa Betawi", tahun 1970an
- Syumanjaya, yang terkenal sebagai sutradara film "Si Doel: Anak Betawi", tahun 1970an
Bacaan
Semua tokoh diatas menyumbang SASTRA BARU, yaitu "Sastra Betawi" (Betawi Literature). Jadi tokoh sastra akademis yang berjuang bagi "Sastra Betawi" adalah:
- Muhadjir (1979 dan 2002)
- K. Ikranegara (1980). Melayu Betawi Grammar. Linguistic Studies in Indonesian and Languages in Indonesia 9. Jakarta: NUSA.
- S. Wallace (1976). Linguistic and Social Dimensions of Phonological Variation in Jakarta Malay. PhD. Dissertation, Cornell University.
- Klarijn Loven (2009). Watching Si Doel: Television, Language and Cultural Identity in Contemporary Indonesia, 477 halaman, ISBN-10: 90-6718-279-6. Penerbit: The KITLV/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies at Leiden.
- Lilie M. Roosman (April 2006). Lilie Roosman: Phonetic experiments on the word and sentence prosody of Betawi Malay and Toba Batak, Penerbit: Universiteit Leiden
Buku-buku yang menjadi pastokan "Sastra Betawi" adalah:
- Bang Bandot Mati Lantaran Aids (Juli 2008 - Program Kerja Sama Dep-Sos)
- Buku lainnya yang penting dalam ilmu makna adalah: Pengantar Sosiolinguistik. (Aslinda, dan Syafyahya, Leni. 2007. Bandung: PT. Refika Aditama)
Acara televisi
Acara TV (Televisi) yang menjadi pastokan "Sastra Betawi" adalah:
- Program JAK-TV (BANDAR-JAKARTA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar