Jumat, 30 April 2010

Pahala Bagi Yang Memperbaiki Keislamannya

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Friday, 30 April 2010
Pahala Bagi Yang Memperbaiki Keislamannya
Senin,26 April 2010


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: :
إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلَامَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِمِثْلِهَا

( صحيح البخاري )

" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila salah seorang dari kamu sekalian membaguskan keislamannya maka pada setiap kebaikan yang dia perbuat akan dilipat gandakan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, sedangkan kejahatan yang dia perbuat akan dibalas sepadan dengan kejahatannya”.



ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذِهِ الْجَلْسَةِ الْمُبَارَكَةِ

Limpahan puji kehadirat Allah Maha Raja langit dan bumi, Maha Penguasa tunggal nan abadi yang menyeru hamba-hambaNya kepada keluhuran, menuntun kepada kebahagiaan dunia dan akhirah, mengutus sang pembawa tuntunan kebahagiaan dunia dan akhirah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maha suci Allah yang menjadikan kenikmatan akan berlipat ganda menjadi kenikmatan yang lebih besar jika ia bersyukur dan memuji Allah. Rahasia dari bertambahnya kenikmatan adalah dengan bersyukur dan memuji Allah, pujian kepada Allah membuka rahasia kenikmatan yang baru setelah kenikmatan yang telah ada. Maha suci Allah yang maha membuka kesempatan bagi hamba-hambaNya untuk mendapatkan limpahan anugerah diatas anugerah dengan ia memuji Allah, dengan ia mencintai Allah, dengan ia mengagungkan Allah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Fahamilah rahasia kekuasaan sang pemilik dunia dan akhirah yang memiliki segala kenikmatan, yang maha merubah kehidupan menjadi kehidupan yang lebih indah atau berubah menjadi kematian dan setelah itu selesai kehidupan selanjutnya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ، إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ، فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ، الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ ( قريش: 1-4 )

“Karena kebiasaan dan kenikmatan pada orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, maka hendaklahpara hamba menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kabah), yang telah memberi makanan kepada mereka saat mereka lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan". ( QS. Qurays: 1-4 )

Firman Allah untuk orang qurays agar tenang dan bersabar, sebagaiamana mereka tenang dan santai saat melewati hari-hari di musim panas dan musim dingin, maka hendaklah mereka (bukan hanya orang qurays saja, melainkan semua hamba Allah ) untuk menyembah Sang pemilik Ka’bah Al Musyarrafah yaitu Allah. Siapakah Allah?, maka Allah mengenalkan dzatNya, Dialah Allah yang memberi mereka makan saat mereka lapar, dan memberi mereka keamanan saat mereka dalam kerisauan. Tidak ada manusia yang bisa makan kecuali ia telah diizinkan oleh Allah, walaupun ia dalam keadaan lapar dan makanan ada dihadapannya, tapi bukankah seluruh sel adalah milik Allah, dan jika Allah berkehendak dalam sekejap tubuhnya lumpuh maka ia tidak akan bisa menyentuh makanan yang ada dihadapannya, jika Allah kehendaki bibirnya sakit maka tidak satu suapan atau bahkan sebutir nasi pun yang bisa melewati tenggorokannya.
Maka Allah lah yang menyuapi kita hingga sampai makanan ke mulut kita, mulai dari makanan itu ditanam, kemudian tumbuh lalu dimasak dengan api yang juga milik Allah, Allah yang menciptakannya, Allah pula yang menciptakan air, Allah yang menciptakan matahari, Allah yang menciptakan hewan, Allah yang menciptakan tumbuhan, sedangkan kita hanya menternaknya, kita hanya memperbanyaknya, kita hanya menanamnya, namun asal muasalnya bukan dari kita, tapi dari sang maha memberi, Allah subhanahu waa’ala.

Mulai dari kita menanamnya maka berapa ribu kenikmatan yang terus berlimpah kepada kita hingga makanan itu sampai ke mulut kita. Walaupun seseorang memiliki harta yang berlimpah jika Allah tidak mengizinkan ia makan maka berhari-hari ia akan kelaparan dan tetap tidak diperbolehkan makan karena penyakit yang dideritanya.
Dikatakan oleh hujjatul islam Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali At Thusiy rahimahullah, ia menjelaskan bahwa tiadalah rizki yang akan sampai ke mulut kita kecuali telah tertulis nama kita pada rizki itu, jika itu buah pisang atau sebutir beras pun maka telah tertulis nama kita bahwa rizki ini akan sampai ke mulut si fulan bin fulan, maka hal yang demikian sudah ditentukan oleh Allah.
Walaupun ia berada di tempat yang sangat dekat dengan makanan itu tetapi itu bukan rizkinya, maka makanan itu tidak akan sampai ke mulutnya, entah makanan itu dicuri, atau ia ada kesibukan lain sehingga makanan itu ia tinggalkan, atau makanan itu tumpah dan lainnya, karena dalam rizki itu tertulis milik hewan, mungkin milik kucing, milik ikan, milik anjing dan yang lainnya, maka makanan itu bukan rizkinya walaupun sudah ada dihadapannya, rizkinya adalah makanan yang telah sampai ke mulutnya dan yang ia telan, yang pada hakikatnya ia diberi makan oleh Allah subhanahu wata'ala, namun sebagian orang tidak mau menembus hakikat kehidupan ini, hakikat datangnya makanan, hakikat datangnya minuman, hakikat kehidupannya datangnya dari mana dan lain sebagainya, padahal jika ia renungkan ia akan temukan bahwa Allah sang maha raja langit dan bumi, dan maha mengamankan mereka dari kerisauan.
Surat Quraiys ini banyak dibaca oleh para ‘arif billah (ulama shalihin) untuk mengabulkan hajatnya, untuk memperluas rizkinya dan untuk mengamankannya dari kerisauan. Surat Qurays ini ada di juz 30 dalam Al qur'an dan termasuk surat pendek yang hanya 4 ayat, terletak beberapa surat dari surat An Naas. Maka renungkan kemuliaannya, dapatkan keluhuran dan keberkahannya dengan memperbanyak membaca surat ini, insyaallah rizki Allah dan rasa aman dari kerisauan akan didapatkan. Tetapi mengapa masih banyak orang miskin yang kelaparan?!, ingatlah tanpa kita ketahui bahwa mungkin Allah tidak mau memberinya makan pada saat itu, namun kita jangan berkata bahwa kaum fuqara’ tidak ada yang memperhatikan, karena banyak pula orang kaya yang kelaparan dan kehausan (karena penyakit yg dideritanya).

Maka fahamilah, barangkali orang yang merasa lapar saat ini Allah tunda rizkinya hingga esok di hari kiamat atau mungkin di masa mendatangnya Allah tumpahkan rizki yang luas untuknya. Dan sebaliknya orang yang sedang dalam kenikmatan berhati-hatilah karena bisa saja Allah merubah keadaannya. Hadirin hadirat, sampai kabar kepada saya lewat surat, sms, dan email dari adik-adik kita yang bersyukur karena lulus dalam ujian, dan banyak juga yang mengeluh karena tidak lulus. Jangan risau jika tidak lulus karena hal itu adalah cobaan dari Allah subhanahu wata'ala, dan jika kau sabar dan tenang maka kau akan mendapatkan kesuksesan yang hanya milik Allah subhanahu wata'ala, kesuksesan bukan milik siapa-siapa tetapi hanya milik Allah, jadi jika tidak lulus ujian atau yang lainnya maka teruslah berusaha untuk lulus, teruslah berusaha untuk sukses di dunia ini namun jangan menentang tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan dengan menjauhi hal-hal yang haram maka engkau akan mendapatkan kesuksesan, terlebih lagi para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dikatakan oleh para ulama' kita: "Barangsiapa yang cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka ia aman dan berada dalam keselamatan dunia dan akhirah".

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Maka betapa meruginya mereka-mereka yang terus berpaling dari keluhuran, menampik rahasia kelembutan Allah dan tidak mau mendekat kepada Allah, sungguh kasihan mereka yang selalu menolak untuk mendapatkan kemuliaan dan selalu ingin melangkah ke tempat yang penuh dengan kehinaan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَوْلَا أَنْ تَدَافَنُوْا لَسَأَلتُ اللهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ

" Jika seandainya aku tidak khawatir kalian meninggal/hilang pendengaran kalian aku akan meminta kepada Allah agar memeperdengarkan kepada kalian siksa kubur.”(Shahih Muslim)

Namun hal itu tidak diinginkan oleh sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena beliau tidak ingin ummatnya merasa ketakutan, tetapi beliau lebih menginginkan mendoakan ummatnya dengan keluhuran dan pengampunan dan jangan sampai suara siksaan ahli kubur terdengar oleh mereka. Hadirin hadirat, mereka yang memenuhi panggung-panggung dosa di dalam kehinaan dan menyanjung orang-orang yang tidak pernah bersujud kepada Allah, jika mereka mendengar suara temannya yang menggelepar di dalam kubur maka mereka akan lari ke majelis dzikir untuk menyelamatkan diri dari kemurkaan Allah, mereka akan berlari ke majelis-mejelis seperti ini untuk bernaung di bawah keridhaan Ilahi. Namun mereka yang seperti itu bukan untuk dibenci atau dicaci tetapi untuk didoakan dan dikasihani, semoga Allah melimpahkan hidayah kepada mereka.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari:

أَلَا إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةٌ إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ اْلقَلْبُ

“Ingatlah bahwa didalam tubuh ini ada segumpal darah, yang apabila segumpal darah itu baik maka akan menjadi baik pula seluruh tubuh ini, dan apabila segumpal darah itu buruk maka akan menjadi buruk pula seluruh tubuh ini. Ingatlah bahwa segumpal darah itu adalah hati.”

Hadirin hadirat, ketahuilah bahwa getaran sanubari kita itulah yang menjadi nakhoda bagi perbuatan tubuh kita dan bersatu dengan alam pemikiran, dua hal inilah yang menguasai, dan kekuasaan tertinggi ada pada sanubari kita, jika sanubari kita baik maka ucapannya pun baik, yang ia dengarkan baik, perbuatannya baik, dan segala-galanya baik, dan ia menjadi rahasia kebaikan dan menjadi sumber kebaikan jika ia adalah orang yang mau mengikuti tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan berpegang teguh dengan cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka ia menjadi gerbang kebaikan pula untuk yang lainnya, sebagaimana Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan bagaimana mulianya duduk bersama dengan orang shalih dan bagaimana meruginya bersama orang yang selalu berbuat maksiat. Dalam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa orang yang duduk bersama para shalihin bagaikan orang yang duduk dengan penjual minyak wangi, walaupun ia tidak membelinya ia akan kebagian wanginya. Dan orang yang duduk dengan orang yang sedang berbuat dosa maka ia seperti orang yang duduk dengan orang pandai besi, meskipun ia tidak membeli besinya ia akan terkena pecahan bara apinya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dari itulah kita memahami bahwa semerbak wangi tersebar dari para shalihin kepada orang yang duduk disekitarnya, dan juga orang yang duduk bersama ahli dzikir, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang menyatakan firman Allah subhanahu wata'ala di dalam hadits Qudsy riwayat Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, Allah subhanahu wata'ala berfirman kepada para malaikat yang hadir di majelis dzikir:

أُشْهِدُكُمْ يَامَلَائِكَتِيْ إِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ

" Aku jadikan kalian saksi wahai malaikatKu, sungguh Aku telah mengampuni mereka "
Maka para malaikat berkata: " wahai Allah, ada diantara mereka yang kehadirannya tidak ikhlas dan bukan untuk dzikir ", maka Allah berfirman kepada malaikat:

هُمُ الْجُلَسَاءُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ

“Mereka yang sama-sama duduk itu tidak akan celaka oleh teman duduk mereka”

Mereka yang duduk bersama ahli dzikir tidak akan dihinakan oleh Allah. Dihinakan, maksudnya bisa kehinaan dunia atau kehinaan akhirah. Di akhirat kelak ada orang-orang yang ditimpa musibah sehingga amal pahalanya sangat sedikit dan ia harus masuk ke neraka terlebih dahulu jika ia muslim, maka dikatakan kepada semua orang yang menyaksikan di padang mahsyar " Fulan bin fulan dalam kehinaan dan tidak akan menemukan kebaikan selama-lamanya", maka ia pun digiring kedalam neraka. Dan dipanggil lagi yang lainnya: " fulan bin fulan ….dan seterusnya, hingga tibalah giliran orang yang mulia dipanggil untuk menghadap Allah, maka dikatakan kepadanya: " fulan bin fulan dalam kemuliaan dan tidak akan mendapatkan kehinaan selama-lamanya", hal ini dikatakan oleh Allah untuk mereka yang duduk bersama orang yang berdzikir di majelis dzikir, hanya duduk saja dan diam tanpa ikut berdzikir, maka mereka tidak akan dihinakan oleh Allah. Mereka yang berteman dengan ahli dzikir, yang berteman dengan para shalihin, yang berteman dengan para ulama' , yang dekat dan duduk dengan guru-guru yang mulia maka sungguh beruntunglah mereka, karena mereka tidak akan mendapatkan kehinaan. Apa kehinaan itu? Kehinaan itu sangat banyak dan kehinaan yang terbesar adalah api neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

" Seseorang bersama orang yang dicintai "

Maka benahilah sanubari kita, benahilah hati kita karena jika hati kita baik maka baik pula perbuatan kita, dan jika hati ini buruk maka buruk pula perbuatan kita, muncul banyak pertanyaan tentang bagaimana membenahi hati, seperti memerangi riya', memerangi 'ujub, memerangi sombong, memerangi hasad, memerangi iri atau dengki dan lain sebagainya dari penyakit-penyakit hati. Kalau kita berbicara secara tafsil (terperinci) maka obatnya kita temukan di kitab Ihya Ulumuddin, itu adalah obatnya hati. Namun jika kita ringkas maka jawabannya adalah " Mahabbah kepada Allah dan RasulNya". Maka kita akan terkikis dari segala macam penyakit hati dengan cinta dan rindu kepada Allah dan RasulNya. Sayyid Al Imam Abu Bakr Al Aidarus Ibn Abdullah Al 'aidarus Al Akbar Ar, dia adalah seorang anak yang masih kecil dan ayahnya ( Al Imam Abdullah Al 'Aidarus ) adalah seorang 'arif billah berkata: " aku sudah membaca kitab Ihya ulumuddin, aku sudah menghafalnya, dan aku pun telah mengamalkannya", maka putranya Al Imam Abu Bakr ketika masih kecil sudah diajarkan Al qur'an, setelah ia hafal Al qur'an ayahnya mulai membacakan kitab Ihya ulumuddin yang menjelaskan tentang mengobati penyakit-penyakit hati, seperti riya' mengobatinya begini, sombong mengobatinya begini, iri dan dengki mengobatinya begini, dan lain sebagainya, maka berkata Al Imam Abu Bakr: " Ayah apakah ada orang yang semacam ini?", subhanallah kenapa ia bertanya demikian?, karena di hatinya tidak ada penyakit seperti itu, sejak kecil sudah dididik mencintai Allah dan RasulNya maka tidak ada penyakit hati di hatinya, maka ayahnya pun terdiam kemudian berkata: " sekarang engkau pergilah ke pasar dan carilah orang yang lebih hina darimu", maka ia pun pergi ke pasar dan sesampainya di pasar ia melihat orang yang sedang berbuat jahat, ia berkata pada dirinya: " orang ini lebih hina daripada aku, tetapi jika ia bertobat dan beribadah kepada Allah dan ia lebih taat daripada aku maka berarti ia lebih mulia daripada aku", terus ia mencari lagi tetapi tidak ia temukan orang yang lebih hina darinya. Semua pendosa bisa saja Allah terima tobatnya dan Allah memberinya hidayah kemudian ia berubah menjadi orang shalih, maka akhirnya ia menemukan seekor anjing yang penyakitan, ia berkata: " aku pasti lebih mulia darinya, tetapi jika aku harus melewati neraka terlebih dahulu berarti anjing itu yang lebih mulia", karena anjing tidak masuk neraka, maka ia kembali kepada ayahnya dan ayahnya bertanya : " apakah sudah engkau temukan orang yang lebih hina darimu?", maka ia pun menjawab: " tidak ada wahai ayah", ayahnya bertanya lagi: " dalam satu pasar tidakkah kau temukan seorang pun yang lebih hina darimu? ", ia menjawab: " tidak ada ayah, walaupun ia adalah orang yang berbuat dosa, tetapi jika ia bertobat dan Allah terima tobatnya dan ia dimuliakan oleh Allah maka ia akan lebih mulia daripada aku, lalu aku menemukan seekor anjing yang penyakitan dan kukatakan bahwa anjing itu lebih hina daripada aku, lalu aku berfikir wahai ayah, kalau senadainya aku masuk neraka maka tentunya anjing itu akan lebih mulia daripada aku, karena ia tidak masuk kedalam neraka", mendengar hal itu maka ayahnya berkata: " sekarang engkau keluar dari Tarim untuk melanjutkan belajarmu di luar bimbinganku", maka setelah selesai dengan tarbiyah yang suci dari sang ayah ia pun menuju guru-gurunya yang lain.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Rahasia keberkahan dari kaum shalihin membawa keberkahan pada alam sekitar bahkan kepada non muslim, diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari ketika para sahabat berdakwah ke wilayah-wilayah kuffar quraiys, saat itu pemimpin qabilah quraisy sakit, maka para rakyatnya datang kepada para sahabat dan berkata: " wahai kalian, sepertinya kalian adalah orang-orang yang baik, kepala suku kami sedang sakit bisakah kalian mengobatinya?", maka para sahabat saling memandang, kemudian diantara mereka ada yang berkata barangkali jika mereka mengobati kepala suku itu dan ia sembuh kemudian ia akan masuk Islam, maka diambillah air dan dibacakan surah Al Fatihah dan diminumkan kepada kepala suku itu dan akhirnya sembuh, kemudian ia dan semua suku-sukunya masuk Islam. Al Imam Ibn Hajar Al 'Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarah Shahih Al Bukhari dan para muhaddits lainnya mensyarahkan makna hadits ini bahwa diperbolehkannya untuk memberikan doa bagi orang-orang non muslim berupa air, atau berupa doa langsung jika diharapkan mereka bisa mendapatkan hidayah, karena hal itu justru diperbuat oleh para sahabat Ra. Dan kemudian mereka diberi hadiah kambing dan mereka bawa pulang ke Madinah Al Munawwarah. Maka salah seorang diantara mereka berkata: " kita sembelih saja kambing ini ",, sahabat yang lain berkata : " tunggu, kita tanyakan kepada Rasulullah dulu apakah beliau ridha dengan apa yang telah kita lakukan, jangan-jangan beliau tidak ridha kita mengobati orang non muslim tadi ", setelah ditanyakan kepada Rasulullah beliau tersenyum dan berkata: " sembelihlah kambing itu kemudian makanlah dan sisakan sedikit untukku". Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany dalam kitabnya Fathul Baari bisyarah Shahih Al Bukahri menjelaskan bahwa ucapan Rasulullah itu bukanlah untuk meminta bagian dari kambing itu, tetapi menenangkan para sahabat dikarenakan sebagian sahabat masih risau dan bingung dengan hadiah dari non muslim tadi apakah mereka memakannya atau tidak, sehingga jika disisakan untuk Rasulullah maka beliau pun akan memakannya, dan para sahabat akan merasa tenang dan tidak ada kerisauan atas sembelihan itu karena Rasulullah juga memakannya, jika sembelihan oleh orang muslim maka hal itu boleh dan halal. Tetapi jika sembelihan itu dari orang yahudi yang diperuntukkan untuk penyembahan berhala, maka hal itu tidak diperbolehkan di dalam syariah karena disembelih atas nama selain Allah subhanahu wata'ala. Dan mengenai sembelihan orang non muslim dalam hal ini para ulama' berbeda pendapat, sebagian ulama' berpegang pada hadits Shahih Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam suatu hari didatangi oleh para sahabat yang kebingungan karena mereka diberi daging dari seseorang yang tidak jelas apakah dia muslim atau non muslim dan yang jelas agama Islam belum masuk ke wilayah itu, maka Rasulullah berkata: " Makanlah dan bacalah Bismillah, jika mereka menyembelihnya tidak mengucapkan nama Allah maka kalian yang memakannya menyebut nama Allah " , namun dalam hal ini para imam madzhab berbeda pendapat, diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Bari bahwa hal itu terjadi di masa awal Islam, tetapi di masa setelah kejayaan Islam dan setelah menyebarnya Islam sebagian imam mengatakan tidak dihalalkan memakan sembelihan orang-orang yang non muslim, namun sebagian ulama' mengatakan "boleh" dengan dalil hadits ini: " Makanlah dan bacalah Bismillah, jika mereka menyembelihnya tidak mengucapkan nama Allah maka kalian yang memakannya menyebut nama Allah " . Tetapi sebagian besar dalam madzhab syafi'i tidak membenarkan hal ini, mereka mengambil pendapat yang kedua yaitu tidak memakan sembelihan orang non muslim.

Inilah rahasia keberkahan para shalihin yang sampai kepada mereka, bahkan kepada yang non muslim pun keberkahannya sampai, dari doa dan fatihah yang dibacakan untuknya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Oleh sebab itu kemuliaan mereka itu di dunia dan akhirah, di masa hidupnya dan setelah wafatnya. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa sayyidina Musa As ketika ia didatangi oleh malaikat Izrail, maka ia meminta untuk diperpanjang umurnya maka malaikat Izrail menghadap kepada Allah, kemudian Allah berkata: " wahai Izrail katakan kepada Musa jika ia ingin umurnya diperpanjang maka sentuhkan telapak tangannya di kulit kerbau dan seberapa banyak rambut kerbau yang tersentuh tangannya maka sebanyak itulah umurnya bertambah", setelah malaikat Izrail menyampaikan hal itu kepada Musa As, maka nabi Musa As berkata: "lalu setelah itu apa yang akan terjadi?", malaikat Izrail menjawab: " setelah itu kau akan wafat", maka nabi Musa berkata: " jika demikian, maka lebih baik aku wafat sekarang", dan dikatakan ketika itu ia memohon kepada Allah agar dimakamkan di tanah yang dekat tanah suci, demikian yang dikatakan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany riwayat Shahih Al Bukhari, hal ini merupakan dalil yang jelas atas diperbolehkannya bertabarruk pada kuburan para shalihin, bahkan para nabi pun ingin dimakamkan di tempat yang dekat dengan tanah suci.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Maha raja langit dan bumi yang maha lembut telah menyampaikan kepada utusanNya, nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan Rasulullah menyampaikan kepada kita hadits yang telah kita baca tadi:

إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلَامَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِمِثْلِهَا

“Apabila salah seorang dari kamu sekalian membaguskan keislamannya maka pada setiap kebaikan yang dia perbuat akan dilipat gandakan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, sedangkan kejahatan yang dia perbuat akan dibalas sepadan dengan kejahatannya”.

Barangsiapa yang memperbaiki keislamannya kemudian ia beramal shalih, maka Allah lipatgandakan amalnya dengan sepuluh kali lipat dari amal pahalanya, jika ia shalat satu kali maka pahalanya dikalikan sepuluh, jika ia shalat 5 waktu maka pahalanya sama dengan shalat 50 waktu, sekali ia memuji Allah maka pahalanya dikalikan sepuluh dan itu adalah perhitungan minimal, karena kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakan hingga 700 kali lipat. Maka amal yang dilipatgandakan 700 kali lipat itu amal yang seperti apa? Sebagian muhaddits mengatakan hal itu tergantung niatnya, semakin indah niatnya maka semakin dilipatgandakan pahalanya. Para muhaddits yang lain mengatakan hal itu tergantung waktu, di waktu-waktu mustajabah seperti bulan Ramadha, lailatul qadr, malam jum'at atau hari jum'at, hari 'Arafah dan hari-hari mulia yang lainnya, maka di waktu-waktu itulah amal ibadah dikalikan hingga 700 kali lipat. Dan ada juga yang mengatakan tergantung tempat, seperti di Masjidil Haram, di Masjid Nabawy, di Masjid Al Aqsha, di masjid masjid, di makam para shalihin jika ia berdoa kepada Allah, dan tempat-tempat mulia yang lainnya, dan juga disebutkan oleh Al Imam An Nawawy dalam Syarh Nawawiyah 'ala Shahih Muslim, bahwa di majelis-majelis dzikir juga termasuk tempat yang dilipatgandakannya pahala oleh Allah subhanahu wata'ala .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dan kita dapatkan kesemuanya itu sekarang di majelis dzikir ini, tempat kita sekarang di baitullah (masjid), tinggallah kita memeperbaiki niat untuk apa kita hadir di tempat ini, mudah saja kita memperbaiki niat kita dengan niat yang indah, karena kita rindu kepada Allah subhanahu wata'ala, rindu kepada dzikir dan shalawat, asyik dengan dzikir, shalawat dan hadits nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam maka kita hadir dan duduk di tempat ini, padahal disini tidak ada jamuan apa-apa yang ada hanya desak-desakan dengan para jama'ah, tidak ada yang kita dapatkan dari hal-hal yang bersifat duniawi di tempat ini, oleh sebab itu sangat mudah untuk meluruskan niat. Maka yang hadir disini insyaallah semuanya hadir dengan niat yang suci, jika demikian maka kesemua syarat pahala dilipatgandakan hingga 700 kali kita dapatkan, kita hadir di tempat yang mulia (masjid) dan di waktu dzikir dengan niat yang sempurna, maka kita hadir di majelis dzikir di malam ini seperti hadir 700 kali di majelis dzikir. Hadirin hadirat, ada yang mengeluh kepada saya: " Habib, dikarenakan saya tidak lulus ujian, maka orang tua saya tidak lagi mengizinkan saya untuk hadir di majelis", saudara-saudaraku, sampaikan kepada ayah ibu dengan lemah lembut bahwa "kesuksesan itu bukan karena selembar kertas, saya akan berusaha lebih giat lagi supaya lulus di masa yang akan datang, tetapi jika saya tidak lagi hadir ke majelis ta'lim, hati saya merasa risau dan khawatir selalu berbuat dosa, khawatir jika saya terjebak dalam narkotika, miras , perzinahan dan lainnya maka ayah ibu juga yang akan malu, oleh karena itu lebih baik saya hadir ke majelis ta'lim". Hadirin hadirat, taat kepada orang tua bukan berarti harus patuh sepenuhnya, tetapi berlemah lembut ketika berbicara kepada mereka, karena percuma jika kita patuh tetapi dengan cara yang bengis kepada mereka, maka hal itu tidaklah berguna. Jadi taat kepada orang tua itu bukanlah syarat berbakti kepada orang tua, tetapi yang menjadi syarat adalah jangan menyakiti perasaannya, jika menyakiti perasaan orangtua hal itulah yang durhaka. Jadi jika pendapat kita bertentangan dengan pendapat orang tua kita, maka hadapilah dengan lemah lembut jangan dengan suara keras, bentakan atau yang lainnya, tetapi berlemah lembutlah, bawakan hadiah yang mereka suka karena hal yang seperti itu akan membuka hati mereka, dan hakikatnya orangtua lebih mencintai kepada anaknya, karena orangtua jauh lebih tua dari anaknya maka biasanya mereka selalu mau mengalah kepada anaknya, apalagi jika anaknya selalu berlemah lembut. Hadirin hadirat, semoga yang lulus saat ini diberi kesuksesan oleh Allah subhanahu wata'ala di masa mendatang, dan bagi yang belum lulus semoga diberi kelulusan di masa mendatang dan diberi kesuksesan yang lebih oleh Allah subhanahu wata'ala. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ( السجدة: 17 )

“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. ( QS. As Sajadah : 17 )

Manusia tidak tahu apa yang disembunyikan oleh Allah untuk mereka dari hal-hal yang sangat menggembirakan mereka, balasan atas perbuatan mereka, jika mereka bersabar dan bersyukur serta mau beribadah kepada Allah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kelanjutan hadits tadi, adapun bagi mereka yang berbuat dosa, Allah hanya menuliskan satu dosa saja. Oleh sebab itu, para malaikat berkata: " hal yang sangat mengherankan bagi ummat nabi Muhammad jika masih ada yang menyentuh neraka ", karena setiap kebaikan dikalikan sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipat sedangkan perbuatan dosa hanya ditulis satu dosa saja, tidak cukup itu saja tetapi untuk mereka selalu ada pengampunan, setiap mereka selesai shalat mereka dapatkan pengampunan dosa, ketika berdzikir mereka dapatkan pengampunan dosa, selalu penuh dengan pengampunan dosa.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa ketika imam shalat ruku' kemudian mengangkat kepalanya dan mnegucapkan:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

kemudian makmum mengucapkan:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا..... إلخ

Ketika ucapan itu berpadu dengan ucapan malaikat di saat itu, maka ia diampuni dosa-dosanya sebelum ia sampai di tempat sujudnya. Dalam hadits lain riwayat Shahih Al Bukhari juga disebutkan: " barangsiapa yang mengucapkan " Amin " bersamaan dengan ucapan "Amin" imam shalat, maka diampuni dosa-dosanya karena ucapan "Amin" bersamaan dengan ucapan "Amin" para malaikat". Maka ikhlas di dalam shalat pun penuh dengan pengampunan, demikian seterusnya dalam setiap shalat lima waktu pengampunan terus ada, dalam shalat jum'at pun ada pengampunan dosa, di setiap akhir bulan ramadhan ada pengampunan dosa, di hari 'Arafah ada pengampunan, terus dan terus pengampunan selalu ada untuk ummat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka sangat menakjubkan jika masih ada ummat nabi Muhammad yang masuk neraka. Hadirin hadirat, sungguh sangat memalukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ummat yang masih masuk neraka dan sangat menyakiti perasaan beliau, namun nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang ketika ummatnya dikumpulkan bersama beliau, dan sebagian diusir dari shaf beliau maka beliau berkata: " wahai kalian mau kemana keluar dari shafku, mau dibawa kemana ummatku itu?", maka Jibril berkata: " wahai Rasulullah mereka banyak berbuat dosa setelah engkau wafat", maka Rasulullah berkata: "terserah mau dibawa kemana mereka", akhirnya mereka lari kepada nabi Adam tetapi ditolak, lari kepada nabi Isa pun ditolak, dan semua nabi menolaknya, kemudian mereka kembali kepada nabi Muhammad, mereka terusir dari shaf Rasulullah dan beliau juga marah karena ummatnya banyak berbuat dosa, namun Rasulullah merasa tidak tega, sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ ( التوبة: 128 )

"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin". ( QS. At Taubah: 128 )

Sungguh telah datang kepada kita seorang Rasul yang sangat berlemah lembut dan selalu peduli atas musibah yang menimpa ummatnya, sangat menjaga kita dan sangat berlemah lembut kepada orang-orang yang beriman dari ummatnya. Hadirin hadirat, kita tidak bisa melihat wajah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, seandainya kita bisa melihat kehadiran beliau yang tersenyum kepada kita semua di malam hari ini,14 abad setelah beliau wafat , kita masih hadir di majelis dzikir mendengarkan hadits beliau semoga cinta dan rindu serta sambutan hangat dari beliau selalu untuk kita, amin ya rabbal 'alamin. Maka orang-orang yang terusir dari shaf Rasulullah itu pun kembali kepada Rasulullah dan berkata: " wahai Rasulullah, kami ditolak oleh semua nabi, kami ditolak oleh nabi Adam Abul basyar, kami ditolak oleh nabi Ibrahim waliyullah, kami ditolak oleh nabi Musa Kalimullah, kami ditolak oleh nabi Isa Ruuhullah", maka Rasulullah berkata: " baiklah aku yang akan memohonkan pengampunan untuk kalian kepada Allah", maka merekapun harus masuk kedalam neraka dan berpisah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah bersujud kepada Allah memohonkan ampunan untuk mereka. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :

يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ شَعِيْرَةٍ مِنْ خَيْرٍ، وَيَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ بُرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ، وَيَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ.

" Akan keluar dari Neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji jewawut. Keluar dari Neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum. Keluar dari Neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji dzarrah".

Maka ummat nabi Muhammad yang tidak menyembah selain Allah mereka keluar dari api neraka, walaupun mereka hanya mempunyai kebaikan sebesar biji gandum saja mereka dikeluarkan dari api neraka dengan syafaat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah kembali lagi kepada Allah untuk memintakan syafaat bagi ummatnya, maka Allah berkata: " Angkat kepalamu wahai Muhammad, berilah syafaat bagi siapa saja yang engkau ingin beri syafaat", terus demikian Rasulullah memohon kepada Allah untuk memberi syafaat kepada ummatnya, sehingga seseorang yang hanya memiliki kebaikan lebih kecil dari biji kacang hijau pun dikeluarkan dari neraka, kemudian Rasulullah memohon lagi kepada Allah sehingga orang yang hanya memiliki kebaikan lebih kecil dari debu pun dikeluarkan dari neraka, mungkin amal pahalanya banyak tetapi habis karena terlalu banyak berbuat dosa atau banyak menzhalimi orang lain, atau memang hanya sedikit amal pahalanya, tetapi Allah keluarkan juga dari neraka dengan syafaat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Dan setelah itu para malaikat pun memberi syafaat, para nabi memberi syafaat, para shalihin memberi syafaat, para syuhada' memberi syafaat, dan semuanya memberi syafaat mengangkat mereka dari neraka, subhanallah cinta Allah kepada ummat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bukan hanya Rasulullah yang memberi syafaat tetapi beliau adalah yang pertama kali memberi syafaat, kemudian dibagikan kepada ummatnya untuk memberikan syafaat juga kepada yang lainnya. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika tiada lagi tersisa manusia kecuali orang yang sama sekali tidak mempunyai amal baik sekecil apapun, sampai tiba waktu yang Allah kehendaki, maka Allah subhanahu wata'ala berkata: " sekarang Aku yang akan memberi syafaat" , maka Allah mengeluarkan semua yang tidak menyembah selainNya dan yang mengakui Muhammad utusan Allah subhanahu wata'ala dari neraka kemudian dimasukkan kedalam surga setelah dibersihkan dari dosa-dosa dan dimandikan , maka disaat itu penduduk surga berkata: " Mereka adalah orang-orang yang dibebaskan oleh Allah, padahal mereka sama sekali tidak mempunyai amal kebaikan tetapi mereka tidak menyembah selain Allah dan mengakui nabi Muhammad sebagai utusan Allah".

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Inilah hadits terakhir yang saya sampaikan, dan tentunya maksud saya dengan menyampaikan hadits ini bukan berarti supaya kita tidak perlu repot-repot beramal baik karena kita pasti masuk surga, tidak demikian. Tetapi ingatlah karena banyak berbuat dosa bisa menjadikan kita tidak bisa mengakui " Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah" saat wafat nanti, hal ini yang sangat menakutkan yaitu kematian suul khatimah, kematian suul khatimah adalah kematian orang yang meremehkan dosa hingga sampai pada saat kematian Allah tidak mengizinkannya mengucapakan " Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah", maka ia akan kemana, ia akan kekal dimana?!. Oleh sebab itu Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan dari hadits ini bahwa menjadi kebiasaan yang mulia untuk mengucapkan kalimah "Laa ilaaha illallah" dengan berulang-ulang didalam setiap kesempatan , karena itu adalah sumpah setia seorang hamba kepada Allah, dan sumpah setia Allah kepada hamba. Jika kita telah mengakui tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad utusan Allah, maka saat itu pula Allah telah bersumpah untuk tidak membuat kita kekal di neraka. Itulah sumpah setia Allah kepada kita, dan maksud saya menyampaikan hal ini adalah untuk memberikan semangat bagi hadirin hadirat, bahwa tuhan ku dan kalian adalah maha pemurah, jika orang yang tidak mempunyai amal baik sama sekali pun dimuliakan oleh Allah, maka terlebih lagi orang yang selalu memperbanyak amal baik, terlebih lagi yang rindu kepada Allah, terlebih lagi yang cinta kepada Rasulullah, terlebih lagi yang di hari kiamat datang terang benderang dengan sunnah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bukannya mereka hanya diberi syafaat tetapi mereka diberi syafaat untuk memberi syafaat lagi kepada orang lain, maka betapa bangganya ayah ibumu, betapa bangganya teman dan kerabatmu jika engkau yang menyelamatkannya dari api neraka karena cintamu kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan banyaknya engkau beramal ibadah.

Hadirin hadirat, kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala agar Allah menangkan hati kita, mengabulkan setiap hajat kita, semoga Allah membukakan gerbang kebahagiaan, gerbang ketenangan, kedamaian, keluhuran dan melimpahkan cahaya kebahagiaan di dunia dan di akhirah kepada kita. Wahai sang pemilik dunia dan akhirah, kami menyebut namaMu yang maha luhur, dan terluhurkan yang memanggil namaMu di dunia dan akhirah, maka muliakan kami dengan anugerah-anugerahMu di dunia dan akhirah dengan anugerah yang belum terbayang oleh kami keindahannya, wahai sang pemilik anugerah yang tiada henti-hentinya melimpahkan anugerah sepanjang waktu dan zaman..

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Yang ingin saya sampaikan saat ini adalah bagi mereka yang tidak lulus jangan berputus asa, dan yang lulus hati-hati jangan berpesta pora: " kita sudah lulus mari kita berpesta, maksiat dan lainnya", hati-hati karena setiap dosa itu menciptakan musibah di masa mendatang, karena musibah itu datang untuk menghapus dosa, jadi orang yang berbuat dosa itu berarti dia telah membuat musibah untuk masa mendatangnya, maka perbanyaklah istighfar supaya musibah itu sirna, dan sekedar memberi semangat bagi yang tidak lulus, saya dulu ketika sekolah waktu itu saya melihat pelajaran Biologi dan saya tidak lulus karena memang saya malas, maunya hadir maulid terus, belajar juga malas maka guru pun marah kepada saya, dan saya pun kesal, dan saya meminta waktu 3 hari untuk mengulang ujian dan guru pun memperbolehkans, dan dalam 3 hari saya hafalkan kira-kira 15 halaman, saya kesal karena guru mencaci dan mencela orang yang cinta kepada Rasul, maka akan saya buktikan, dan dalam 3 hari saya hafal semua itu, maka saya pun meminta untuk ujian lagi dan ternyata nilai saya 100, lalu guru menyangka bahwa saya pasti menyontek, maka saya katakana jika tidak percaya silahkan ujian lisan, maka 3 guru yang menguji saya saat itu dan semuanya membawa buku, dan nilai saya 100 lagi, akhirnya guru itu berkata dengan kesal " kamu sebenarnya bisa cuma pemalas.. (ucapan habibana dalam santai berceloteh)

Hadirin hadirat, sebenarnya orang yang banyak berdzikir sebenarnya lebih cerdas dari yang lain karena hatinya tenang, cuma barangkali kalian tidak lulus hanya karena kalian kurang giat, jika kalian lebih giat pasti kalian lebih mudah belajar daripada yang lainnya yang tidak pernah hadir di majelis-majelis dzikir, kalian lebih cerdas karena hati kalian lebih tenang, lebih sejuk dan lebih mudah untuk menghafal daripada orang-orang yang tenggelam dalam banyak dosa. Hadirin hadirat, yang kedua masalah helm mohon diperhatikan jika ke majelis ta'lim mohon dipakai helmnya, yang tidak mempunyai helm dan tidak punya dana untuk membelinya semoga Allah memberikan keluasan rizki dan keberkahan, karena yang malu saya ketika ada ucapan-ucapan yang menghina majelis ta'lim jika ada yang hadir ke majelis dengan tidak tertib. Yang terakhir doa kita untuk kesuksesan acara kedatangan guru mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad Al Hafizh yang akan datang insyaallah di pertengahan Juni, dan kita mempunyai dua acara akbar yaitu di hari beliau datang dan di hari beliau pulang, kebetulan kepulangan beliau jam 12.40 malam jadi disempatkan hadir dulu di majelis kita di Monas, dan kedatangan beliau hari Kamis dan malamnya rencana kita adalah acara di Gelora Bung Karno insyaallah sukses, acara di Monas ketika kepulangan beliau insyaallah sukses, setelah itu Isra' Mi'raj 8 Juli semoga sukses, setelah itu Nisfu Sya'ban semoga sukses, kemudian haul Ahlul Badr 17 Ramadhan semoga sukses, tidak henti-hentinya kita membenahi diri kita , wilayah dan bangsa kita dengan kedamaian, dzikir dan panggung-panggung sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, semoga dzikir dan shalawat kepada Rasulullah semakin menggemuruh dan menggema membawa kedamaian dan keberkahan, amin allahumma amin. Selanjutnya kalimat talqin oleh Al Habib Hud bin Baqir Al Atthas dan doa penutup oleh Al Habib Sofyan Basyaiban, falyatafaddhal.

Senin, 19 April 2010

Tanggapan Hb Munzir Atas Penggusuran Makam Gubah Haddad

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Wednesday, 14 April 2010
Tanggapan Hb Munzir Atas Penggusuran Makam Gubah Haddad


Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Rahmat dan kesejukan semoga selalu berlimpah pada saudara saudariku muslimin muslimat, khususnya saudara saudariku Jamaah Majelis Rasulullah saw.

ImageSaudara saudariku yg kumuliakan,
Allah swt berfirman : “Telah kami cantumkan dalam kitab Zabur (jauh sebelum Alqur;an diturunkan) setelah peringatan kalamullah dilangit, bahwa Bumi akan diwariskan pd hamba hamba Allah shalih, dan ini adalah manfaat besar bagi mereka kaum yg banyak beribadah, dan tiadalah Kuutus engkau (wahai Muhammad saw) kecuali sebagai pembawa Rahmat bagi sekalian alam” (QS Al Anbiya 105.106,107).

Para shalihin berkuasa dimasa hidupnya dan tetap diberi kemuliaan oleh Allah dan dilindungi setelah wafatnya, terbukti makam makam shalihin tidak bisa disentuh tsunami di aceh, terbukti pemakaman Al Hawi tak bisa digusur dan dipindahkan, terbukti Makam hb Nuh Al habsyi di Singapura tak bisa digusur oleh pemerintah singapura,

Namun ada juga para shalihin yg makamnya dipindahkan, sebagaimana Al Arif Billah Alhabib Muhammad bin hud Alattas, (ayah dari Al arif billah Alhabib Umar bin Hud Alatttas), juga Al Arif billah Alhabib Abdullah bin Salim Alattas (kakek dari Hb Hud Alattas), pekuburan mereka dipindahkan ke pekuburan karet oleh gubernur Ali Sadikin masa itu, namun bisa dipindahkan.

Menunjukkan bahwa pemindahan pekuburan shalihin tak akan bisa dilakukan siapapun kecuali ia ridho dan dg izin Allah swt tentunya.

Penolakan ruh mereka atas pekuburan mereka dipindahkan tentunya bisa saja bukan karena mereka tak mau jasadnya dipindahkan, namun dg kehendak Allah swt yg mungkin wilayah itu sangat membutuhkan keberadaan jasad mereka tetap berada disana sebagai lambang kekuatan Allah swt dan Rahmat bagi penduduk sekitar,

Namun sebaliknya bisa saja pekuburan shalihin dipindahkan, dg kehendak Allah, karena akan membawa manfaat lebih besar bagi penduduk yg tempat makam mereka akan dipindahkan.

Sebagaimana ayat diatas terkait dg ayat berikutnya yaitu hal itu merupakan manfaat besar bagi mereka yg banyak beribadah, dan diperjelas dg ayat selanjutnya bahwa keberadaan Rasul saw adalah untuk membawa Rahmat bagi alam, dan para wali Allah dan shalihin adalah para penerus pembawa Rahmat Allah swt setelah wafatnya Rasul saw.

Kembali pada pokok masalah, yaitu rencana penggusuran makam Qubbah Haddad di priok, hal itu tak akan bisa terjadi jika tak dikehendaki ruh sohibul makam dan dg Izin Allah swt tentunya, namun bisa saja dikehendaki oleh Allah swt untuk membawa manfaat pada wilayah muslimin yg akan menjadi tempat pindahnya makam itu kelak.

Instruksi saya untuk seluruh jamaah majelis Rasulullah saw, dan himbauan saya pada seluruh muslimin muslimat, jangan mengambil tindakan kekerasan, dan jangan pula menyalahkan yg mengambil cara ketegasan.

Kita berusaha secara baik baik, tanpa perlu ada keributan.

Izinkan saya meneruskan masalah ini pd pejabat terkait, saya sudah menghubungi Sekda Gubernur DKI, dan ia pula yg sering membantu kita dan telah instruksikan pada seluruh walikota DKI untuk membuat cabang majelis Rasulullah di wilayah para masing masing walikota DKI, ia mengatasi semua walikota di Jakarta dan sangat mendukung kita, posisinya adalah sekertaris Gubernur, saya menlpon beliau untuk meminta penggusuran itu dibatalkan.

Bpk Muhayat memberi kejelasan sbgbr :
Baik Habib, kami tanggapi himbauan habib, kami akan instruksi penarikan satpol PP untuk mundur dari wilayah, dan Makam tidak digusur, tapi penghuni sekitar yg mungkin akan terkena rencana penggusuran,

Lalu saya tegaskan lagi dg meminta penjelasan : kembali ke puncak masalah pak, secara singkat saja, jadi permintaan kami telah jelas bahwa makam tidak digusur??, beliau menjawab : “jelas dan dimengerti habib, insya Allah tidak digusur, namun saya perlu klarifikasi pd Bpk Gubernur utk lebih jelasnya, namun ayahanda dari Bpk Gubernur wafat dan kami sedang sibuk dalam pemakaman, akan kami hubungi habib lagi”.

Maka saudara saudariku tenanglah, demikian himbauan saya pada seluruh saudara saudaraku tercinta kaum muslimin, namun utk saudara saudara kita yg memilih cara ketegasan kita tidak memusuhinya, mereka saudara saudara kita juga, Cuma masing masing punya cara dan strategi dalam hal ini.

namun instruksi saya khusus pada seluruh jamaah Majelis Rasulullah saw utk tidak terjun langsung, karena ini mengancam rencana agung kita utk membenahi Jakarta sebagai kota kedamaian dan kota Sayyidina Muhammad saw, dan kita berpegang pd sanad guru mulia kita dan himbauan beliau, bahwa kita menggunakan cara kelembutan, namun tidak memusuhi yg memakai cara ketegasan.

kami akan terus memperjuangkan hal ini bersama fihak Rabithal alawiyyah tanpa melibatkan massa, kami akan terus mengajukan kpd Bpk Sekda, Gubernur, dan kalau perlu sampai kepada Presiden RI, jika masih juga gagal, maka itu sudah kehendak Allah swt dan kita tidak bisa melawan takdir Nya, kita menahan diri utk 1 hal setelah berusaha, namun kita terus berjuang untuk sejuta hal lainnya dalam pembenahan ummat, mudah mudahan penggusuran digagalkan sebagaimana kabar terakhir yg sampai pada saya, bahwa Gubernur menerima untuk tidak menggusur makam dan tidak melarang jamaah berziarah.

Mengenai jatuhnya korban sebab oknum satpol PP dll, kita menyesalkan itu, namun merekapun bagian masyarakat kita pula, mereka bagian keluarga kita pula, buruknya mereka maka aib kita pula karena saudara sebangsa, dan baiknya mereka juga merupakan baiknya nama kita dan bangsa kita, dan mereka juga jelas organisasi aparat yg perlu mendapat bimbingan pula para Da;I dan ulama agar lebih mengenal akhlak dalam menjalankan tugasnya, hal inipun akan kita perjuangkan Insya Allah pada pejabat terkait.

Demikian saudara saudaraku sekalian
Salam hormat

(Munzir Almusawa)

Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad

( Pelabuhan Petikemas – Tanjung Priok )

Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad lahir di di Ulu, Palembang, Sumatera selatan, pada tahun 1291 H / 1870 M. Semasa kecil beliau mengaji kepada kakek dan ayahnya di Palembang. Saat remaja, beliau mengembara selama babarapa tahun ke Hadramaut, Yaman, untuk belajar agama, sekaligus menelusuri jejak leluhurnya, Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, Shohib Ratib Haddad, yang hingga kini masih dibaca sebagian besar kaum muslimin Indonesia. Beliau menetap beberapa tahun lamanya, setelah itu kembali ke tempat kelahirannya, di Ulu, Palembang

Ketika petani Banten, dibantu para Ulama, memberontak kepada kompeni Belanda (tahun 1880), banyak ulama melarikan diri ke Palembang; dan disana mereka mendapat perlindungan dari Habib Hasan. Tentu saja pemerintah kolonial tidak senang. Dan sejak itu, beliau selalu diincar oleh mata-mata Belanda.

Pada tahun 1899, ketika usianya 29 tahun, beliau berkunjung ke Jawa, ditemani saudaranya, Habib Ali Al-Haddad, dan tiga orang pembantunya, untuk berziarah ke makam Habib Husein Al Aydrus di Luar Batang, Jakarta Utara, Sunan Gunung Jati di Cirebon dan Sunan Ampel di Surabaya. Dalam perjalanan menggunakan perahu layar itu, beliau banyak menghadapi gangguan dan rintangan. Mata-mata kompeni Belanda selalu saja mengincarnya. Sebelum sampai di Batavia, perahunya di bombardier oleh Belanda. Tapi Alhamdulillah, seluruh rombongan hingga dapat melanjutkan perjalanan sampai di Batavia.

Dalam perjalanan yang memakan waktu kurang lebih dua bulan itu, mereka sempat singgah di beberapa tempat. Hingga pada sebuah perjalanan, perahu mereka dihantam badai. Perahu terguncang, semua perbekalan tumpah ke laut. Untunglah masih tersisa sebagian peralatan dapur, antara lain periuk, dan beberapa liter beras. Untuk menanak nasi, mereka menggunakan beberapa potong kayu kapal sebagai bahan bakar. Beberapa hari kemudian, mereka kembali dihantam badai. Kali ini lebih besar. Perahu pecah, bahkan tenggelam, hingga tiga orang pengikutnya meninggal dunia. Dengan susah payah kedua Habib itu menyelamatkan diri dengan mengapung menggunakan beberapa batang kayu sisa perahu. Karena tidak makan selama 10 hari, akhirnya Habib Hasan jatuh sakit, dan selang beberapa lama kemudian beliaupun wafat.

Sementara Habib Ali Al-Haddad masih lemah, duduk di perahu bersama jenazah Habib Hasan, perahu terdorong oleh ombak-ombak kecil dan ikan lumba-lumba, sehingga terdampar di pantai utara Batavia. Para nelayan yang menemukannya segera menolong dan memakamkan jenazah Habib Hasan. Kayu dayung yang sudah patah digunakan sebagai nisan dibagian kepala; sementara di bagian kaki ditancapkan nisan dari sebatang kayu sebesar kaki anak-anak. Sementara periuk nasinya ditaruh disisi makam. Sebagai pertanda, di atas makamnya ditanam bunga tanjung. Masyarakat disekitar daerah itu melihat kuburan yang ada periuknya itu di malam hari selalu bercahaya. Lama-kelamaan masyarakat menamakan daerah tersebut Tanjung periuk. Sesuai yang mereka lihat di makam Habib Hasan, yairtu bunga tanjung dan periuk.

Konon, periuk tersebut lama-lama bergeser dan akhirnya sampai ke laut.
Banyak orang yang bercerita bahwa, tiga atau empat tahun sekali, periuk tersebut di laut dengan ukuran kurang lebih sebesar rumah. Diantara orang yang menyaksikan kejadian itu adalah anggota TNI Angkatan Laut, sersan mayor Ismail. Tatkala bertugas di tengah malam, ia melihat langsung periuk tersebut.

Karena kejadian itulah, banyak orang menyebut daerah itu : Tanjung Periuk.
Sebenarnya tempat makam yang sekarang adalah makam pindahan dari makam asli. Awalnya ketika Belanda akan menggusur makam Habib Hasan, mereka tidak mampu, karena kuli-kuli yang diperintahkan untuk menggali menghilang secara misterius. Setiap malam mereka melihat orang berjubah putih yang sedang berdzikir dengan kemilau cahaya nan gemilang selalu duduk dekat nisan periuk itu. Akhirnya adik Habib Hasan, yaitu Habib Zein bin Muhammad Al-Haddad, dipanggil dari Palembang khusus untuk memimpin doa agar jasad Habib Hasan mudah dipindahkan. Berkat izin Allah swt, jenazah Habib Hasan yang masih utuh, kain kafannya juga utuh tanpa ada kerusakan sedikitpun, dipindahkan ke makam sekarang di kawasan Dobo, tidak jauh dari seksi satu sekarang.

Salah satu karomah Habib Hasan adalah suatu saat pernah orang mengancam Habib Hasan dengan singa, beliau lalu membalasnya dengan mengirim katak. Katak ini dengan cerdik lalu menaiki kepala singa dan mengencingi matanya. Singa kelabakan dan akhirnya lari terbirit-birit.

( Al – Kisah No. 07 / Tahun III / 28 Maret – 10 April 2005 & No. 08 / Tahun IV / 10-23 April 2006 )

Sumber MT Ashalatu ‘Alan Nabi

Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A kurang lebih 23 tahun dimaqamkan, pemerintah belanda pada saat itu bermaksud membangun pelabuhan di daerah itu. Pada saat pembangunan berlangsung banyak sekali kejadian yang menimpa ratusan pekerja (kuli) dan opsir belanda sampai meninggal dunia. Pemerintah belanda menjadi bingung dan heran atas kejadian tersebut dan akhirnya menghentikan pembangunan yang sedang dilaksanakan.

Rupanya pemerintah belanda masih ingin melanjutkan pembangunan pelabuhan tersebut dengan cara pengekeran dari seberang (sekarang dok namanya), alangkah terkejutnya mereka saat itu ketika melihat ada orang berjubah putih sedang duduk dan memegang tasbih di atas maqam. Maka dipanggil beberapa orang mandor untuk membicarakan peristiwa tersebut. Setelah berembuk diputuskan mencari orang yang berilmu yang dapat berkomunikasi dengan orang yang berjubah putih yang bukan lain adalah Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A. setelah berhasil bertemu orang berilmu yang dimaksud (seorang kyai) untuk melakukan khatwal, alhasil diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1.Apabila daerah (tanah) ini dijadikan pelabuhan oleh pemerintah belanda tolong sebelumnya pindahkanlah saya terlebih dulu dari tempat ini.
2.Untuk memindahkan saya, tolong hendaknya hubungi terlebih dulu adik saya yang bernama Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A yang bertempat tinggal di Ulu Palembang, Sumatera Selatan.

Akhirnya pemerintah belanda menyetujui permintaan Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A (dalam khatwalnya) kemudian dengan menggunakan kapal laut mengirim utusannya termasuk orang yang berilmu tadi untuk mencari Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A yang bertempat tinggal di Ulu, Palembang.

Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A sangat mudah ditemukan di Palembang, sehingga dibawalah langsung ke Pulau Jawa untuk membuktikan kebenarannya. Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A dalam khatwalnya membenarkan “Ini adalah maqam saudaraku Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A yang sudah lama tidak ada kabarnya.”

Selama kurang lebih 15 hari lamanya Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A menetap untuk melihat suasana dan akhirnya Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A dipindahkan di jalan Dobo yang masih terbuka dan luas. Dalam proses pemindahan jasad Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A masih dalam keadaan utuh disertai aroma yang sangat wangi, sifatnya masih melekat dan kelopak matanya bergetar seperti orang hidup.

Setelah itu Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A meminta kepada pemerintah belanda agar maqam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A itu dipagar dengan kawat yang rapih dan baik serta diurus oleh beberapa orang pekerja. Pemerintah belanda pun memenuhi permintaan Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A.

Setelah permintaan dipenuhi Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A meminta waktu 2 sampai 3 bulan lamanya untuk menjemput keluarga beliau yang berada di Ulu, Palembang. Untuk kelancaran penjemputan itu, pemerintah belanda memberikan fasilitas. Dalam kurun waktu yang dijanjikan Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A kembali ke Pulau Jawa dengan membawa serta keluarga beliau.

Dalam pemindahan jenazah Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadda R.A tersebut banyak orang yang menyaksikan diantaranya :
1.Al Habib Muhammad Bin Abdulloh Al Habsy R.A
2.Al Habib Ahmad Dinag Al Qodri R.A, dari gang 28
3.K.H Ibrahim dari gang 11
4.Bapak Hasan yang masih muda sekali saat itu
5.Dan banyak lagi yang menyaksikan termasuk pemerintah belanda

Kemudian Bapak Hasan menjadi penguru maqam Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadda R.A. Saat ini semua saksi pemindahan tersebut sudah meninggal. Merekalah yang menyaksikan dan mengatakan jasad Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadda R.A masih utuh dan kain kafannya masih mulus dan baik, selain itu wangi sekali harumnya.

Dipemakaman itulah dikebumikan kembali jasad Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadad R.A yang sekarang ini pelabuhan PTK (terminal peti kemas) Koja Utara, Kecamatan Koja, Tanjung Priuk – Jakarta Utara.

Setelah pemindahan maqam banyak orang yang berziarah ke maqam Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadda R.A sebagaimana yang diceritakan oleh putera Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A yaitu Al Arif Billah Al Habib Ahmad Bin Zein Al Haddad R.A.

Pada Tahun 1841 Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A di gang 12 kelurahan Koja Utara kedatangan tamu yaitu Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad R.A (orang yang selamat dalam perjalanan dari Ulu, Palembang ke Pulau Jawa) dan beliau menceritakan kejadian yang dialaminya bersama Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadad R.A beserta 3 orang azami. Cerita tersebut disaksikan Al Arif Billah Al Habib Ahmad Bin Zein Al Haddad R.A. Dari cerita itulah maka dijadikannya Maqib Maqom Kramat Situs Sejarah Tanjung Priuk (dalam pelabuhan peti kemas (TPK) Koja, Tanjung Priuk, Jakarta Utara).

Sejarah Makam Keramat Mbah Priok



Kerusuhan di Maqam Mbah Priok Sejarah Makam Keramat Mbah Priok

Darah tertumpah di muka makam keramat Mbah Priok di Koja, Jakarta Utara, Rabu 14 April 2010. Kerusuhan antara aparat dan warga diwarnai berbagai aksi kekerasan.

Ada yang tewas tergeletak, sementara korban-korban lain berjatuhan karena sabetan kelewang, diinjak-injak, dan jadi sasaran pukulan — demi sebuah tanah makam.

Bagi warga masyarakat, Mbah Priok atau Habib Hasan bin Muhammad al Haddad bukan tokoh biasa. Dia adalah penyebar agama Islam dan seorang tokoh yang melegenda. Namanya bahkan jadi cikal bakal nama kawasan Tanjung Priok.

Mbah Priok bukan orang asli Jakarta. Dia dilahirkan di Ulu, Palembang, Sumatera Selatan pada 1722 dengan nama Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A.

Al Imam Al Arif Billah belajar agama dari ayah dan kakeknya, sebelum akhirnya pergi ke Hadramaut, Yaman Selatan, untuk memperdalam ilmu agama.

Menjadi penyebar syiar Islam adalah pilihan hidupnya. Pada 1756, dalam usia 29 tahun, dia pergi ke Pulau Jawa.

Al Imam Al Arif Billah tak sendirian, dia pergi bersama Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad dan tiga orang lainnya menggunakan perahu.

Konon, dalam perjalanannya, rombongan dikejar-kejar tentara Belanda. Namun, mereka tak takluk.

Dalam perjalanan yang makan waktu dua bulan, perahu yang mereka tumpangi dihantam ombak. Semua perbekalan tercebur, tinggal beberapa liter beras yang tercecer dan periuk untuk menanak nasi.

Suatu saat rombongan ini kehabisan kayu bakar, bahkan dayung pun habis dibakar. Saat itu, Mbah Priok memasukan periuk berisi beras ke jubahnya. Dengan doa, beras dalam periuk berubah menjadi nasi.

Cobaan belum berakhir, beberapa hari kemudian datang ombak besar disertai hujan dan guntur. Perahu tak bisa dikendalikan dan terbalik. Tiga orang tewas, sedangkan Al Imam Al Arif Billah dan Al Arif Billah Al Habib harus susah payah mencapai perahu hingga perahu yang saat itu dalam posisi terbalik.

Dalam kondisi terjepit dan tubuh lemah, keduanya salat berjamaah dan berdoa. Kondisi dingin dan kritis ini berlangsung 10 hari, sehingga wafatlah Al Imam Al Arif Billah.

Sedangkan Al Arif Billah Al Habib alam kondisi lemah duduk diatas perahu disertai priuk dan sebuah dayung — terdorong ombak dan diiringi lumba-lumba menuju pantai.

Kejadian itu disaksikan beberapa orang yang langsung memberi bantuan. Jenazah Al Imam Al Arif Billah dimakamkan. Dayung yang yang sudah pendek ditancapkan sebagai nisan. Di bagian kaki ditancapkan kayu sebesar lengan anak kecil — yang akhirnya tumbuh menjadi pohon tanjung.

Sejarah Panjang Makam Mbah Priok


dok/beritajakarta.com
BERITAJAKARTA.COM — 16-04-2010 13:08
Makam Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad atau lebih dikenal dengan sebutan makam Mbah Priok, di Jl TPU Dobo, Koja, Jakarta Utara, belakangan ini mendadak heboh. Setidaknya nama makam ini menjadi perbincangan hangat tidak hanya di seantero DKI Jakarta, akan tetapi sudah ke seluruh pelosok Indonesia bahkan hingga dunia internasional. Persisnya, setelah pecah konflik dan bentrok fisik antara petugas Satpol PP DKI dengan massa pengikut ahli waris makam Mbah Priok.

Bentrok fisik terjadi saat petugas akan melakukan penertiban terhadap gapura dan pendopo makam tersebut, yang diduga tak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB), Rabu (14/4) pagi. Namun aksi petugas ini dihalau oleh 400-an massa hingga terjadi bentrok fisik yang menyebabkan tiga petugas Satpol PP meninggal dunia dan seratusan lainnya mengalami luka berat dan ringan.

Mungkin, nama makam Mbah Priok ini tidak akan sepopuler sekarang ini, jika tak ada bentrok fisik hingga menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Kendati sebelumnya memang, banyak orang yang sudah tahu atau bahkan rutin berziarah ke makam keramat tersebut. Akan tetapi jumlahnya tidak sebanyak sekarang ini.

Bagi sebagian umat Islam di Jakarta, utamanya yang aktif dalam sebuah pengajian atau majelis taklim, bisa jadi telah mengetahui asal usul makam tersebut. Karena memang sejarah makam tersebut, sangat erat kaitannya dengan nama tokoh ulama besar yang juga penyebar agama Islam di DKI Jakarta dan di Pulau Jawa pada abad ke-18.

Kala itu, bagi masyarakat, nama Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad atau sekarang akrab disebut Mbah Priok, bukanlah tokoh biasa. Ia merupakan ulama besar, penyebar agama Islam dan seorang tokoh yang melegenda. Namanya bahkan jadi cikal bakal nama kawasan Tanjung Priok.

Mbah Priok bukan orang asli Jakarta, akan tetapi ia dilahirkan di Ulu, Palembang, Sumatera Selatan pada 1722 dengan nama Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A. Al Imam Al Arif Billah belajar agama dari ayah dan kakeknya, sebelum akhirnya pergi ke Hadramaut, Yaman Selatan, untuk memperdalam ilmu agama.

Menjadi penyebar syiar Islam adalah pilihan hidupnya. Pada 1756, dalam usia 29 tahun, ia pergi ke Pulau Jawa. Al Imam Al Arif Billah tak sendirian, ia pergi bersama Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad dan tiga orang lainnya menggunakan perahu. Konon, dalam perjalanannya, rombongan dikejar-kejar tentara Belanda. Namun mereka tak takluk.

Dalam perjalanan yang memakan waktu dua bulan itu, perahu mereka dihantam ombak. Semua perbekalan tercebur ke laut, tinggal beberapa liter beras yang tercecer dan periuk untuk menanak nasi. Suatu saat, rombongan ini kehabisan kayu bakar, bahkan dayung pun habis dibakar. Saat itu, Mbah Priok memasukan periuk berisi beras ke jubahnya. Dengan doa, beras dalam periuk berubah menjadi nasi.

Cobaan belum berakhir, beberapa hari kemudian datang ombak besar disertai hujan dan petir. Perahu tak bisa dikendalikan dan terbalik. Tiga orang tewas, sedangkan Al Imam Al Arif Billah dan Al Arif Billah Al Habib harus susah payah mencapai perahu hingga perahu yang saat itu dalam posisi terbalik.

Dalam kondisi terjepit dan tubuh lemah, keduanya lalu shalat berjamaah dan berdoa. Kondisi dingin dan kritis ini berlangsung 10 hari, sehingga wafatlah Al Imam Al Arif Billah. Sedangkan Al Arif Billah Al Habib dalam kondisi lemah duduk di atas perahu disertai priuk dan sebuah dayung, terdorong ombak dan diiringi lumba-lumba menuju pantai.

Kejadian itu disaksikan beberapa orang yang langsung memberi bantuan. Jenazah Al Imam Al Arif Billah dimakamkan. Dayung yang yang sudah pendek ditancapkan sebagai nisan. Di bagian kaki ditancapkan kayu sebesar lengan anak kecil, yang akhirnya tumbuh menjadi pohon tanjung.

Sedangkan periuk nasi yang biasa digunakan untuk menanak beras secara ajaib diletakkan di sisi makam. Konon, periuk tersebut lama-lama bergeser dan akhirnya sampai ke laut. Banyak orang mengaku jadi saksi, 3 atau 4 tahun sekali periuk itu timbul di laut dengan ukuran sebesar rumah.

Berdasarkan kejadian itu, daerah tersebut akhirnya dinamakan dengan Tanjung Priuk. Nama Al Imam Al Arif Billah pun dikenal jadi `Mbah Priok. Sedangkan rekan perjalanan Mbah Priok, Al Arif Billah Habib Ali Al Haddad dikabarkan sempat menetap di daerah itu. Namun tak lama kemudian ia melanjutkan perjalanannya hingga berakhir di Sumbawa.

Mulanya, makam asli Mbah Priok ada di kawasan Pondok Dayung. Namun pada suatu saat, makam ini dipindahkan ke lokasi yang ada sekarang, di Jl TPU Dobo, Koja. Ironisnya, semakin berkembangnya kemajuan zaman, di kawasan pemakaman tersebut tumbuh kawasan pelabuhan terpadu Tangjungpriok. Hingga akhirnya, makam ulama besar ini posisinya berdampingan dengan terminal peti kemas (TPK) Koja dan pemukiman warga.

Masyarakat pun tak mempedulikannya, setiap saat selalu ziarah dan takziah di makam tersebut. Sholawat dan salam, takbir, tahmid senantiasa berkumandang di tempat tersebut. Bahkan setiap Kamis malam, umat muslim selalu berzikir, berdoa bersama, dan menggelar pengajian secara rutin. Umat muslim yang datang bukan hanya warga ibu kota, akan tetapi juga berasal dari berbagai pelosok di negeri ini. Biasanya kegiatan tersebut selalu diselingi dengan acara makan bersama, yang disajikan oleh para ahli waris makam tersebut.

Kodrat berdampingan dengan pelabuhan ini pula, nampaknya yang menjadi pemicu terjadinya konflik. Apalagi PT Pelindo mengklaim bahwa sebagian lahan yang digunakan dengan ahli waris adalah miliknya, sesuai dengan hak pengelolaan lahan (HPL) Nomor 01/Koja dengan luas 1.452.270 meter persegi.

Sengketa kepemilikan tanah ini pun diajukan gugatan oleh Habib Muhamman bin Achmad selaku ahli wais makam Mbah Priok kepada Pengadilan Negeri Jakarta Utara dengan nomor perkara 245/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Ut. Selain itu juga telah dikeluarkan putusan PN Jakarta Utara pada 5 Juni 2001 dengan amar putusan bahwa gugatan penggugat tidak dapat diterima. Pertimbangan hukumnya adalah kuasa hukum penggugat tidak sah, gugatan penggugat tidak jelas dan kurang pihak.

Mendengar hal itu, ahli waris Mbah Priok beserta pengikutnya mengajukan protes. Mereka mengklaim bidang tanah ini milik ahli waris dan bukan milik PT Pelindo II. Klaim dinyatakan berdasarkan Eigendom Verponding No.4341 dan No.1780. Namun setelah dilakukan penelitian kembali oleh Kantor Pertanahan Jakarta Utara, tanah tersebut dinyatakan telah tertulis sebagai milik PT Pelindo II.

Kantor Pertanahan Jakarta Utara telah mengeluarkan surat tertanggal 6 Februari No 182/09.05/HTPT tentang permintaan penjelasan status tanah makam Al Haddad. Dalam surat tersebut dinyatakan status tertulis tanah di Jl Dobo atas nama Gouvernement Van Nederlandch Indie dan telah diterbikan sertifikat hak pengelolaan No 1/Koja utara atas nama Perum Pelabuhan II.

Setelah ada pembicaraan dengan ahli waris, disepakati makam dan kerangka Mbah Priok dipindahkan ke TPU Semper, Jakarta Utara pada 21 Agustus 1995. Sedangkan makam lainnya atau sebanyak 28.300 kerangka juga telah dipindahkan ke TPU Semper pada tahun 1995, sebagian kerangka ada yang dibawa ke luar kota sesuai permintaan ahli waris

Namun, pada September 1999, makam Mbah Priok dibangun kembali di lokasi bekas TPU Dobo, diikuti dengan satu bangunan liar berupa pendopo tanpa izin dari PT Pelindo II dan tidak memiliki IMB dari Dinas Pengawasan dan Penertiban (P2B) DKI Jakarta. Tentunya ini melanggar ketentuan UU No 51/Prp/ tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah tanpa ijin yang berhak atau kuasanya.

Dengan dasar itulah, Pemprov DKI melakukan pembongkaran terhadap gapura dan pendopo itu. Alasan pembongkaran baru dilakukan sekarang karena tanah itu sudah diserahterimakan ke PT Pelindo II. Sehingga sudah menjadi tanggung jawab Pelindo II. Namun kemudian, PT Pelindo II meminta bantuan hukum kepada Pemprov DKI untuk membongkar bangunan liar tersebut, maka Pemprov DKI pun siap membantu melakukan penertiban bangunan karena dalam hal izin telah melanggar aturan yaitu tidak ada IMB.

Terkait hal tersebut, Kepala Bidang Informasi Publik Dinas Kominfo dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia, mengatakan, Pemprov DKI tidak akan membongkar makam Mbah Priok, akan tetapi hanya membongkar gapura dan pendopo yang ada di areal makam tersebut. “Sedangkan makam Mbah Priok tidak akan dibongkar dan justru akan dibuat monumen agar lebih bagus lagi dan tetap dapat dikunjungi warga. Karena kami tidak pernah melarang warga untuk mengunjungi makam tersebut,” kata Cucu, Jumat (16/4).

Wakil Walikota Jakarta Utara, Atma Sanjaya mengatakan, penertiban gapura dan pendopo di makam Mbah Priok ini sesuai dengan instruksi gubernur DKI nomor 132/2009 tentang penertiban bangunan. Sebab bangunan tersebut berdiri di atas lahan milik PT Pelindo II, sesuai dengan hak pengelolaan lahan (HPL) Nomor 01/Koja dengan luas 1.452.270 meter persegi.

Konon pada tahun 1990-an makam ini juga pernah digusur dengan menggunakan alat berat jenis buldozer. Namun bukan kuburannya yang terbongkar, akan tetapi alatnya yang rusak dan operatornya esok harinya jatuh sakit. Padahal alat yang digunakan ini adalah buldozer dengan kondisi baru. Makam itu sudah berada ratusan tahun yang lalu, nama dari makam keramat itu adalah Al Habib Hasan Muhammad Al Haddad.

Belakangan tahun 2010, Pemprov DKI akan membongkar bangunan gapura dan pendopo yang dinilai tak ada izin mendirikan bangunannya. Namun upaya tersebut ditentang oleh seluruh pengikut Habib Zainal selaku ahli waris makam Mbah Priok tersebut.

Buntutnya, konflik hingga bentrok fisik pecah pada Rabu (14/) pagi hingga malam, saat 2000-an Satpol PP akan membongkar gapura dan pendopo yang ada di areal makam tersebut. Sekitar 400-an massa pengikut ahli waris makam Mbah Priok melakukan perlawanan. Mereka membekali diri dengan sejumlah peralatan mulai dari batu, ketapel, balok, potongan besi, hingga senjatan tajam jenis celurit, golok, serta bom molotov.

Massa kadung emosi lantaran tak terima makam tempat ziarah mereka diacak-acak. Kondisi ini kian memanas setelah disulut banyaknya selebaran gelap yang menyebutkan bahwa makam tersebut akan dibongkar, hingga rata dengan tanah dan lahannya akan diambil PT Pelindo. Padahal, sejak awal, Pemprov DKI menegaskan bahwa yang dibongkar itu hanya gapura dan pendoponya. Sedangkan makamnya, justru akan dipercantik, ditata, dan dibuatkan sebuah monumen. Bahkan makam tersebut akan dicatatkan sebagai bangunan cagar budaya yang memiliki sejarah tinggi.

Toh penjelasan Pemprov DKI ini sudah tak didengar lagi. Yang ada saat itu adalah hanya ada satu kata “lawan”. Tak heran massa pengikut ahli waris makam ini melakukan perlawanan pada petugas bahkan mereka rela mati demi sebuah pengabdian pada sang habib. Bentrok fisik pecah, tiga nyawa anggota Satpol PP melayang sia-sia, sedangkan seratusan orang lainnya, mengalami luka ringan dan luka parah hingga sekarat dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Tragedi berdarah ini memicu kemarahan umat Islam di wilayah lain. Mereka merasa disakiti, diiris-iris hatinya sehingga memberikan dukungan dan membanjiri kawasan Jakarta Utara. Gelombang aksi demo besar-besaran pun terjadi pada saat itu. Ratusan massa mengepung dan mengancam kantor walikota Jakarta Utara. Bahkan RSUD Koja pun tak luput dari serbuan massa. Mereka membabi buta, membakar seluruh mobil Satpol PP yang ada. Aksi penjarahan pun terjadi, seluruh bangkai kendaraan Satpol PP dan polisi, dipreteli. Sweeping terhadap anggota Satpol PP pun terus dilakukan hinga malam hari.

Pada esok harinya, Kamis (15/4), ribuan massa kembali turun ke jalan, mereka berunjuk rasa di depan Balaikota DKI di Jl Medan Merdeka Selatan. Tuntutannya adalah agar Pemprov DKI bertanggung jawab terhadap insiden ini dan menuntut agar Satpol PP dibubarkan. Beruntung, aksi yang dikawal oleh 1000-an anggota kepolisian dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Pusat ini tak berujung pada tindakan anarkis. Aksi tersebut berjalan damai.

Pada saat itu pula, tepatnya pukul 14.30, Pemprov DKI menggelar mediasi untuk menyelesaikan kasus makam Mbah Priok. Mediasi dipimpin oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, dengan dihadiri oleh para ahli waris makam Mbah Priok beserta beberapa pengacaranya dan Dirut PT Pelindo RJ Lino. Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono. Selain itu, hadir pula dari MUI, Komnas HAM, tokoh masyarakat, dan sebagainya.

Dari mediasi tersebut, melahirkan 9 poin kesepakatan yang harus dilaksnakan oleh pihak bertikai. Diharapkan, tidak ada lagi konflik atau bentrok fisik paska dikeluarkannya sembilan kesepakatan itu. “Mediasi ini menghasilkan 9 kesepakatan bersama yang diharapkan bisa membawa berkah dan kedamaian bagi Jakarta,” kata Prijanto, Wakil Gubernur DKI Jakarta, saat menjadi mediator antara ahli waris dan PT Pelindo, di Balaikota DKI, Kamis (15/4).

Ke-9 kesepakatan itu adalah, makam Mbah Priok tidak akan dipindah. Kemudian pendopo majelis taklim dan gapura makam akan digeser posisinya agar tidak mengganggu aktivitas pelabuhan serta terminal yang berfungsi sesuai standar internasional. “Terkait posisi gapura dan pendopo majelis akan digeser ke sebelah mana, kita serahkan kepada ahli waris dan PT Pelindo serta para tokoh agama,” ujarnya.

Kesepakatan berikutnya adalah, sisa tanah yang tengah dalam sengketa akan terus dibicarakan oleh kedua belah pihak hingga ditemukan solusinya. Untuk peristiwa bentrokan massal antara Satpol PP dan warga akan diserahkan pada hukum yang berlaku. Kesepakatan berikutnya adalah perlunya mengajak serta tokoh mayarakat dan tokoh agama untuk penyelesaian masalah. Kemudian PT Pelindo menyetujui untuk membuat MoU (perjanjian) hasil pembicaraan lebih lanjut dengan ahli waris.

Selanjutnya secara administrasi PT Pelindo II akan berkomunikasi dengan pihak ahli waris melalui tembusan Komisi A DPRD DKI Jakarta. Kemudian, PT Pelindo dan Pemprov DKI akan memperhatikan orang-orang yang menjadi korban dalam bentrokan pada Rabu (14/4) kemarin. Yakni biaya berobat di rumah sakit dan juga berobat jalan para korban bentrokan akan ditanggung oleh Pemprov DKI. Kesepakatan terakhir atau kesembilan adalah, pembicaraan antara ahli waris dan Pelindo akan dilangsungkan di Komnas HAM pada Jumat (16/4).

Ahli waris Habib Hasan Muhammad Al Haddad alias Mbah Priok yakni Habib Alwi Al Haddad, mengaku puas dengan hasil pertemuan ini. Ia berharap, pihak Pelindo tidak akan mengingkari sembilan kesepakatan yang telah dibacakan oleh Wagub Prijanto itu. Sebab selama ini, pihak ahli waris sudah merasa lelah dan tidak menginginkan lagi adanya pertikaian. “Secara keseluruhan saya puas dengan hasil pertemuan ini,” ucap Habib Alwi al Haddad.

Dirut PT Pelindo II, RJ Lino, menyetujui hasil pertemuan mediasi ini dan berjanji akan mematuhi seluruh kesepakatan. Salah satu kesepakatannya adalah untuk merenovasi dan memindahkan pendopo bersama-sama ahli waris. “Kita menyepakati hasil pertemuan, termasuk merenovasi pendopo dan juga akan dibuatkan Underground Tunnel serta tempat parkir di Jl Jampea. Kita juga akan membangun pagar di sekelilingnya agar tidak mengganggu kegiatan pelabuhan,” ucapnya.

SBY: Hentikan Penggusuran Makam Mbah Priok...!

Rabu, 14 April 2010 - 23:19 wib
TB Ardi Januar - Okezone
presidenri.go.id

JAKARTA – Bentrokan yang terjadi di makam Mbak Priok, Koja, Jakarta Utara, menyita perhatian publik, tak terkecuali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Malam tadi sekira pukul 23.00 WIB, Rabu (14/4/2010), SBY menggelar jumpa pers di Istana Negara. SBY memerintahkan agar pembongkaran makam Mbah Priok dihentikan.

“Saya sudah menginstruksikan kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menghentikan pembongkaran atau renovasi makam tersebut,” tegas SBY seperti yang disiarkan secara langsung oleh Metro TV.

Dirinya juga mengimbau kepada Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo beserta jajarannya untuk terus bersikap persuasif dan membicarakan secara baik-baik dengan warga.

“Sekali lagi saya sampaikan dan ini berlaku bagi provinsi manapun agar memilih cara pendekatan yang baik untuk melakukan penertiban,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, ratusan orang yang terdiri dari aparat kepolisian, personel Satpol PP, dan masyarakat, mengalami luka serius akibat bentrokan yang terjadi pagi hingga petang tadi. Bahkan, salah seorang anggota Satpol PP bernama W Soepoeno ditemukan tewas di lokasi kejadian.

“Tadi saya sudah mendapat kabar dari Wakil Gubernur DKI bahwa ada satu anggota Satpol PP meninggal dunia. Saya ucapkan bela sungkawa, semoga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” pungkas SBY.
(teb)

Budjet Penggusuran Makam Mbah Priok Rp11 Miliar?

Jum'at, 16 April 2010 - 18:06 wib
Frida Astuti - Okezone

JAKARTA- Sumber pendanaan upaya penggusuran makam Mbah Priok yang melibatkan ribuan personel Satpol PP memunculkan rasa penasaran dibenak para wakil rakyat di Kebon Sirih.

Terlebih beredar rumor bahwa dana operasional penggusuran mencapai Rp11 miliar. Dana ini diduga kuat berasal dari PT Pelindo II.

“Kalau memang ini benar maka termasuk pelanggaran HAM berat,” ujar juru bicara F-PPP, Matnoor Tindoan, dalam sidang paripurna hak interpelasi bentrok Koja di gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (16/4/2010).

Pertanyaan serupa juga dilontarkan juru bicara dari Fraksi PDIP. Matnoor juga mempertanyaan transparansi jumlah personel Satpol PP yang diterjunkan ke Koja pada Rabu, 14 April lalu.

“Berapa banyak Satpol PP yang diturunkan dan berapa banyak yang belum kembali. PPP minta kejelasan korban seluruhnya secara transparan baik dari Satpol maupun warga,” tegasnya.

Sementara itu, juru bicara F-PKS dan F-Demokrat mempertanyakan sejumlah miras yang ditemukan di mobil petugas Satpol PP.

“Sanksi apa yang akan diberikan terhadap sikap dan tindakan satpol PP,” imbuh juru bicara F-Partai Golkar, Asraff Ali.(ful)

Makam Mbah Priok Mestinya Dijadikan Cagar Budaya

Kamis, 15 April 2010 - 13:59 wib
Frida Astuti - Okezone
Peristiwa kerusuhan di Koja. (Foto: Heru Haryono/okezone)

JAKARTA - Bentrokan yang terjadi di daerah Koja, antara massa penolak penggusuran makam Mbah Priok dengan Satpol PP kemarin, membuat banyak pihak menyarankan dicarinya solusi yang terbaik bagi persoalan ini. Bagi anggota DPRD, dihentikannya rencana pembongkaran makam merupakan solusi terbaik.

"Solusi yang baik adalah makam tidak dibongkar," tegas anggota DPRD dari Partai Demokrat, Achmad Husin, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (15/4/2010).

Bahkan, menurutnya, makam Mbah Priok yang disebut-sebut keramat itu harus dilestarikan dan dipugar. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk menyedot wisatawan. Pemugaran bisa menggunakan anggaran APBD.

"Menggunakan anggran APBD untuk menjadikan tersebut sebagai cagar budaya," ujarnya.

Oleh karena itu, Achmad meminta, Fauzi Bowo segera mengeluarkan SK Gubernur tentang cagar budaya, untuk melestarikan situs-situs sejarah, salah satunya makam Mbah Priok.(hri)

Makam Mbah Priok Dibongkar, Foke Tutup Diri

Rabu, 14 April 2010 - 13:41 wib
Fahmi Firdaus - Okezone
Fauzi Bowo (Foto: Agung/Okezone)

JAKARTA- Bentrokan yang terjadi antara pendukung Mbah Priok dengan Satpol PP tak lepas dari kurang tanggapnya Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

Seharusnya pria yang akrab dipanggil Foke itu membuka mata dan telingga lebar-lebar karena yang terlibat bentrokan adalah warganya.

“Gubernur harus membuka diri. Ini warga negaranya sendiri, bukan teroris,” sesal anggota DPRD DKI Jakarta S Andika kepada wartawan di sekitar makam Mbah Priok, Jakarta, rabu (14/4/2010).

Andika sendiri turut menjadi korban serangan Satpol PP yang bertindak anarkistis dalam proses penggusuran makam Mbah Priok. Tubuhnya memar-memar setelah dipukuli anggota Satpol PP.

Penggusuran makam Mbah Priok bermula dari sengketa tanah antara pihak ahli waris dengan PT Pelindo. Kedua pihak mengklaim memiliki dokumen kepemilikan lahan yang sah. Hingga kini proses penggusuran masih berlangsung, namun aparat masih bentrok dengan warga pendukung Mbah Priok. Dalam bentrokan ini, dua orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka.(ful)

Penggusuran Makam Mbah Priok

Warga Masih Berjaga di Makam Mbah Priok

Kamis, 15 April 2010 - 10:26 wib
Taufik Hidayat - Okezone
Ricuh makam mbah Priok (Foto Heru H/okezone)

JAKARTA - Bentrokkan yang terjadi saat penggusuran makam Mbah Priok kemarin tidak menyurutkan warga untuk meninggalkan makam keramat tersebut. Hari ini, warga kembali melakukan penjagaan di depan makam tersebut.

Pantauan okezone di lapangan, sekira ratusan orang telah berjaga di depan makam Mbah Priok, Kamis (15/4/2010). Meski banyak, mereka tidak terlihat membawa sejumlah senjata tajam yang terlihat saat penggusuran kemarin.

Sementara itu, tidak terlihat petugas dari polisi maupun Satpol PP yang berjaga di lokasi peti kemas, Tanjung Priok. Sedangkan untuk pengamanan, hanya terlihat petugas dari satuan pengamanan Pelindo.

Untuk arus lalu lintas terpantau padat merayap. Warga terlihat masih antusias untuk mengabadikan diri di rongsokan mobil Satpol PP dan Polisi yang sudah hangus. Sebagian hanya berhenti untuk sekadar melihat sisa kerusuhan kemarin.

Kerusuhan kemarin pun, tidak menyurutkan antusias warga untuk mengunjungi makam Mbah Priok. Setidaknya tercatat sudah ratusan orang lalu lalang memasuki makam keramat tersebut.

Sebelumnya, bentrokkan terjadi saat Satpol PP akan menggusur makam Mbah Priok yang dikeramatkan warga sekitar pada Rabu 14 April pagi. Dalam aksi tersebut, dua anggota Satpol tewas dan ratusan orang lainnya luka-luka.(kem)

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog