Senin, 04 Januari 2010

Ali ar-Ridha


Imam Ali ar-Ridha

A depiction by a Muslim artist.
penggambaran fiksi
Ali bin Musa bin Ja'far
Imam Kedelapan
Kunyah Abu al-Hasan
Lahir 11 Dzulkaidah 148 H
1 Januari 765 Masehi
Meninggal 17 Safar 203 H
26 Mei 818 Masehi
Tempat lahir Madinah
Dikuburkan Masyhad
Masa hidup Sebelum Imamah: 35 tahun
(148 - 183 H)
Imamah: 20 tahun
(183 - 203 AH)
- 17 tahun di Madinah
- 3 tahun di Khurasan
Gelar ar-Ridha (Persia: Reza)
Istri-istri Sayyidah Sabika (dikenal pula Khaizarun)[1]
Ummul Fadhl binti al-Ma'mun[1]
Ayah Musa al-Kadzim
Ibu Najmah
Keturunan Muhammad al-Jawad (pengganti)

Kelahiran

Pada tanggal 11 Dzulkaidah 148 H, seorang anak laki-laki lahir di rumah Imam Musa al-Kadzim (Imam ke-7) di Madinah, yang nantinya akan mengambil posisi keimaman, setelah ayahnya.[6] Namanya adalah Ali dengan julukan ar-Ridha. Dia lahir satu bulan setelah kakeknya, Imam Ja'far ash-Shadiq meninggal.

Ibu

lbunya bernama Taktam[7][2] ada pula yang menyebut bernama Najmah[8][3][9], yang dijuluki Ummu al-Banin, seorang yang shalehah, ahli ibadah, utama dalam akal dan agamanya dan setelah melahirkan Ali ar-Ridha, Musa al-Kadzim memberinya nama at-Thahirah.[7][2]

Menurut riwayat lain, ibunya adalah hamba sahaya dari Ummu Hamida (istri Ja'far ash-Shadiq). Ketika Imam ke-7 pergi untuk membelinya dari pedagang budak, ia diberitahu bahwa wanita tersebut adalah wanita nasrani saleh yang datang ke Madinah dari Marrakesh, dan memberitahunya bahwa Bibi Suttana merupakan budak yang teramat khusus yang akan memberikan seorang putera yang akan menyebarkan suara kebenaran dari timur ke barat.[5]

Ummu Hamida diberitahukan oleh Rasulullah dalam mimpinya untuk memberikan Bibi Suttana ke Musa. Imam Ja'far ash-Shadiq kemudian sering memberitahukan para sahabatnya untuk menunggu kelahiran dari cucunya yang sudah diberi julukan olehnya sebagai Alim'i ali Muhammad (seorang berilmu dari keluarga Muhammad).[5]

Saudara

Dia memiliki saudara yang bernama Zaid, yang melakukan revolusi dan membuat kerusuhan di Madinah. Zaid pernah tertangkap dan dibawa atas perintah al-Ma'mun ke Khurasan untuk diadili. Al-Ma'mun membebaskannya sebagai penghormatan terhadap Imam Ali ar-Ridha.[10]

Imam memiliki saudara lain yang bernama Abdullah, dimana ia hidup sampai masa Imam Muhammad al-Jawad.[4]

Imam memiliki seorang saudari yang bernama Fatimah Maksumah, ia meninggal di Qom, Iran ketika datang dari Madinah menuju Masyhad untuk mencari kakaknya, Imam Ali ar-Ridha. Kuburan Fatimah Maksumah, sampai saat ini masih terdapat di Qom, dan menjadi pusat ziarah di sana.[11]

Istri-istri

Imam menikah dengan Sayyidah Sabika yang juga dikenal dengan nama Khaizarun. Istri Imam ini adalah keturunan sahabat Muhammad, yang juga pembela setia Ali, Ammar bin Yasir. Khaizarun merupakan ibu dari Imam ke-9, Muhammad al-Jawad.[1]

Selain itu, Imam dinikahkan pula dengan putri dari khalifah saat itu, Ummul Fadhl binti al-Ma'mun, dimana menurut riwayat, Ummul Fadhl begitu mengetahui Imam telah memiliki istri lain yang telah memberikan keturunan, maka ia menjadi marah, dan setuju untuk memberi racun kepada Imam hingga menyebabkan wafatnya Imam.[1]

Keturunan

Putra-putra Imam bernama:[7]

  1. Hasan
  2. Muhammad al-Jawad, penerus keimaman
  3. Ja'far
  4. Ibrahim
  5. Husain

Putri Imam bernama Aisyah.[7]


Referensi

Sumber

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog