TRIPOLI (Berita SuaraMedia) – Para pemberontak Libya telah menuduh pasukan Kolonel Moammar Gaddafi berkeliaran dengan penyamaran sebagai penduduk sipil untuk melarikan diri dari serangan oleh pesawat perang koalisi yang telah menghancurkan tank-tank dan kendaraan bersenjata.
Pasukan pemberontak telah beberapa kali dalam beberapa hari ini merasa diri mereka disergap oleh para pasukan, sering mengenakan pakaian penduduk sipil, melakukan perjalanan dengan menggunkan truk pick-up tanpa tanda, mereka mengatakan.
Pasukan pemerintah Libya pada hari Kamis (31/3) menggabungkan upaya mereka ke kota Brega setelah para pemberontak telah mundur menjauh pada hari sebelumnya.
Pada pihak pemberontak, rasa takut yang menular akan kekalahan pada hari Rabu, telah berkurang dan pasukan mereka duduk santai di bahwa sinar matahari di sisi-sisi jalan di barisan depan mereka sekitar 30 mil barat Ajdabiya.
Keseluruhan hari, kedua pihak sebagian besar menyimpan roket jangkauan sekitar 20 mil dengan pendaratan tembakan serentak di gurun ke sisi jalan yang lainnya.
Kolonel Frosh Al-Bushal, seorang petugas militer yang membelot menjadi pemberontak, mengatakan bahwa orang-orangnya telah disergap oleh pasukan dengan mobil-mobil penduduk sipil ketika mereka mendekati Brega di subuh hari, hanya untuk mundur.
Ia mengatakan: "Mereka menggunakan pakaian dan mobil penduduk sipil sehingga kita tidak memperhatikan mereka dan pesawat-pesawat tidak dapat melihat mereka." Sebuah sergapan yang sama terjadi di luar kota Binjawwad pada hari Selasa.
Jet-jet koalisi dapat terdengar sepanjang hari, namun Kolonel Al-Bushal mengatakan bahwa para pejuang belum melaporkan adanya serangan udara.
"Koalisi tersebut mengawasi kita, mereka terbang di atas kita, namun mereka tidak melakukan apapun. Mereka seharusnya menembak misil terus-terusan," ia mengatakan.
"Di mana persenjataan berat kami? Kapan pasukan koalisi akan memberikan kita senjata-senjata canggih?" ia menanyakan.
Orang-orangnya mengatakan bahwa kebutuhan terbesar mereka adalah senjata-senjata anti-tank.
Ancaman pasukan penyamaran Gaddafi mengintensifkan kecurigaan akan adanya mata-mata di pos pemeriksaan anarkis yang dikendalikan oleh para relawan yang tersebar di sepanjang jalan tersebut.
Di gerbang bagian barat Ajdabiya, sebuah truk berisikan para buruh dari Chad diseret keluar jalan oleh gerombolan pengacau yang mengancam untuk turun masuk ke dalam sebuah gerombolan pembunuhan.
Seorang juru bicara untuk kelompok tersebut menolak tuduhan bahwa mereka adalah tentara bayaran atau bertindak sebagai pendukung untuk roket-roket Kolonel Gaddafi.
Ketika para pemberontak menyadari adegan tersebut direkam oleh para kru film dan fotografer, mereka membiarkan para buruh tersebut untuk lewat.
Para pakar hak asasi manusia dan pakar ranjau juga memperingatkan bahwa pasukan Gaddafi telah menyebarkan ladang ranjau di daerah sekitar Ajdabiya.
Dua lahan ranjau ditemukan oleh para pengawas di hari-hari yang mengikuti mundurnya pasukan Gaddafi pada hari Sabtu dan nampkanya telah disebarkan selama pendudukan 20 hari mereka dari seberang kota 90 mil dari ibukota para pemberontak Benghazi. (ppt/tlg) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar