PBNU: Umat Kehilangan Besar atas Wafatnya Kiai Fawaid
Jakarta, NU Online
Rais
Syuriyah PBNU KH Afifuddin Muhajir menyatakan, meninggalnya KH Fawaid
As’ad merupakan sebuah berita duka yang sangat dalam mengingat banyak
peran penting yang dilakukan olehnya dalam membimbing ummat.
“Kita
kehilangan bukan hanya sekedar kehilangan. Ini kesedihan mendalam tak
hanya bagi pesantren, tetapi juga bagi ummat. Santri beliau ada di
mana-mana di seluruh Indonesia,“ katanya ketika dihubungi NU Online dari Jakarta.
Kiai
Fawaid, katanya berhasil mengkombinasikan antara tradisi pesantren
salaf dengan manajemen modern sehingga banyak orang tua yang menitipkan
putra-putrinya di pesantren ini.
Tak heran, dalam dua tahun
terakhir, jumlah santri terus meningkat dan kini mencapai angka sekitar
15 ribu. Kiai Afifuddin menuturkan, santriwati mendominasi karena adanya
kekhawatiran para orang tua atas pengaruh lingkungan yang semakin
buruk, sehingga mereka dititipkan di pesantren ini.
“Santri baru
dikalangan putri sangat banyak. Banyak orang tak tenang membiarkan
putrinya ada di rumah karena parahnya kerusakan moral. Aturaan pesantren
yang ketat menjadi pilihan untuk menjaga putri mereka,“ jelasnya.
Secara
struktural, kiai Fawaid adalah pembina pesantren, tetapi secara
kultural ia adalah pengasuhnya. Kiai Afifuddin menjelaskan, proses
kepengasuhan di pesantren ini bersifat kolektif kolegian.
“Nantinya
akan ada rapat keluarga untuk menentukan pengganti beliau,“ papar Kiai
yang juga menjadi salah satu pengasuh di pesantren ini.
Ia
menjalaskan, sampai jam 3.00 WIB, jenazah masih dalam perjalanan di
Lumajang. Rencananya, Kiai As’ad akan dimakamkan setelah sholat Isya’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar