Ia rela meninggalkan gemerlap dunia untuk menemukan panggilan batin sejatinya: memeluk Islam.
Siapa yang tak kenal Cat Stevens? Ia adalah superstar musik kelas dunia asal Inggris, yang akhirnya banting stir menjadi aktivis kemanusiaan. Bahkan ia lebih banyak menyanyikan lagu-lagu religius, terutama setelah memeluk Islam sekitar 29 tahun lalu, dan menganti namanya menjadi Yusuf Islam. Nama aslinya sendiri adalah Stephen Georgiou
.
Pada 26 Januari lalu, ia meluncurkan sebuah album untuk menghimpun dana bagi warga Palestina di Gaza, yang menderita akibat agresi dan blokade ekonomi oleh Israel. Peluncuran itu didukung oleh Badan PBB untuk Bantuan dan Kerja (UNRWA), dalam sebuah program kemanusiaan yang disebut Save the Children.
Meski langkahnya dikritik oleh sejumlah kaum Muslimin di Inggris -- yang menganggap bahwa kembali ke dunia musik dan tarik suara berseberangan dengan semangat Islam – ia tenang-tenang saja. Album baru baru itu bertema The Day the World Gets Around, yang aslinya direkam oleh dua anggota kelompok Beatles: George Harrison (gitar) dan Klaus Voorman (bass). Yusuf Islam menegaskan, bahwa apa yang ia lakukan tidak bertolak belakang dengan esensi ajaran Islam yang ia yakini kebenarannya.
Sebelumnya, Yusuf Islam pernah melakukan hal yang sama untuk membantu anak-anak yang menjadi korban invasi Amerika terhadap Irak. “Saya berharap lagu-lagu itu dapat membantu mengingatkan orang tentang besarnya warisan cinta, perdamaian dan kebahagiaan, di mana kita dapat berbagi ketika menyaksikan para korban perang dan prasangka yang sia-sia serta mengubah kebodohan kita”, katanya.
Ia juga berharap, album barunya itu bisa melejit menyaingi lagu ciptaannya yang pernah sukses, seperti Wild World, Moonshadow dan My Lady d’Arbanville, sehingga jumlah bantuan dari masyarakat dunia akan semakin besar.
Cat Stevens lahir di Soho, London, pada 21 Juli 1948 dari keluarga Nasrani yang materialistis. Namun, Cat Stevens yang telah meraih hampir semua impian orang modern -- kaya, terkenal, dikagumi banyak orang – ternyata tidak mendapat ketenangan batin.
Sebelum masuk Islam, ia terlibat hidup dalam kehidupan glamour, terjebak dalam jeratan narkotika dan minuman keras. Sudah beberapa kali nyawanya nyaris melayang akibat kebiasaan buruknya itu. Maka ia pun memutuskan untuk mencari makna hidup yang sejati.
Dalam perenungannya, ia sadar bahwa manusia hanyalah sepotong jasad, sementara apa yang selama ini ia lakukan hanyalah untuk memenuhi kebutuhan si jasad. Belakangan ia menyimpulkan, bahwa alam semesta pasti punya penguasa yang bernama Tuhan. Maka, secara tak langsung, refleksinya tentang Tuhan menginspirasi gaya bermusiknya yang religius.
Suatu hari, seorang temannya yang beragama Nasrani yang sempat melewati Masjidil Aqsha di Palestina menyatakan kepada Cat Stevens, bahwa ia merasakan kehidupan ruhani dan ketenangan jiwa di dalam masjid tersebut. “Sangat berbeda dengan gereja. Meskipun dipadati orang, yang kita rasakan hanyalah kehampaan,” kata sang teman. Sejak diskusi itu, Cat Stevens memutuskan untuk mempelajari Al-Quran.
Ia pun takjub. Semakin sering membaca Al-Quran, semakin kagum ia terhadap Islam dan Al-Quran. Ia kagum bahwa ternyata kitab suci itu mengajak umat Islam untuk menggunakan akal sehat dan berakhlak mulia, sembari mengagungkan Sang Pencipta. Ia pun merasa dirinya semakin kecil, dan sebaliknya semakin besar kebutuhannya terhadap Sang Pencipta.
Akhirnya, pada hari Jumat 23 December 1977, Cat Steavens -- yang kini telah dikaruniai lima orang anak -- bertekad mengikuti panggilan jiwanya dengan mengikrarkan dua kalimah syahadat, dan mengganti namanya menjadi Yusuf Islam. Tentu saja dunia terperanjat. Lebih-lebih, ketika ia mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia musik. Tak ayal, konser perpisahannya dihadiri jutaan penggemar yang menangisi kepergiannya.
Kini Yusuf Islam aktif dalam berbagai lembaga dan yayasan Islam di bidang dakwah dan sosial. Ia bahkan mendirikan sebuah madrasah di London. Bersamaan dengan itu ia kembali bermusik dengan gaya yang berbeda dari gaya sebelumnya. “Sebagai muslim, inilah kontribusi saya untuk menyelesaikan salah satu ekses dari agresi Israel ke Gaza, dan sedikit meringankan beban anak-anak yang menjadi korban perang,” katanya.
Untuk mendengarkan karya Yusuf Islam yang terbaru itu, silahkan kunjungi situsnya di http://www.jamalrecords.com/gaza/ (SL)
(Sumber: www.cdconnection.com dan ANTARA News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar