Jaksa Wilayah AS, Bill Hochul (tengah) dan Direktur MPAC, Khaled Qazi (kanan) dalam acara jumpa pers di Bufallo, New York
REPUBLIKA.CO.ID, BUFFALO, NY - Kematian Osama bin Laden disambut sebagai satu langkah maju dalam memerangi terorisme, memastikan keamanan dalam negeri dan mengubah presepsi tentang Islam. Namun sebuah kelompok lokal yang telah lama berupaya mencapai tiga tujuan tadi tidak mengubah taktik mereka, hanya karena sosok bin Ladin sebagai ancaman telah disingkirkan.
"Saya memang memiliki perasaan ini, bahwa kini ada pelonggaran penjagaan setelah kematian Osama bin Laden. Saya mendengar percakapan itu di tempat-tempat kerja, di beragam tempat sosial, bahwa sejak simbol terorisme dan kejahatan telah disingkirkan akan memberi efek menenangkan dan menyejukkan," ujar Direktur Dewan Urusan Kemasyarakatan Muslim (MPAC), Dr Khalid Qazi, memaparkan. "Saya harap memang itu yang terjadi. Tapi kita tak bisa menanggap seperti itu."
Itulah alasan mengapa (MPAC), Jaksa Wilayah AS, Bill Hochul, dan sejumlah pemimpin agama dari seluruh keyakinan dari penjuru wilayah Buffalo-Niagara region dan aktivis komunitas lain menggelar jumpa pers, Kamis lalu di Masjid Connecticut. Mereka ingin menyampaikan pesan bahwa meski bin Ladin telah disingkirkan, tak berarti ancaman kekerasan ekstremisme telah hilang.
"Masih banyak orang jahat di luar sana, merencanakan hal-hal buruk," ujar Qazi. "Sehingga kita tidak bisa melonggarkan kewaspadaan kita,"
Selain itu, mereka juga ingin menggarisbawahi bahwa semua ragam komunitas berbeda terus berupaya memastikan seluruh warga tetap aman dan menolak ketakutan, kebencian dan sikap jahil terhadap Islam yang menjalar di Amerika sejak serangan teror 9/11.
Mereka, bersama perwakilan dari kaum muda dan kelompok imigran, membentuk sebuah organisasi bernama "Bridges" pada 2004. Bridges melakukan pertemuan, paling sedikit, sekali sebulan untuk mendiskusikan isu-isu tersebut. Mereka juga kerap mensponsori acara-acara sosial, termasuk bercocok tanam di area urban, galang dana dan pemberian makan terhadap kaum papa.
"Sebagai langkah minimal, keamanan dalam negeri membutuhkan upaya gabungan antara penegak ukum dan anggota masyarakat," ujar, Jaksa wilayah, Hochul kepada publik. "Di sini di New York Barat, kami, penegak hukum federal telah mengembangkan hubungan istimewa dengan komunitas Muslim dan Arab-Amerika," ujarnya.
Qazi menimpali pernyataan Hocul dengan dukungan. "Lagi pula, ketika menyoal keamanan di tanah air, saya pikir kita semua satu suara," ujar Qazi. "Tidak seharusnya ada perbedaan antara putih, hitam, imigran baru dan imigran lama, karena kita semua, baik imigran, Muslim, Yahudi, Kristen, Hindu atau siapa pun, saya meyakini kuat bahwa kita semua di sini ingin tanah air kita selalu aman.
"Saya memang memiliki perasaan ini, bahwa kini ada pelonggaran penjagaan setelah kematian Osama bin Laden. Saya mendengar percakapan itu di tempat-tempat kerja, di beragam tempat sosial, bahwa sejak simbol terorisme dan kejahatan telah disingkirkan akan memberi efek menenangkan dan menyejukkan," ujar Direktur Dewan Urusan Kemasyarakatan Muslim (MPAC), Dr Khalid Qazi, memaparkan. "Saya harap memang itu yang terjadi. Tapi kita tak bisa menanggap seperti itu."
Itulah alasan mengapa (MPAC), Jaksa Wilayah AS, Bill Hochul, dan sejumlah pemimpin agama dari seluruh keyakinan dari penjuru wilayah Buffalo-Niagara region dan aktivis komunitas lain menggelar jumpa pers, Kamis lalu di Masjid Connecticut. Mereka ingin menyampaikan pesan bahwa meski bin Ladin telah disingkirkan, tak berarti ancaman kekerasan ekstremisme telah hilang.
"Masih banyak orang jahat di luar sana, merencanakan hal-hal buruk," ujar Qazi. "Sehingga kita tidak bisa melonggarkan kewaspadaan kita,"
Selain itu, mereka juga ingin menggarisbawahi bahwa semua ragam komunitas berbeda terus berupaya memastikan seluruh warga tetap aman dan menolak ketakutan, kebencian dan sikap jahil terhadap Islam yang menjalar di Amerika sejak serangan teror 9/11.
Mereka, bersama perwakilan dari kaum muda dan kelompok imigran, membentuk sebuah organisasi bernama "Bridges" pada 2004. Bridges melakukan pertemuan, paling sedikit, sekali sebulan untuk mendiskusikan isu-isu tersebut. Mereka juga kerap mensponsori acara-acara sosial, termasuk bercocok tanam di area urban, galang dana dan pemberian makan terhadap kaum papa.
"Sebagai langkah minimal, keamanan dalam negeri membutuhkan upaya gabungan antara penegak ukum dan anggota masyarakat," ujar, Jaksa wilayah, Hochul kepada publik. "Di sini di New York Barat, kami, penegak hukum federal telah mengembangkan hubungan istimewa dengan komunitas Muslim dan Arab-Amerika," ujarnya.
Qazi menimpali pernyataan Hocul dengan dukungan. "Lagi pula, ketika menyoal keamanan di tanah air, saya pikir kita semua satu suara," ujar Qazi. "Tidak seharusnya ada perbedaan antara putih, hitam, imigran baru dan imigran lama, karena kita semua, baik imigran, Muslim, Yahudi, Kristen, Hindu atau siapa pun, saya meyakini kuat bahwa kita semua di sini ingin tanah air kita selalu aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar