Melinda Baily
REPUBLIKA.CO.ID, SOUTH CAROLINA – Berbicara
soal hak perempuan, Melinda mulai setuju dengan beberapa hal yang ada
dalam Islam. Poin awal ini yang semakin membuatnya tertarik untuk
mempelajari Islam.
Melinda lalu mencari tahu apa yang sebenarnya disembah oleh umat Islam. Awalnya, ia berpikir Muslim menyembah Muhammad, tidak percaya pada Yesus dan tidak percaya pada Tuhan. “Ketika aku meneliti, ternyata mereka percaya pada Yesus (Isa), mereka percaya pada Tuhan, tapi mereka tidak percaya pada Trinitas.”
Saat mempelajari Islam, ia melihat banyak hal yang mirip antara Islam dan Kristen. Beberapa kisah dalam Alquran semakin memudahkannya dalam belajar. Melinda juga banyak mengetahui cerita tentang Abraham (Ibrahim), Musa dan Nuh dan begitu banyak hal yang persis sama, kecuali soal Trinitas.
Melinda lalu mempelajari posisi Muhammad dalam Islam. Ia lalu tahu bahwa Muslim tidak menyembah Nabi Muhammad. “Muhammad adalah seorang nabi yang memerintahkan untuk menyembah satu Tuhan,” kata dia.
Satu hal umum yang merupakan perdebatan besar antara Muslim dan Kristen adalah sudut pandang Islam bahwa menyembah Yesus sebagai Tuhan dianggap menyekutukan Allah. Ia kemudian mempelajari pandangan Islam tentang Yesus. "Secara pribadi, pada saat itu aku menyadari bahwa Trinitas benar-benar tidak masuk akal bagiku,” kata dia.
Namun, hal itu belum memuaskan dirinya. Banyak poin yang ia pelajari dalam Kristen, seperti Yesus adalah anak Tuhan, dan bahwa dia adalah Tuhan. Ia membandingkan dengan apa yang dikatakan umat Muslim bahwa Yesus adalah nabi dan tak pernah minta untuk disembah.
Saat konsep Trinitas sudah ia yakini kesalahannya, Melinda tak serta merta menyatakan masuk Islam. Satu hal yang menghalanginya masuk Islam adalah anggapan bahwa dirinya takkan diterima secara sosial jika menjadi Muslim. “Itu karena kesombongan kita sendiri dan prasangka. Kadang kita tidak bisa menerima seseorang dari ras yang berbeda, dari warna yang berbeda atau dari negara dan budaya yang berbeda,” ujarnya.
Namun, Melinda sadar dan segera memantapkan hatinya untuk memeluk Islam dan menikah. Ia teringat saat pertama kali akan menikah dan berpindah agama. "Sulit sekali menjelaskan pada keluarga besar yang sebagaian besar Katholik dan sebagian Kristen,” kata dia.
Ia juga mengatakan sangat sulit berada dalam suatu negara dengan kondisi minoritas namun begitu banyak prasangka. "Alhamdulillah, kini saya Muslim. Sudah menikah dan mulai menjalankan ajaran agama Islam," tegas Melinda.
Melinda lalu mencari tahu apa yang sebenarnya disembah oleh umat Islam. Awalnya, ia berpikir Muslim menyembah Muhammad, tidak percaya pada Yesus dan tidak percaya pada Tuhan. “Ketika aku meneliti, ternyata mereka percaya pada Yesus (Isa), mereka percaya pada Tuhan, tapi mereka tidak percaya pada Trinitas.”
Saat mempelajari Islam, ia melihat banyak hal yang mirip antara Islam dan Kristen. Beberapa kisah dalam Alquran semakin memudahkannya dalam belajar. Melinda juga banyak mengetahui cerita tentang Abraham (Ibrahim), Musa dan Nuh dan begitu banyak hal yang persis sama, kecuali soal Trinitas.
Melinda lalu mempelajari posisi Muhammad dalam Islam. Ia lalu tahu bahwa Muslim tidak menyembah Nabi Muhammad. “Muhammad adalah seorang nabi yang memerintahkan untuk menyembah satu Tuhan,” kata dia.
Satu hal umum yang merupakan perdebatan besar antara Muslim dan Kristen adalah sudut pandang Islam bahwa menyembah Yesus sebagai Tuhan dianggap menyekutukan Allah. Ia kemudian mempelajari pandangan Islam tentang Yesus. "Secara pribadi, pada saat itu aku menyadari bahwa Trinitas benar-benar tidak masuk akal bagiku,” kata dia.
Namun, hal itu belum memuaskan dirinya. Banyak poin yang ia pelajari dalam Kristen, seperti Yesus adalah anak Tuhan, dan bahwa dia adalah Tuhan. Ia membandingkan dengan apa yang dikatakan umat Muslim bahwa Yesus adalah nabi dan tak pernah minta untuk disembah.
Saat konsep Trinitas sudah ia yakini kesalahannya, Melinda tak serta merta menyatakan masuk Islam. Satu hal yang menghalanginya masuk Islam adalah anggapan bahwa dirinya takkan diterima secara sosial jika menjadi Muslim. “Itu karena kesombongan kita sendiri dan prasangka. Kadang kita tidak bisa menerima seseorang dari ras yang berbeda, dari warna yang berbeda atau dari negara dan budaya yang berbeda,” ujarnya.
Namun, Melinda sadar dan segera memantapkan hatinya untuk memeluk Islam dan menikah. Ia teringat saat pertama kali akan menikah dan berpindah agama. "Sulit sekali menjelaskan pada keluarga besar yang sebagaian besar Katholik dan sebagian Kristen,” kata dia.
Ia juga mengatakan sangat sulit berada dalam suatu negara dengan kondisi minoritas namun begitu banyak prasangka. "Alhamdulillah, kini saya Muslim. Sudah menikah dan mulai menjalankan ajaran agama Islam," tegas Melinda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar