REPUBLIKA.CO.ID,Kepala kepolisian Amsterdam Bernard Welten berpendapat, agen polisi tidak akan sampai melakukan penangkapan jika ada undang-undang melarang pemakaian burka. Dalam acara televisi "Vijf jaar later" Welten menegaskan tanggung jawab yang harus selalu dipikul polisi itu sendiri sehubungan larangan burka.
"Saya pikir kami akan berbicara dengan wanita pemakai burka. Tapi kami harus selalu berpikir sebagai polisi." Welten memperkirakan bahwa secara politik dia tidak akan dipaksa untuk melakukan penangkapan terhadap wanita pemakai burka.
"Saya pikir tidak akan sampai sejauh itu." Kepala kepolisian memperkirakan bahwa parlemen masih akan mendiskusikan penerapan hukum yang selaras dengan kesepakatan memerintah.
Anggota parlemen dari partai kanan-populis PVV, Hero Brinkman menganggap pendapat Welten sebagai contoh klasik 'politik kuno.' Brinkman memberikan reaksinya dalam program radio 'Nog Steeds Wakker Nederland.'
Menurutnya, kepala kepolisian sudah bertahun-tahun menyalahgunakan ruang kekuasaan mereka menurut pertimbangan mereka sendiri. Begitu pula dalam penerapannya. Tapi hal ini tidak mungkin terjadi dalam kabinet baru ini, antara lain karena pengaruh partai kanan pimpinan Geert Wilders tersebut.
Terganggu
Partai pemerintah VVD juga merasa terganggu dengan pernyataan kepala polisi Amsterdam dan menuntut agar pernyataan itu ditarik kembali. Anggota parlemen dari VVD, Jeanine Hennis-Plasschaert menganggap pemimpin kepolisian tidak bisa memilih sendiri undang undang mana yang akan diterapkan.
Brinkman berpendapat, menteri Keamanan dan Kehakiman Belanda, Opstelten, bisa bertindak terhadap pernyataan Welten. Namun, lanjutnya, hal itu tidak dianggapnya sangat penting. Welten sudah berada di akhir masa jabatannya, tutur anggota parlemen ini.
Setelah reorganisasi, kepolisian Belanda hanya akan dipimpin satu kepala kepolisian. Dialah yang harus menerapkan hukum seperti yang ditetapkan parlemen.
Polisi bagi hewan
Sehari sebelumnya kepala polisi itu juga telah mengkritik usulan lain yang diajukan partai PVV. Sewaktu formasi kabinet, Perdana Menteri Mark Rutte harus mengabulkan beberapa tuntutan PVV. Sebagai gantinya ia mendapatkan dukungan partai Geert Wilders untuk kabinet.
Di samping larangan pemakaian burka, PVV juga menuntut pembentukan satuan polisi pelindung hewan yang dilatih khusus.
Polisi ini harus menangani kasus-kasus perlakuan buruk serta penelantaran binatang. Tapi kabinet menolak memberikan dana ekstra bagi 500 agen polisi yang harus dilatih. 'Polisi cavia', demikian julukan yang diberikan Welten.
"Orang-orang ini harus diambil dari kekuatan polisi yang ada sekarang, dan mereka berada di bawah tekanan" kata kepala polisi itu dalam pidato tahun baru.
Kasus pelecehan
"Jika toh mau menyekolahkan lima ratus agen polisi, saya tahu untuk apa saya ingin menyekolahkan mereka" tegas Welten, menunjuk pada kasus pelecehan seksual di Amsterdam. Dalam menyelidiki dan pelacakan kasus porno anak-anak, ibukota jelas kekurangan tenaga.
Welten mendapat dukungan antara lain dari walikota Amsterdam dan Venlo. Mereka tidak memprioritaskan masalah penderitaan binatang. Mereka lebih mengutamakan urusan lain misalnya porno anak-anak, coffeeshops, perampokan dan penanganan perusuh.
Anggota parlemen Dion Graus, yang mengusulkan ide mendirikan 'polisi cavia' menganggap kritikan itu sebagai sesuatu yang sangat memalukan. Dia bahkan menyebut kepala polisi Amsterdam itu sebagai "pejabat kampungan".